ATAS KESEPAKATAN BERSAMA Musholla Al-Jihad yang terbilang mungil ini bisa kita tingkatkan menjadi Masjid, dan sejak itu hingga sekarang telah melakukan Sholat Jum'at hingga sekarang dan berdasarkan pantawan jama'ah yang ikut sholat Jum'at di Masjid ini selalu saja di atas 50 bahkan tiga kali diantaranya mencapai di atas 60 jama'ah. Walaupun sekitar sepertiga penduduk di lingkungan RT 1 di mana menjadi lokasi Masjid ini justeru tidak melaksanakan Sholat Jum.at di Masjid ini karena ada kegiatan yang lain di luar yang tak dapat ditinggalkan. Artinya jumlah jama'ah masih terdapat potensi untuk sewaktu waktu berkembang, terutama hari libur. Dan Karena itu pula maka dalam waktu dekat Pengurus akan segera membentuk Panitia Pengembangan Masjid.
Untuk dalam rangka menyegarkan ingatan, bahwa terselenggaranya Sholat Jum'at di Masjid ini adalah karena dirurupnya Masjid disekitar terkait virus corona tetapi Pemerintah tidak melarang untuk menyelenggarakan sholat lima waktu berjama'ah. Ternyata pada hari Jum'at banyak jama'ah yang datang untuk ikut sholat dzuhur berjama'ah pada hari Jum'at. Selain penduduk setempat, banyak juga mereka mapir untuk sholat berjamaah. Keterangan dari mereka bahwa mereka memilih sholat di sini karena menghindari kerumunan di masjid lain yang menyelenggarakan sholat Jum.at secara sesak sehingga tidak mungkin menyesuaikan dengan kaidah protokal kesehatan terkait virus corona ini.
foto
Minggu, 12 Juli 2020
Jumat, 10 Juli 2020
TERKAIT VIRUS CORONA KITA MEMANG HARUS BERQOLBU SEHAT.
DENGAN QOLBU YANG SEHAT maka kita akan berakal sehat, dan dengan akal yang sehat maka kita akan mampu mengambil kesimpulan atau ketetap yang sehat pula. Dengan akal sehat dasn kesimpulan yang sehat pula maka kita akan yakini lebih mendekati kebenaran, tetapi hanya Allah yang mengetahui kebenaran yang hakiki.
Khatib kami di Masjid Aljihad Ustad Imron Rosadi Jum'at 10 Juli 2020 tadi siang memilih tema tentang sikap para jama'ah masjid virus corona. Setidaknya ada dua kata beliau, ada pihak yang demikian patuh keputuisan dan oetunjuk Pemerintah yang sempat melarang jama'ah sholat Jumat di Masjid. Dan Kota Bandar Lampung sempat dikategorikan sebagai zona merah.
Ada jama'ah yang mematuhi ketetapan dan petunjuk Pemerintah yang salah satu isinya melarang sholat taraweh dan Jum'at berjama'ah di Masjid. Tetapi ada jama'ah dengan berbagai dalil serta [ertimbangan tetap memilih sholat berjama'ah di Masjid, bahkan bila peserta jama'ah sholat Zuhur mencukupi pada hari Jum'at mereka melalukan sholat jum'at dengan jamah yang terbatas, serta mengikuti kaidah kaidah protokol kesehatan, dan menghgindari kerumunan.
Tentang konten khutbah Ustadz Imron Sosadi silakan putar vide yang kami cantumkan dalam blog ini, Apakah keputusan kita benar, maka kami menampilkan tulisan yang sangat sederhana ini. Kita tuidak boleh menghakimi Saudara sendiri ketika terjadi perbedaan saikap terkat Virus Corona, apapun keputusan kita, belum tentu kita benar, belum tentu yang salah. Lebih baik kita banyak istighfar dan saling mendoakan agar diampuni segala kesahan dan perunjuk jalan yang lurus.
Khatib kami di Masjid Aljihad Ustad Imron Rosadi Jum'at 10 Juli 2020 tadi siang memilih tema tentang sikap para jama'ah masjid virus corona. Setidaknya ada dua kata beliau, ada pihak yang demikian patuh keputuisan dan oetunjuk Pemerintah yang sempat melarang jama'ah sholat Jumat di Masjid. Dan Kota Bandar Lampung sempat dikategorikan sebagai zona merah.
Ada jama'ah yang mematuhi ketetapan dan petunjuk Pemerintah yang salah satu isinya melarang sholat taraweh dan Jum'at berjama'ah di Masjid. Tetapi ada jama'ah dengan berbagai dalil serta [ertimbangan tetap memilih sholat berjama'ah di Masjid, bahkan bila peserta jama'ah sholat Zuhur mencukupi pada hari Jum'at mereka melalukan sholat jum'at dengan jamah yang terbatas, serta mengikuti kaidah kaidah protokol kesehatan, dan menghgindari kerumunan.
Tentang konten khutbah Ustadz Imron Sosadi silakan putar vide yang kami cantumkan dalam blog ini, Apakah keputusan kita benar, maka kami menampilkan tulisan yang sangat sederhana ini. Kita tuidak boleh menghakimi Saudara sendiri ketika terjadi perbedaan saikap terkat Virus Corona, apapun keputusan kita, belum tentu kita benar, belum tentu yang salah. Lebih baik kita banyak istighfar dan saling mendoakan agar diampuni segala kesahan dan perunjuk jalan yang lurus.
Setidaknya marilah kita telusuri pemikiran seorang ulama yang banyak bicara tentang jiwa atau qalbu yang sehat, karena dari qalbu atau jiwa yang sehat, maka kita akan mendapatkan akal yang sehat pula. Kita tahu bahwa dengan akal yang sehat, maka kita akan tiba pada kepuitisan dan sikap yang sehat serta mendekati kebenaran. Pada qalbu yang sehat terdapat akal dan pikiran yang juga sehat.
Ada qalbu yang sehat dan ada juga qalbu yang sakit. Qaldisebut sakit manakala Disebut qalbu yang sakit manakala dalam pikirannya terhenti pada sebuah keragu raguan. Disebut qalbu yang sehat manakala pikirannya, dan ketetapannya penuh dengan keyakinan. Untuk mencapai itu maka harus kita bangunkan qalbu kita, qalbu akan bangun manakala banyak zikir dan kita merasa Allah selalu memperhatikan kita,, sehingga kita tidak pernah lali, lalainya kita adalah karena qalbu kita sedang tidur. Harus kita hidupkan kalbu kita, qalbu yang hidup tandanya kita haus akan ilmu, sehingga kita memiliki wawasan yang luas, Jangan sampai qalbu kita mati, qalbu kita disebut mati manakala kita tak memiliki keinginan dan kemampuan menambah nam,bah ilmu dan pengetahuan di qalbu kita. Menuju qalbu yang sehat Qalbu harus hidup jangan mati. Qalbu harus harus bangun jangan tidur, dan qalbu jangan sakit, dan qalbu kitapun Sehat.
Kita harus memiliki kemampuan yang jujur dalam mengevaluasi diri.Untuk memastikan apakah qalbu kita masih hidup kita ukur dari keinginan kita menambah wawasan, apakah kita menulusuri kebenaran sebuah informasi dari sumber yang valid berdasarkan struktur ilmu yang metodologis, itu adalah pertada qalbu kita hidup. Atau kita merasa cukup nyaman dengan berbagai brita hoax karena secara kebetulan seirama dengan selera dan nafsu belaka belaka.
Apakah ketika kita menetapkan keseimpulan itu dilingkupi perasaan sedang dalam dalam awasan Allah, dan itu merupakan wujud dari apa yang kita zikirkan, itu pertanda qalbu kita sedang bangun. Atau kita justeru berulangkali melakukan kekeliruan kekeliruan serta kelalaian lainnya, dalam memutuskan sesuatu sering kita berargumen dengan argumentasi yang subjektif, sehingga sering mengalami kekaian dalam banyak aspek. Jika itu yang terjadi maka berarti hati kita sedang tidur.
Perkuat itu smua sehingga qalbu kita tidak sakit dan sehat. Sekali janmgan saliung menyalahkan dan jujurlah menilai pribadi, sehingga kita mengetahui di mana sebenarnya posisi diri kita. Dan jagalah jangan sampai qalbu kita, mati, tidur dan atau sakit. Jadikalah qalbu ini tetap hidup, tetap bangun serta tetap sehat. Wakkoihu a'lam bishowa.
Langganan:
Postingan (Atom)