foto
Selasa, 23 Juli 2019
BELAJAR DARI RESENSI BUKU
KALAUPUN SEANDAINYA Tim Pengembang Musholla Aljihad berkenan mengaksep gagasan untuk membantu mahasiswa UIN Rd. Intan utamanya yang berasal dari sekolah umum maka tentu saja ada beberapa langkah persiapan yang harus diselenggarakan. Yang intinya dalam rangka menyamakan sikap dan wawasan antara para narasumber dengan para mahasiswa. Dan juga tentu saja dengan penyelenggara. Utamanya para mahasiswa memang harus benar benar mengenal berbagai kaidah penyusunan resensi, sehingga membaca resensi itu akan terjadi kedekatan dengan konten buku yang diresensi.
Agar mahasiswa tertarik dengan sebuah buku yang bermutu maka penulis biasanya akan memperkenalkan judul buku, pengarang, penerbit, tebal buku dan harga buku. Ketika masuk ke resensi buku penulis mulai memperkenalkan ciri dari buku tersebut dan juga posisinya dibanding beberapa buah buku yang memiliki konten yang sama, penulis juga membahas kelebihan dan kekurangan buku btersebut. Lalu berkesimpulan dengan manhajukan sejumlah keuntungan dari membaca buku tersebut, akan menarik manakala penulis berkenan menghubungkannya dengan sejumlah keterangabn kenyataan dalam p-erkembangan yang terakhir.
Penulis biasanya akan menjembatani sebuah perbedaan arah antara kebiasaan Timur Tengah dengan Barat, kecenderungan Barat biasanya berusaha mencari sesuatu yang baru, sedangkan kecendrungan Timur Tengah biasanya berupaya mengembalikan hal hal yang dianggap telah terlalu menyimpang dari hal hal yang semestinya. Kebenaran damn Kemurnian sejarah menjadi hal yang kunci. Di situlah nanti antara lain peran besar para narasumber.
Beban berat narasumber adalah terkait denganupaya mengenali semua aspek dari buku yang diresensi agar pembaca atau mahasiswa terbantu mengenali buku itu secara utuh, dengan cara menyusun kutipan kutipan pendek tetapi informasi seolah utuh. Bagaimana hubungan buku itu dengan berbagai buku lainnya, lalu di mana letak kelebihan dari buku ini. Subhanallah, pekerjaan itu tidaklah mudah. Tetapi kami yakin banyak mereka yang mampu, hanya saja mereka belum banyak yang memintanya, karena sebagian para intelektual kita yang masih enggan menulis karena belum melihat komunitas mana yang akan memanfaatkan karyanya. Maka demikian kita berupaya membantu membangun komunitas itu.Mohon doa dari kuta semua. .
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar