foto

foto

Kamis, 21 Mei 2020

SEBUAH PELAJARAN BERHARGA DARI CORONA.

SEDANG SEHATKAN MASYARAKAT KITA 

 

Fachruddin
NAMA CORONA, mendadak jadi terkenal, membuat mereka yang memiliki nama Corona menjadi tersipu, apalagi nama itu dikaitkan dengan wabah virus yang mengerikan.  Muncul foto seorang wanita muda dan Cantik memanakai seragam Korpori, ada juga seorang Wanita Cantik seragam anggota TNI bernama Corona, tetapi lebih banyak lagi muncul gambar gambar meme, yang umumnya mengundang senyum tipis. karena memang masyarakat sedang prihatin, dengan dampak dari virus Corona itu.

Tulisan pendek dan ringan ini dipastikan tak akan menghasilkan apa apa, bahkan masih eninggalkan sejumlah pertanyaan, yang membutuhkan waktu untuk mendapatkan jawabannya. Apalagi Pemerintah sendiri melalui dua konsep yang tidakjelas, yaitu relaksasi dan damai bersama corona. Yang tertangkap oleh masyarakat banyak adalah nanti setelah Idul Fitri berlalu, maka semua akan berjalan alami karena hingga kini belum diketemukan penangkalnya, maka berarti siapa diantara kita yang berhasil mempertahankan kesehatan, maka Insya Allah bisa selamat, sedang bagi yang teledor maka akan mengalami kesulitan untuk bertahan hidup.Bisa jadi separoh penduduk kita akan berkurang.

Teori apapun yang akan disampaikan, maka itu semua tak akan terlaksana jika politik Pemerintah tak mendukung, umpamanya lockdown, jika masyarakat tak dibantu, maka mereka akan tetap keluar untuk mencari rejeki sendiri. Mereka akan bekerja seperti biasa. Mereka akan pergi kemana saja yang memungkin mendapat rejeki di sana. Aktivitas masyarakat dan mekanisme masuyarakat jelata akan terbentuk saja secara alami. Siapa yang tak bekerja, siapa yang tak berusaha maka Ia tak kebagian rejeki. Dan manakala ada diantara anggota keluarga yang kena virus Corona, maka semua anggota keluarga akan terancam secara domino.

Tetapi bukan itu point yang ingin saya sampaikan. Pengaruh kebijakan terkait viurus corona ini masjid menjadi sepi, terutama di derah yang disebut sebagai zona merah, tetapi sayangnya baik dalam penetapan zona merah dan banyak lagi lainnya, Pemerintah seperti tak satu bahasa, selain berganti ganti, ada yang saling membantah dan juga gampang berganti, nampak seperti tak punya data dan tak memiliki kebijakan dan arah yang jelas. Bahasan pintas yang akan saya sampaikan adalah masjid menjadi sepi. Pihak kepolisian bersama aparat sipil memiliki andil, karena mereka hanya relatif berhasil menertibkan masjid dan rumnah ibadah lainnya di lingkungan Islam.

Yang lebih menyedihkan lagi banyak sekali tokoh panutan, setidaknya di Musholaa Aljihad justeru para tokoh panutannya yang duluan menyatakan tak akan masuk ke Musholla hingga sitruasi benar benar aman. Ada juga yang sangat yakin dan tidak mengurangi sedikitpun aktivitasnya. Ada yang semula sudah pamit tak lagi ke Masjid, tetapi tiba tiba datang dan kembali aktif, tetapi ada juga semula tak berubah dan mengurangi aktivitasnya, tetapi tiba tiba hilang. Tetap lebih banyak, mayoritas yang memilih jalan angin anginan. Terkandang hilang dan terkadang muncul. Tentu saja sikap jamah sebagian besar adalah  bersifat angin anginan. Mereka sangat tepengaruh oleh arah angin.

Satu hal yang sangat menyedihkan bagi saya, di Musholla mungl di mana saya biasa ikut berjama.ah kami kehilanagan imamiyah,  artinya kami kehilangan tokoh panutan. yang memberikan inspirasi serta petunjuk yang valid serta mampu meminimalisir sikap sikap subjektifnya. Bernjak dari Musholla mungil  di mana kami melaksanakan sholat berjamaah dan bincang bincang masalah agama, tak ada pimpinan ksami yang memiliki kesanggupan wejangan tentang bagaimana bersikap dan berbuat terkait virus korona ini terkait peribadatan  jamaah di Musholla kami.

Ada yang mencoba coba mempertahankan sikapnya, tetapi sayang di belakang Dia dicemoohkan karena dinilai memiliki rasa ketakutan yang terlampau tinggi dan subjektif, karena sudah mengambil keputusan kekeh jauh sebelum adanya data yang daerah yang tersiar, aparah lagi keputusan pejabar yang berwenang bahwa Bandar Lampung  dikategorikan sebagai zona merah. Tetapi Hanya selang sehari diputuskan sebagai zona merah, Walikota langsung menyatakan tidak setujuannya, karena katanya Tim menyembunyikan data.

Memang masing masing kelompok yang saya gambarkan atas dasar prilaku jamaah kami, memang terjadi perbedaan perbedsaan pendapat, tetapi masing masing seperti tak memenuhi kapasitasnya sebagai pengajak, karena dia sendiri tidak begitu paham dengan situasi yang sebebarnya, sehingga dia tidak berusaha untuk pengajak. Kami benar benar kehilangan tokoh panutan, banyak mereka yang berpendapat tetapi tak memiliki keyakinan yang cukupo bahwa pendapatnya benar dan pantas diikuti.

Kelompok kerlompok kami hanya kelompok kesamaan, mereka yang memiliki kesemaan pandapat lalu saling merapat, saling bersahabat, tetapi tak juga yajin bahwa pendapat mereka akan selamanya mereka yakini kebenarannya. Kita tahu bahwa itu semua karena curahan informasi yang berlaku lebih dikuasai oleh Pihak Pemerintah, tetapi sayangnya di Pemerintah sendiri seperti tak ada jurubicara yang bicara secara totalitas, tetapi mereka umumnya hanya berusaha melihat dari sisi sisi tertentu saja, sehingga rawan perebedaan dengan antar satu dengan yang lain.

Perkembangan terakhir nampaknya Para Pejabat sudah mulai akan menyesuaikannya dengan pendapat dan keinginan Presiden. Dan Para Pejabat sepertinya berusaha untuk mengupayakan relaksasi terkait virus corona ini, dan langkah selanjutnya adalah akan melaksanaan perdamaian perdamaian seperti layaknya dua bangsa yang sedang terganggu kepentingannya. Dan kita tak tahu bagaimana Ending dari ceruita perdamaian ini. Masih butuh waktu yang cukup lama, walaupun sejak awal itu diketahui bahwa langkah itu tidak lazim. Bisa juga kita sebut sebagai Zeri Informatiom.

Sebagai penutup dari tulisan ringan ini saya ingin mengacu kepada Petuah Ibnu Thaimiyah. Bahwa seseorang itu sangat tergantung dengan hatinya. Bila hatinya sehat, maka akalnyapun sehat. Ada beberapa kategori hati manusia. Ada hati yang hidup, ada hati yang tidur, ada hati yang sehat. Hidup jangan sekedar tidak mati Jnagn Bangu sekedar tidak tidur, sehat jangan sekedar tidak sakit. Hati yang hidup selagi Ia berusaha menambah Ilmu Pengetahuannya. Bangun hatinya bila Ia tetap Zikir dan Zikir. Hatinya sehat manakala tidak lagi memiliki keragu raguan dalam mengambil
Hatinya mati manakala ilmu tak bertambah, banyak kelalaian dilakukan manakala hatinya tidur, sedangkan penuh keragu raguan manakala hatinya sakit. Menurut hemat saya mayoritas kawan kawan dalam bersikap, jika ini benar maka kami sesungguhnya banyak hati kami yang sedang sakit dan butuh penyembuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar