PRISTIWA INI BAGI UMMAT ISLAM, adalah pristiwa luar biasa, pristiwa besar yang harus disikapi. Itulah sebabnya sulit bagi kita untuk memahami mengapa terkait masalah upaya penusukan Seorang Ulama besar yang hafiz Quran di Bandar Lampung, dan dalam waktu yang hampir bersamaan juga terjadi pembacokan seorang Imam Masjid Hanya dalam waktu singkat pristiwa itu menjadi viral, bukan saja hanya di medsos, tetapi juga media striming.
Ada dua hal yang akhirnya menjadi perhatian serius, pertama diamnya Kemenag dan Presiden. yang kedua membiarkan adegan brutal terkait penusukan pembacukan, gerakan yang demikian brutal dan sadis di mana pada umumnya hal yang demikian itu diberbagai negara maju dilarang. Karena hal tersebut akan menanamkan ketakutan dan kebencian. Ini berbahaya, manakala yang berbuat ternyata dibesarkan oleh satu kelompok komunitas, maka kamunitas itu diharuskan ikut menanggung resiko, padahal belum tentu itu terkait dengan kamunitas di mana Iya berada.
Dan yang juga tak kalah pentingnya untuk disikapi, bahwa pristiwa tersebut akan membuat para Ulama, para dai, para khatib, para imam sholat dan para ummat Islam, sangat mungkin akan memiliki pengaruh yang sangat besar, saetidaknya perasaamn was was atau kekhawatiran di hati. Demikian banyak jama'ah yang hadir yang tidak saling kenal. Apalagi khatib sekali kali akan mengundang khatib tamu sebagai selingan, sehingga informasi yang diterima akan berfariasi.
Maka sebaiknya memang ada sejumlah Pengurus dan jama'ah yang dibebani tugas untuk mengamankan suasana, atau setidaknya memberikan rasa aman. Baik kepada Ulama, para Dai/khatib, imam yang bertugas di Masjiod itu. Sebaiknya mereka memang diberikan pakaian seragam. Memang tidak harus berpakaian loresng mirip TNI atau Polisi. Baju koko putihpun cukup, umpama diberikan ciri warna pundak, atau warna di kantong, yang orang lain tidak memakainya. Agar para jama'ah segera paham bahwa sipemakai baju koko seperti itu, dibebani membantu keamanan bagi para jamaah pada umumnya, dan petugas seperti Khatib/Imam/ bilal dan sebagainya.
Jika setelah sekian hari berlalu ternyata Kemenag tidak respon, Presiden tidak respon, itu artinya sebagai jama'ah harus lebih bijak untuk mengamankan masjid secara mandiri, toh banyak diantara jama'ah mungkin diantaranya ada yang Anggota Polisi ataupun TNI, maka kepada jamaah yang tersebut kita bisa konsultasikan perkara etika memelihara keamanan secara mandiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar