SEMAKIN SERING DUDUK DIDEPAN layar kaca memirsa siaran TV menyimak para pakar bicara, kita akan semakin merasa prihatin menyimak pembicaraan mereka, karena istilah yang selama ini ini dilontarkan para petinggi yang menggambar kemajuan yang akan dicapai dalam jangka waktu dekat nampaknya haruis kita tunda puluhan bahkan samapai ratusan yang akan datang. Terkait Peringatan G 30 S PKI 1965 yang lalu dibanding tahun lalu, nampaknya tahun ini justeru akan mampu semakin menenggelamkan kita. Sejarah yang terlanjur tertulis dan telah dibaca kalangan luas, kini ramai ramai akan dipungkiri sehingga sejumlah pelaku kejahatan pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) yang puncaknya terselenggara tanggal 30 Deptember 1965 dan anak keturunan pelaku pemberontakan kini sudah berani terang terangan membantah catatan sejarah kelam itu di satu sisi, tetapi disisi lainnya mereka bersumpah masih akan melakukan balas dendam, pernyataan pernyataan melalui medsos konon sangat berani untuk unjuk muka, tetapi hebatnya di lain pihak banyak orang pintar, penyandang politisi, pengamat, tokoh masyarakat dan bermacam gelar kehormatan disandang mereka. Tetapi mereka mengatakan bicara masalah PKI itu hanya halusinasi belaka. Untuk itu ada yang membantah, dan hukuman 2 tahun penjara bagi siapa yang berani membantahnya.
Sebelum terjadi pemberontakan berdarah paling biadab di Indonesia ini diawali dahulu dengan berbagai pristiwa pembunuhan dengan sasaran ummat Islam, khususnya ulama dan para santri, dan puncak puncaknya adalah pembunuhan secara biadab terhadap tujuh pahlawan, mereka terbunuh oleh Pasikan Cakrabirawa, yaitu Pasukan Pengawal Kepresidenan di masa Presiden Soekarno. Halusinasikah itu semua.
Mungkin Rocky Gerung sebagai pengamat politik itu tak sepenuhnya benar, dia mengatakan bahwa pada saat ini Bangsa Indonesia sedang dikuasai kelompok orang orang dungui. Sesreorang disebut dungu adalah manakala terbiasa mengambil sebuh konklusi secara tidak benar bahkan tak memahami premis premis yang ada. Agak kualahan para steru menjawab tuduhan Gerung, tetapi memang masyarakat dipertontonkan oleh sejumlah politisi, pengamar dan bahkan para pemangku kebijaksanaan, sehingga masyarakat benar benar kehilangan kepercayaan. Dan ketika berdiskusi tentang PKI kita benar benar disajikan dengan kehampaan harapan Indonesia hebat itu.
PKI itu hanya halusinasi, Bagi anak keturunan dan bahkan cucu cucu dari mereka yang terlibat pemberontakan PKI, maka cerita tentang pemberontakan PKI itu tajk lebih hanya rekayasa belaka, sesuai dengan halusinasi para Penguasa Orde Baru. Sedasngkan kebangkitan politik PKI bagi pengamat tak lebih hanya halusinasi belaka. Kota koata yang mereka jadikan kunci adalah PKI sudah tidak ada lagi, di Sovyet Komunis Bubar, sedang di China Komunis melakukan politik kapitalis besar besaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar