,
NAMUN KITA AKAN MEMILIH DIAM KETIKA KITA TAK MEMIILIKI DATA ATAU MEMILIH MENGINGKARI DATA YANG ADA.
KITA HARUS PUNYA DATA Untuk bisa berbuat sesuatu di Masjid ini. Seorang kawan tertawa geli dia mengatakn secara yakin bahwa untuk membangun masjid kita butuh uang. Sulit bagi kita untuk membantah pernyataan itu. Saya kiatakan uang memang vital, tetapi bukan segala galanya. Dan untuk membicarakan itu kita butuhkan waktu panjang sekali.
Marilah kita belajar kepada para ulama jaman dahulu sebelum kita mencapai hasil pembangunan yang membuka pujian bagi para Penguasanya menjadi pihak yang harus diteladani dan dipujikan. Dahulu para ulama disaat ratusan tahun sebelum Indonesia Merdeka sudah berdatangan ke Indonesia untuk berdakwah. Pada saat itu belum lagi terdengar dalam ucapan ucapan istilah Indonesia dan bisa jadi Nusantara.
Sekedar mengingatkan dahulu para Da'i itu umumya adalah mereka yang sukses dalam bidang ekonomi. Mereka pounya perusahaan atau usaha niaga, bermula mereka hanya berdakwah kepada karyawan mereka secara terbatas, lalu berkembang mereka berdakwah kepada para pelanggan. Karena Sang dai juga adalah kaya raya sehingga mereka mampu membuat para undangan bisa kenang ketika datang, dan kenyang ketka pulang. Sementara Sang dai sendiri selain matang dalam bidang keilmuan juga masalah pribadinya sudah selesai. Karena usahanya juga berjalan seirama dengan dakwahnya. Kemajuan dakwah Islam kita berhasil mempersatukan diri untuk mengusir penjajah. Pada saat dunia dakwah membuat Muslim di Negeri tercinta ini mencapai 90% lebih dari jumlah penduduk Dengan Jiwa keislaman masyarakat yang tunduk di bawah Koordinasi Para Ulama,
Kita patut bersyukur Pengorbanan Para Ulama bersama para Ummatnya, tak terhitung jumlah mereka yang gugur dalam perjuangan, tetapi sebagai ummat bergama maka pengorbanan mereka tisaklah sia sia. Walaupun sebagain dari mereka tak banyak memahamani secara mendalam apa itu Kemerdekaan, Apalagi Politik dengan segala retorikanya, tetapi yang jelas mereka sangat berperan dalam merebut Kmerdekaan, Mereka memiliki Kepatuhan kepada Ulama, dan Ulama telah mencapai dan menyelesaikan tugas mereka.
Penguasaan Ummat Islam kepadsa perkembangan ekonom, kita di zaman Kemerdekaan sangat sedikit sekali Perekonomian dikuasai oleh oligarki Banyak sekali terjadi perubahan bahkan ada yang diametral. Jika dahuluulama dan para santrinya itui dielu eliukan karena tng terhitung jumlahnya yang syuhada dalam merebut Kemerdekaan, maka keadaan sekarang para Ulama adalah termasuk pihak yang sangat dibatasi dalam bicara, walaupun selain ulama banyak pihak yang justeru memilih puasa dalam bicra, banyak piuhak yang hemat dalam bicara. Ituylah keadaan politik kita.
Tetapi diam diam memang banyak pihak kita yang yang diam diam memiliki kekuasaan dan kewenangan yang sangat mengagumkan, sehingga bayak pihak yang memiliki rasa hormat dan keengganan. karena memiliki posisi yang berbeda. Tetapi selain itu banyak juga diantara kita yang diam diam banyak sekali kesulitnya, termasuk diantaranya adalah kesulitan ekonomi. Tetapi dalam keadaan yang serba diam diam itu, maka sudah seharusnya diam diam kita harus memiliki perhatian kepada Saudara Saudara kita yang yang diam diam mengalami kesulitan ekonomi itu.
Ada sesuatu yang kita harus cemaskan, yaitu turunnya angka statistik ummat Islam, yang dahulu 90%-an lebih, kini konon turun secara signifikan. Tentu logis manakala kita berpendapat bahwa berdasarkan data yang ada maka manakala kita tidak melkukan sesuatu terkait statistik menurun yang terjadi dalam jumlah ummat Islam, maka dalam situasi ulama tak bebas bicara dan banyalnya ummat Islam yang sepantasnya berbicara, tetapi kenyataannya mereka yang menduduki jabatanpun, seperti tak sanggup buka mulut dengan perlakuan yang timpang bagi ulama dan ummat Islam.
Itulah sebebabnya kita membutuhkan upaya penyusunan data, diharapkan semua masjid memiliki data data tentang jama'ah masjidnya. Berapa pontensi riil, dan berapa pula potensi ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar