foto

foto

Kamis, 15 Desember 2022

TAKMIR HARUS IKUT MEMBICARAKAN EKONOMI UMMAT


GAMBAR DI ATAS  menunjukkan lokasi Pasar Kaget di halaman Utara Masjid Aljihad Perum Korpri Sukarame Bandar Lampung  Pasar kaget ini sebenarnya sudah Minggu kedua,  9 Desember 2022, sebagai kelanjutan dari sebuah pertemuan antara Ketua RT setempat dengan Takmir Masjid Aljihad Perum Korpri Bandar Lampung. Saya juga berkesempatan hadir dalam pertemuan itu dan setelah ada penjelasan singkat dari Ketua RT yang intinya memohon persetujuan kepada Takmir Masjid untuk bisa menyetujui karena pasar kaget ini akan mampu memberikan masukan dana bagi Kass Masjid, tetapi Jawaban Takmir Masjid ternyata akan menyerahkan sepenuhnya kepada kepada para jama'ah. Saya meminta kesempatan agar diberikan kesempatan untuk menjadi perespon pertama, saya katakan dahulu pernah datang utusan para pedgang pernah mendtangi Ketua RT terhahulu untuk diberikan kesempatan membuka pasar kaget di Lapangan Halaman Masjid ini, tetapi pada saat itu Takmir menolak, maka hal pertama saya mengusulkan agar nanti pada saatnya bila akan memutuskan untuk menerima atau menolaknya permohnan yang kini muncul lgi maka saya minta nanti Ketika Takmir akan memutuskan maka mohon jadikanlah sebagai salah satu bahan pertimbnagn mengapa dahulu takmir menolak, lalu apa alasannya bila tetap meolak dan apa pula alasannya mengaapa sekarang menerima. 

Lalalu narasi yang saya  bicarakan saya sedikit perluas, saya menceritakan bahwa Di Yogyakarta ada Masid Jogokaryan konon berhail mengundang sejumlah tokoh dan mereka yang sukses dalam bidang perekonomian untuk dilibatan Takmir berkenan menyem[atkan diri untuk berkunjung ke Takmir Masjid mupayapembinaan Pemakmuran Masjid dan meningkatkan kemampuan partisipasi para jama'ah menghidupkan pwewkonomian jamah selain pemakmuran masjid. Masjid Jgakaryan mendapatkan pujian dari berbagai tokoh dari berbagai Wilayah. 

Selain itu saya kembali mengungkap usul dari seorang Jama'ah yang meminta agar Takmir Masjid menyempatkan diri untuk mengunjungi Takmir Musholla Payungi yang berhasil membina sejumlah jama'ah untuk membangun Pasar Payungi dengan memanfaatkan pinjaman dari Uang Kas Musholla. Dengan memanfaatkan dana pinjaman dari Musholla ternyata berkat kerja keras Pasar itu benar benar berdiri dan para peminjam dana yang merupakan pedagang kecil di Pasar Payungi itu selain bisa berkembang, mereka semuanya sudah sanggup mengembalikan dana pinjaman itu. Sejumlah pejabat pusat sudah pernah mengunjungi Pasar Paungi di tepian Kotamadya  Metro Lampung ini, kaena Desa itu kini tiba tiba saja konon telh berubah menjadi Taman Wisata yang nyaman untuk dikunjungi. 

Yang ketiga saya sempat mendengar percakapan antara seorang  Pengurus Masjid Aljihad ini dengan seseorang yang terbilang masih muda dan nerjik, yang dibebanka untuk mereancang diselenggarakannya Jum'at kbar, tetapi sayang sekali pembicaraan mereka yang sempat saya simak itu bagaikan terhenti begitu saja tampa ada kebenarnian untuk melaukan pembicraan ulang. Saya memberikan  sedikit pabdabfab kepada Anggota Pengurus itu kenapa memilih dia, sedang disebelahnya sudah melakukannya setahun yang lalu. mengirim makanan ke Masjid ini setiap Jum'at, dahulu dia selalu mengirim Bubur Kacang Hijau, tetapi belakangan  berganti ganti, tentu pengalamannya selama lebih dari setahun itu sangat bisa dimanfaatkan dan diajak bicara, karena memiliki banyak pengalaman. 

Dalam konteks keinginan grup pedagang yang ingin mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan pasar kaget di halaman Masjid Aljihad, saya menyampaikan, bahwa saya akan lebih tertarik jika Takmir mengajak kita membicarakan bagaimana caranya memberdayakan ekonomi jama'ah.  Tetapi seandainya Takmir belum memiliki agenda untuk membicarakan masalah perekonomian jama'ah maka saya akan mengambil sikap netral, saya persilakan  saya bagaimana suara terbanyak. 

Apa yang saya sampaikan di atas sebagai mukaddimah dan akan ada yang saya sampaikan  sebagai pembicaraan lanjut manakala  sudah ada niatan Takmir untuk membicarajakan perekonomian ummat secara lenih dini. Tetapi selain saya ternyata tak ada yang berniat membicarakan ekonomi ummat, maka tentu saja berarti apa yang ingin saya bicarakan lebih lanjut itu harus saya simpat lebih dahulu.  Tulisan ini bagian pertama dari dua tulisan yang saya rencanakan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar