foto
Rabu, 04 September 2019
ADA TIGA ALTERNATIF
ALHAMDULILLAH, ada tiga alternatif gambar yang disampaikan oleh tim penggambar untuk dipilih jama'ah tentang masjid yang akan dibangun, ketiga gambar itu menggambarkan sebagai alternatif tang pertama adalah masjid dibangun dalam dua lantai, dari alternatif yang ada memang penggambar belum menonjolkan sisi interior, melainkan baru sisi eksterior sebagaimana pada masjid pada umumnya adalah menonjolkan kubah dan menara, serta bentuk rangka pintu dan jendela, serta carak keramik, sekedar pemancing imajinasi.
Gambar alternatif satu (1) ini dimaksudkan sebagai dua lantai dan bisa juga dibelokkan satu lantai, kalaupun dianggap satu lantai, maka berarti kubah yang ada akan dijadikan ciri dari masjid yang akan dibangun ini. Bangunan yang ada sebenarnya cukup kokoh, bahkan konon pondasi semulka dirancang untuk dua tingkat, tetapi apakah dalam pelaksasanaan memang sesuai dengan gambar perencanaannya. Ini menjadi sulit kita buktikan, karena bangunan ini bukan proyek yang menunjuk konsultan pengawas. Tetapi manakala disepakati dua lantai, maka selain kubah ditinggikan, maka kolom mermang harus benar benar diyakinkan kekuatannya.
Tetapi gambar ini bisa menjadi pembuka imajinasi atau gagasan bahwa konsep dua lantai dalam bentuk U atau setengah lingkaran. melingkari eksis bangunan awal, bila itu yang ditempuh maka sejatinya pembangunan bisa di awali dengan pengembangan sayap kiri dan kanan, dengan fondasi utuh untuk dua lantai, Dan tidak banyak mengganggu bangunan lama. ini bisa dilakukan sebagai penghematan dan penundaan. Sementara bangunan baru bisa difinalkan.
Untuk alternatif dua (2) nampak jelas gedung dirancang dalam satu lantai pelebaran sisi kanan dan kiri dan renov total di bagian belakang. Kubah lebih besar dipasang di bagian belakag. Sedang pada Gambar Alternati Tiga (3) juga menggambarkan bahwa pengembangan masjid direncanakan final satu lantai, hal tersebut terindikasi dengan direncanakannya pembangunan menara di bagian belang di atas bangunan yang ada.
Mungkin ini pendapat subjektivitas saya, atau semata pendapat pribadi saja, yang tentu saja harus diuji keakuratannya, bahkan kalaupun disampaikan alasan pertibangnnya, itupun masih jauh untuk mencapai teloznya, karena memang membutuhkan waktu yang panjang.
Yang ingin saya katakan bahwa "Masjid" (dalam tanda petik) adalah merupakan satu satunya bangunan yang selalu berkembang, dari Pengurus ke Pengurus, dari generasi ke generasi adalah merupakan person yang selalu mencari kesempatan untuk menorehkan kesempurnaan dan keindahan serta kelengkapannya.
Oleh karenanya tentu saja sebuah generasi pendahulu akan dirasakan bijak manakala mempersiapkan sebuah bangunan yang kokoh pada bagian bagian pokok, seperti fondasi serta kolom kolom bangunan, bahkan termasuk kolom praktis sekalipun. Sehingga bangunan sejak awal mula haruslah merupakan suatu karya yang siap dikembangkan. Oleh karenanya, bangun yang akan kita kembangkan ini sejatinya haruslah bangunan yang siap untuk ditingkatkan antara lain jumlah lantainya.
Dan bisa juga kita memakai alternatif 2 dan atau 3, minus kubah atau menara. Artinya, kita membangun gedung ekspansi secara utuh namun direncanakan bertiungkat secara bertahap. Gedung asli prinsipnya tak diganggu kecuali untuk menautkan gedung lama ke ke gedung baru sehingga terkesan senyawa. Bisan jadi pada tahap awal hanya ada bangunan baru dikanan dan kiri. Yang tahap berikutnya pada bagian belakang dibangun gedung yang teruji konstruksinya untuk menghubungkan sisi kanan dan sisi kiri. dalam bentuk letrer U atau setengah lingkaran.
Tahap berikutnya dibangun lantai dua. Ada keuntungan bila ini yang ditempuh, yaitu memberikan kesempatan kepada generasi (panitia) penerus untuk berkreasi menciptakan atau membangun eksterior, khususnya tampak depan. Karena Masjid kita akan tampak lebih anggun manakala masih memiliki halaman muka yang agak longgar, sehingga keindahan Masjid akan lebih dapat dinikmati dan membanggakan.
Gedung bagian tengah (lihat denah Exsist) akan lebih mampu berkreasi manakala kita sebagai pendahulunya memberikan rtuang yang cukup untuk membangkitkan kreativitas mereka. Saya kira hal ini akan jauh lebih bagus untuk membuktikan bahwa bangunan Masjid akan berbeda dengan Bangunan besar lainnya, yang mengatakan bahwa bangunan besar dan megah adalah merupakan pertanda akan kehadiran tangan diktator di sana. Rumus itu tak ada di bangunan Masjid.
(bersambung)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar