DI SEBUAH GRUP WA, yang saya menjadi salah satu anggotanya, dari ratusan jumlah anggota yang tersebar di Lampung dan Jabodetabek, itu grup khusus. ada seorang anggota Grup yang menampilkan sebuah Foto masjid yang terbengkalai masjid itu dibangun disebuah lokasi yang sepertinya di tengah tengah hutan perdu yang sama sekali tak ada tangan yang menyentuhnya, Selain bangunan seperti sudah doyong, miring, berdiri tak simetris. Lalu ada komentar profokatif, komentar mengatakan jangan sampai masjid kita menjadi terlantar seperti ini karena jarang dikunjungi akibat corona.
Saya tak ingin mengatakan foto itu adalah Foto hoax. karena sebuah tulisan atau gambar atau lain lagi yang saeyogyanya memiliki kemampuan mengusung sebuah berita, maka disebut hoax karena media tersebut terbilang zero information, tak ada sesuatu gagasan atau info yang
Gambar ini tak ada hubungan dengan masjid terlantar
berharga disebut zero information, maka media itu disebut hoax. Gambar tersebut secara historis rupanya tak ada hubungan dengan virus corona secara langsung, tetapi masih memiliki persamaan dengan prilaku sejumlah orang, yang "rerpaksa" meninggalkan masjid selama daerah tersebut terbilang zona merah, bahkan jauh sebelum ditetapkannya sebagai zona merah, dan apalagi zona merah untuk kota Bandar Lampung, sempat dibantah oleh seorang yang tak kurang dari Walikota. Wajar bila kita menjadi bingung dalam menentukan sikap. Tetapi bukan itu point yang ingin saya sampaikan.
Gambar tersebut di mana kita lihat sebagai gambar sebuah masjid yang benar benar terlantar, rupanya belakangan diceritakan bahwa foto tersebut adalah merupakan foto sebuah masjid yang dibangun oleh Pemerintah, tetapi karena sulit mendapatkan lokasi pembangunan masjid sebagai wakaf dan tidak membutuhkan ganti rugi, akhirnya masjid bantuan tersebut dibangun disebuah lokasi kebun yang kurang produktif, memang lokasinya jauh dari lokasi tempat tinggalk masyarakat. Tentu saja masjid tersebut jadi terbengkalai, bukan karena corona.Nampaknya masjid tersebut buru buru dibangun karena terikat jadual kerja proyek. Tetapi karenba gambar tersebut tidak disertsi dengan penjelasan, maka tentu saja berbagai praduga mengemuka dan lebih lebih menonjol.
Tulisan tidak ingin menghakimi ceritera dibalik gambar ini, tetapi sebaliknya saya ingin mengajak mengambil pelajaran berharga.Saya mrmiliki keyakinan bahwa Masjid yang terlantar tersebut di atas dibangun dengan biaya APBD atau APBN yang dikelolakan secara proyek, yang sangat terikat waktu, sehingga ada kesulitan mencari lokasi, maka di bangun disembarang tempat.
Tulisan ini kita batasi dengan mental Proyek dalam membangun masjid.
NAMA CORONA, mendadak jadi terkenal, membuat mereka yang memiliki nama Corona menjadi tersipu, apalagi nama itu dikaitkan dengan wabah virus yang mengerikan. Muncul foto seorang wanita muda dan Cantik memanakai seragam Korpori, ada juga seorang Wanita Cantik seragam anggota TNI bernama Corona, tetapi lebih banyak lagi muncul gambar gambar meme, yang umumnya mengundang senyum tipis. karena memang masyarakat sedang prihatin, dengan dampak dari virus Corona itu.
Tulisan pendek dan ringan ini dipastikan tak akan menghasilkan apa apa, bahkan masih eninggalkan sejumlah pertanyaan, yang membutuhkan waktu untuk mendapatkan jawabannya. Apalagi Pemerintah sendiri melalui dua konsep yang tidakjelas, yaitu relaksasi dan damai bersama corona. Yang tertangkap oleh masyarakat banyak adalah nanti setelah Idul Fitri berlalu, maka semua akan berjalan alami karena hingga kini belum diketemukan penangkalnya, maka berarti siapa diantara kita yang berhasil mempertahankan kesehatan, maka Insya Allah bisa selamat, sedang bagi yang teledor maka akan mengalami kesulitan untuk bertahan hidup.Bisa jadi separoh penduduk kita akan berkurang.
Teori apapun yang akan disampaikan, maka itu semua tak akan terlaksana jika politik Pemerintah tak mendukung, umpamanya lockdown, jika masyarakat tak dibantu, maka mereka akan tetap keluar untuk mencari rejeki sendiri. Mereka akan bekerja seperti biasa. Mereka akan pergi kemana saja yang memungkin mendapat rejeki di sana. Aktivitas masyarakat dan mekanisme masuyarakat jelata akan terbentuk saja secara alami. Siapa yang tak bekerja, siapa yang tak berusaha maka Ia tak kebagian rejeki. Dan manakala ada diantara anggota keluarga yang kena virus Corona, maka semua anggota keluarga akan terancam secara domino.
Tetapi bukan itu point yang ingin saya sampaikan. Pengaruh kebijakan terkait viurus corona ini masjid menjadi sepi, terutama di derah yang disebut sebagai zona merah, tetapi sayangnya baik dalam penetapan zona merah dan banyak lagi lainnya, Pemerintah seperti tak satu bahasa, selain berganti ganti, ada yang saling membantah dan juga gampang berganti, nampak seperti tak punya data dan tak memiliki kebijakan dan arah yang jelas. Bahasan pintas yang akan saya sampaikan adalah masjid menjadi sepi. Pihak kepolisian bersama aparat sipil memiliki andil, karena mereka hanya relatif berhasil menertibkan masjid dan rumnah ibadah lainnya di lingkungan Islam.
Yang lebih menyedihkan lagi banyak sekali tokoh panutan, setidaknya di Musholaa Aljihad justeru para tokoh panutannya yang duluan menyatakan tak akan masuk ke Musholla hingga sitruasi benar benar aman. Ada juga yang sangat yakin dan tidak mengurangi sedikitpun aktivitasnya. Ada yang semula sudah pamit tak lagi ke Masjid, tetapi tiba tiba datang dan kembali aktif, tetapi ada juga semula tak berubah dan mengurangi aktivitasnya, tetapi tiba tiba hilang. Tetap lebih banyak, mayoritas yang memilih jalan angin anginan. Terkandang hilang dan terkadang muncul. Tentu saja sikap jamah sebagian besar adalah bersifat angin anginan. Mereka sangat tepengaruh oleh arah angin.
Satu hal yang sangat menyedihkan bagi saya, di Musholla mungl di mana saya biasa ikut berjama.ah kami kehilanagan imamiyah, artinya kami kehilangan tokoh panutan. yang memberikan inspirasi serta petunjuk yang valid serta mampu meminimalisir sikap sikap subjektifnya. Bernjak dari Musholla mungil di mana kami melaksanakan sholat berjamaah dan bincang bincang masalah agama, tak ada pimpinan ksami yang memiliki kesanggupan wejangan tentang bagaimana bersikap dan berbuat terkait virus korona ini terkait peribadatan jamaah di Musholla kami.
Ada yang mencoba coba mempertahankan sikapnya, tetapi sayang di belakang Dia dicemoohkan karena dinilai memiliki rasa ketakutan yang terlampau tinggi dan subjektif, karena sudah mengambil keputusan kekeh jauh sebelum adanya data yang daerah yang tersiar, aparah lagi keputusan pejabar yang berwenang bahwa Bandar Lampung dikategorikan sebagai zona merah. Tetapi Hanya selang sehari diputuskan sebagai zona merah, Walikota langsung menyatakan tidak setujuannya, karena katanya Tim menyembunyikan data.
Memang masing masing kelompok yang saya gambarkan atas dasar prilaku jamaah kami, memang terjadi perbedaan perbedsaan pendapat, tetapi masing masing seperti tak memenuhi kapasitasnya sebagai pengajak, karena dia sendiri tidak begitu paham dengan situasi yang sebebarnya, sehingga dia tidak berusaha untuk pengajak. Kami benar benar kehilangan tokoh panutan, banyak mereka yang berpendapat tetapi tak memiliki keyakinan yang cukupo bahwa pendapatnya benar dan pantas diikuti.
Kelompok kerlompok kami hanya kelompok kesamaan, mereka yang memiliki kesemaan pandapat lalu saling merapat, saling bersahabat, tetapi tak juga yajin bahwa pendapat mereka akan selamanya mereka yakini kebenarannya. Kita tahu bahwa itu semua karena curahan informasi yang berlaku lebih dikuasai oleh Pihak Pemerintah, tetapi sayangnya di Pemerintah sendiri seperti tak ada jurubicara yang bicara secara totalitas, tetapi mereka umumnya hanya berusaha melihat dari sisi sisi tertentu saja, sehingga rawan perebedaan dengan antar satu dengan yang lain.
Perkembangan terakhir nampaknya Para Pejabat sudah mulai akan menyesuaikannya dengan pendapat dan keinginan Presiden. Dan Para Pejabat sepertinya berusaha untuk mengupayakan relaksasi terkait virus corona ini, dan langkah selanjutnya adalah akan melaksanaan perdamaian perdamaian seperti layaknya dua bangsa yang sedang terganggu kepentingannya. Dan kita tak tahu bagaimana Ending dari ceruita perdamaian ini. Masih butuh waktu yang cukup lama, walaupun sejak awal itu diketahui bahwa langkah itu tidak lazim. Bisa juga kita sebut sebagai Zeri Informatiom.
Sebagai penutup dari tulisan ringan ini saya ingin mengacu kepada Petuah Ibnu Thaimiyah. Bahwa seseorang itu sangat tergantung dengan hatinya. Bila hatinya sehat, maka akalnyapun sehat. Ada beberapa kategori hati manusia. Ada hati yang hidup, ada hati yang tidur, ada hati yang sehat. Hidup jangan sekedar tidak mati Jnagn Bangu sekedar tidak tidur, sehat jangan sekedar tidak sakit. Hati yang hidup selagi Ia berusaha menambah Ilmu Pengetahuannya. Bangun hatinya bila Ia tetap Zikir dan Zikir. Hatinya sehat manakala tidak lagi memiliki keragu raguan dalam mengambil
Hatinya mati manakala ilmu tak bertambah, banyak kelalaian dilakukan manakala hatinya tidur, sedangkan penuh keragu raguan manakala hatinya sakit. Menurut hemat saya mayoritas kawan kawan dalam bersikap, jika ini benar maka kami sesungguhnya banyak hati kami yang sedang sakit dan butuh penyembuhan.
Lampost.co memberitakan seorang tokoh politik di Lampung positif Corona atau Covid - 19, diberitakan bahwa yang bersangkutan tidak pernah keluar rumah kecuali hanya ke masjid untuk sholat. BANDAR LAMPUNG (lampost.co) -- Pasien positif korona atau
Covid-19 nomor 66 asal Bandar Lampung diketahui adalah Ketua Partai
Gerindra Lampung, Gunadi Ibrahim (61). Hal ini diungkapkan oleh Jubir
Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Lampung, Reihana.
Kadiskes
Lampung itu menjelaskan, Gunadi tidak memiliki riwayat perjalanan ke
daerah terjangkit. Menurutnya, ketua partai itu hanya keluar rumah untuk
salat jamaah di masjid. "Yang bersangkutan hanya keluar rumah sehari-hari untuk salat berjamaah di masjid," ungkapnya, Sabtu, 9 Mei 2020. (lampost.co)
Sebagai seorang tokoh masyarakat, tokoh polisi di Lampung, insya Allah saya menenal beliau, dan saya menyatakan prihatin atas pristiwa yang menyedihkan ini. Tentu saja bersama sama sahabat sahabat dan masyarakat lainnya mari kita doakan agar Saudara kita ini daat segera sembuh kembali sebagaimana semula.
Sebagai seorang tokoh politik, walaupun beliau telah memutuskan untuk tidak keluar rumah, tetapi karena jabatannya beliau harus tetap berhubungan dengan teman temannya, karena dunia politik itu sangat dinamis. Sehingga besar kemungkinan beliau memang haris melakukan kontak, dan dalam masalah politik itu biasanya sulit untuk menghindari sekaligus beberapa orang, bisa jadi terjadi kontak itu di rumah, dan ada kemungkinan juga terjadi pertemuan walau sesingkat apa untuk jumpa secara langsung di masjid. Itu menurut saya sesuatu yang sulit dihindari oleh seorang Ketua partai.
Di masjid sendiri pada umumnya karpet sudah di gulung, sehingga bisa secepat mungkin melakukan pembersihan dengan cara pengepelan di lantai mesjid. Air memang telah dipersiapkan selalu siap mengalir menjelang dan disaat pelaksanaan sholat. Bahkan sampai sesudahnya, sehingga selain dapat berwudlu di masjid, bahkan membasuh tangan beberapa saat sebelum meninggalkan masjid, karema tidak tertutup kemungkinan menyentuh pintu pintu di masjid. Parta jama'ah umumnya membawa sajadah masing masing. Bukan hanya jama'ah tetapi, tidak jarang mereka yang kebetulan lewat dan singgah untuk sholat, nampak menenteng sajadah yang memang dipersiapkan dari rumah.
Rumus jama'a masjid adalah datang dengan bersih, dan pulangpun bersih pula. Takmir masjid memfasilitasi alat dan perlengkapan kebersihan, mulai dari air bersih yang mengalir hingga disinfektan virus yang diupayakan yang tidak menggunakan alkohol, sehingga tetapi meyakinkan dalam melaksanakan ibadah. Dan lain sebagainya.