KITA BUTUH PENINGKATAN LITERASI LALU PEMERINTAH TELAH MELAKUKAN APA.
Pemerintah selama ini mengelola dunia pendidikan secara politis sehingga di mata ummat sering pula justeru Pemerintah sering dianggal ambil posisi berseberangan. Politik itu sesuatu yang harus di bina, tetapi kenyataannya Pemerintah sering memamihak atau Pemetintah memposisikan sebagai aliran politik. Ketika masyarakat merasa perlu ambil pendapat sendiri terlebih ketika masyarakat merasa tak terayomi.
KETIKA PEMERINTAH memaksakan diri untuk mengeluarkan sertifikat penceramah yang terdiri dari para kiyayi (mungkin) ternyata upaya itu memang tak lebih dan tak kurang bahwa rezim penguasa sedang berupaya mengambil keuntungan politis. Yang dengan gembar gembor setinggi awang awang, artinya gaungnya menggema bahwa hanya mereka yang bersertifikat yang direkomendasikan untuk tampil dalam ceramah atau membicarakan agama. Dalam gaung setinggi itu baru seratusan lebih sertifikat yang dikeluarkan oleh Pemerimntah, sementara ada jutaan ulama, kiyayi, ustad yang dibutuhkan dalam sehari. Mereka dibutuhkan untuk mengusu ceram subuh, pengajian anak anak, pengahian Ibu Ibu, Pengajian Bapak Bapak, pengajian umum. Ceramah acara khita, acara perkawinan, acara takziah, acara menunggu Isya dan banyak lagi yang lain. Mungkin ada yang berhayal semua aktivitas keagamaan ditutup sementara sambil menunggu sertivikat para narasumber. Atau ada sejumlah orang menyiapkan amplop yang berisikan beberapa lembar uang pecahan untuk didahulukan mendapatkan sertifikat sehingga bisa segera melaksanakan tugasnya. Atau mungkin ada kekeliruan kekeliruan lainnya. Yang paling tidak adalah sumpah serapah umaat kepada pihak pihak yang tak jelas ke mana omelan itu di arahkan, yang ujung ujungnya mereka disebut, intoleran, anti UUD 45, anti NKRI anti pancasila dan berbagai stikma buruk lainnya, yang bila diusut usut maka politik Pemerintahlah sebagai biangnya.
BalasHapusMASIH BANYAK simpang siur informasi dan miskomunikasi antara satu dengan yang akibat penerapan politiuk kekuasaan yang justeru menjadi anutan Pemerintah, yang ini akan terjadi Pasasng Surut dan akan sangat tergantung kepada hasil penelitian yang bersifat intelijen. Sehingga masih sering dirasakan Pemerintah seolah kurang mengayomi pihak pihak tertentu yang dianggap kurang sejalan dengan Pemerintah. Untuk ini, sementara nampaknya pihak Islam sedang dalam posisi statistik tertinggi mengalami ketegangan dengan Pemerintah. Dan ini akan sangat terngantung kepada kesiapan Pemerintah untuk membuka komunikasi dua rah secara berimbang. Hubungan baik Pemerintah dengan Islam itu fluktuatip. Akan sangat tergantung kepada sikap Politik Pribadi Sang Presiden.
BalasHapusSETELAJ PROYEK sertifikasi ulama dan da'i reda dan nampaknya tidak berkelanjutan, atas Permintaan TV Swasta NYU dimintai keterangan tentang Ke Ustadzan Dr. Yahya Walongi. Saya cara pribadi saya tidak menyetujui pembicaraan MUI tentang Ustaz yang lalu dikaitkan derngan Yahya Waloni. Untuk diketahui banyak sekali di lingkungan masyarakat jama'ah selama ini sudah terlalu banyak mengangkat Ustad, dari segala levelnya. Di masjid masjid yang baru berkembang seorang yang mau dimintai memimpin doa saja pada hakekatnya sudah dipangguil ustad, di mana acara belum akan dimulai sebelum yang bersangkutan hadir. Peran semacam itu adalah peran ustad. Jama'ah akan selalu mencari siapa yang bisa diangkat ustads. Hina rasanya, bila untuk berdoa dan memimp[in baca Yasinan saja terpaksa mendatangkan (ngebon) masjiod lain terdekat. Seolah masjid ini masjid liar saja tampa pembinaan.
BalasHapusJAMAAH ITU bisa mengngkat Ustadz dan bisa juga menghentikan Ustad dan juga biusa menghapus, ada seseorang yang seingat saya sudah sering mendapatkan kehormatan dari jama'ah, dengan sikap politik yang dianggap mendidik oleh jama'ah, tiba tiba yang bersangkutan setelah menghadiri sebuah pertemuan semacam diskusi begitu .... lalu Beliau mengeluarkan sekelumit kata kata . dan dalam merespon sebuah informasi lalu menunjukkan adanya sebuah perubahan ... secara tiba tiba saja simpati sebagain jama'ah bisa berubah, Saya ingin menggambarkan dari info ini bahwa secara diam diam ummat juga merasa memiliki hak untuk menentukan siapa Ustad dan siapa bukan ustad yang masih bisa menjadi ikutan mereka. Ketika ini terjadi maka memang seharusnya Takmir Masjid bisa menetralisir atau mengkomunikasikan untuyk memulihkan rasa saling pertacata.
BalasHapusJANGAN DIKIRA jama'ah tidak selektif dalam memngakat dan bersimpati kepada Ustadz, Kalau jama'ah berkenan memanggil ustadz kepada seseorang, tak ada orang yang mudah terpropokasi walaupun ada ada pihak yang memberikan gelar buruk seburuk buruknya kepada seorang Ustadz, di mata ummat nya, yang telah menerima ceramahnya, membuat jama'ah yang bersangkutan menangis menyesali segala kesalahannya, atau ustadz yang bersangkutan telah berhasil mendekatkannya kepada Masjid, yang telah membuatnya lebih sering membaca al Quran ... maka bagi orang tersebut mereka tak membutuhkan sertifikat. Demikian juga dengan gelar gelar buruk lainnya. Hatta mungkin ilmunya memang kurang, tak memiliki ijazah yang resmi dan lain sebagainya, dimata ummat, seorang dai yang dianggap berjasa itu tak akan mudah iya lupakan, bahkan setiapo berdoa mereka selalu menyelipkan doa doa unuk ustadz mereka, mungkin doa doa seperti itu adalah doa yang belum lazim di terima oleh Ilmuan, proffesor dan Doktor dan seterusnya. Hubuingan jama'ah dengan ulama atau ustadznta memang membutuhkan kajian kajian khusus.
BalasHapus