foto

foto

Senin, 03 Oktober 2022

PARA KHATIB PEMULA HARUS DIPERKAYA AGAR MENJADI PAKAR

BAGIAN KEDUA DARI DUA TULISAN 


ILMU TAMPA AGAMA  akan menjadi buta, Agama tampa Ilmu akan menjadi lumpuh.  Agar dalam hidup kita tidak tidak mengalami buta atau lumpuh dan apatah lagi menjadi buta dan lumpuh sekaligus, maka setidaknya seminggu sekali kita mendengarkan dan merenungkan Khutbah para Khatib, Wajib hukumnya kita menyimak dengan seksama. Di samping itu dari pihak Khatib sendiri juga harus memberikan sesuatu  yang benar benar dirasakan kemanfaatannya. 

Ciri ciri kelumpuhan dan kebutaan dalam konteks ini adalah rendahnya ummat dalam penguasaan keilmuan dan sekaligus juga kemalasan atau ketidakseriusan dalam belajar termasuk belajar agama. Setidaknya  Sech  Ali Jaber almarhum mengatakan bahwa ciri Islam di Indonesia ini umunya gak mau ribet, cari yang praktis praktis saja. sehingga keilmuannya umumnya kurang mendalam, dan sekaligus pemahaman terhadap agama pada umumnya relatip dangkal,  Dia menyandang gelar yang tinggi tinggi tetapi dalam pemahamannyanya terhadap agama yang dianutnya  terjebak menjadi awam, dan kurang bisa mengimbangi pemahamannya terhadap pengetahuan keilmuan lainnya, maka sudah menjadi umum mereka yang memiliki gelar akademis yang tinggi, tetapi pemahamannya kepada Agama Islam terkelompok relatip dangkal. Hal ini sangat mempengaruhi ketercapaian kesejahteraan bersama. Maka bisa jadi rumusan tulisan lama itu kembali terbukti bahwa kita ummat Islam  sepertinya masih mengalami ketertinggalan dalam penguasaan Ilmu. 

Kita membutuhkan khatib yang yang pakar, tetapi sebelumnya tulisan ini ingin mengawali pembahasan ini dengan membicarakan khatib pemula, karena tidak kalah pentingnya kita membicarakan hal ini, karena seperti kita bicarakan di awal pembicaraan ini, bahwa posisi masjid kita yang  berada diantara dua Perguruan Tinggi Negeri yaitu Antara UIJN Rd. Intan dan ITERA Lampung  sesungguhnya memang menjadi kajian yang cukup menarik, dan memang ada baiknya kajian kita juga dimulai dari kehadiran Khatib Pemula. 

Mungkin banyak batasan untuk memahami Khatib Pemula dalam hal ini, bisa jadi disebut Khatib Pemula karena memang beru sekali dua naik mimbar dan belum terbilang sukses. Bisa jadi memiliki penguasaan yang memadai tentang Keagamaan tetapi sama sekali awam dalam buidang keilmuan dan ketehnologian. Terlebih yang bersangkutan memang masih mahasiwa, yang belum lagi menyelesaikan hitungan jari dalam kesempatan naik mimbar.  Bisa jadi juga sudah memiliki pemahaman yang memadai, tetapi sangat kaki dalam membeca teks teks Arab yang umumnya dibaca di awal khutbah serta harus membaca dalam kituipan al Quran atau hadits.  Semua mereka ytang terbilang pemula dan mereka yang mengalami kesulitan dalam pengucapan kutipan berbahasa Arab. Dipastikan mereka memang membutuhkan dampingan para pembimbing. Yang ingin kami sampaikan dalam kalimat ini adalah bahwa untuk mengintegrasikan antara keiklmuan keagamaan dan ilmu pengetahuan termasuk teknologi  adalah membutuhkan uluran tanganb dari mereka yang lebih dahulu melakukan kajian kajian menyangkut hal tersebut. 

Hal lain yang harus menjadi bahan pertimbangan adalah bahwa Masjid yang terletak diantara dua Perguruan Tinggi Negeri dan memiliki kajian yang berbeda, antara UIN Rd. Intan dan ITERA Lampung  mestinya ada beberapa buah masjid yang jama'ahnya juga terdiri dari mahasiwa UIN Rd. Intan dan Itera Lampung, dan sejumlah masjid itu diajak untuk membicarakan hal ini secara bersama. Kita berharap dari pertemuan pertemuan yang menghadirkan Dosen ITERA yang alumni Pondok Pesantrean  dan juga Khatib yang juga bertugas di UIN Lampung, kita yakini dapat memberikan info info penting dan berbagai masukan dalam rangka mengupayakan terjadinya integrasi antara dua keilmuan yang berbeda disiolinnya ini ini bisa terselenggara dan menghasilkan sesuatu yang positif utamanya bagi generasi muda kita. 

Dihon masing masing masjid berkenan melakukan studi awal tentang pesebaran para mahasiswa perguruan tinggi yang menjadi jama'ah di masjid masing masing. Atau setidaknya mereka tinggal di sekitar masjid yang kita kelola.  Dan sekali lagi adalah merupakan sesuatu yang perlu dijadikan lagkah awal dalam program ini adalah kita langsung melakukan pembinaan terhadap para Khatib yang pemula, dalam arti luas sepertyi yang diuraikan terdahulu. Karena maslah ini terbilang baru, maka sangat mungkin sekali adanya pihak Khatib yang sejatinya pemula dalam hal ini. Wallohu a'iam bi showab.  

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar