foto

foto

Minggu, 05 Februari 2023

SUATU SUBUH DI MASJID ALJIHAD

'  

INI SEBUAH KEPUTUSAN BERANI MEUJU KESEMPURNAAN 

PADA SUATU  saat  Takmir Masjid  secara dadakan memutuskan untuk mendatangkan Imam Tamu, artinya Imam dari luar, beliau adalah Imam Tamu, Jumlah tiga Orang, untuk memudahkan, maka sebut saja, ada diantaranya dari ketiga Imam yang kita harapkan kehadirannya itu ada yang dalam Keimamamnnya beliau juga bersetatus sebagai  Qori artinya memeliki Spesialisasi KeterampilanBaca Quran,  Ada yang berspesialisasi sebagai Hafiz selalu memelihara Hapalannya, Dan ada lagi Tipe Campuran, Ya sebagai Qori dan Ija Akhirnya  Takmir berketetapan hati menghadirkan Tiga Orang Imam Tamu  untuk secara bergantian dan Bergiliran Mengimami Jama'ah 

Saya memiliki kecenderungan untuk menduga duga dalam sebuah jama'ah seperti kita di Masjid Aljihad ini, tentu saja memiliki permasalahan yang berbeda dengan sebuah Masjid di Komplek Peantren. Di Pesantren segala sesuatunya  umunya diserahkan sepenuhnya tentuang suatu hal Kepada Kiyai  Umumnya Kiyai adalah Pemilik dan Pendiri Pesantren atau seseorang yang Dipercayakan Oleh Pendiri Karena Keilmuanny dan Konsistensinya. 

Seang Masjid Aljihad ini segala sesuatunya diselenggarakan  bersama, Dan seperti telah disepakati bersama untuk tidak ada pihak yang diperbolehkan untuk memiliki dominan yang menonjol karena sebagai Jama'ah yang kita semua umunya tinggal di sekitar Masjid itu akan sangat mudah sekali bisa melihat kelebihan dan kekurangan antara satu dengan yang lain. Itulah sebabnya kritik dan saran aan terjadi mudah mengalir, sehingga tak akan ada seseorang diberikan kewenangan  seperti Kewenangan Kiyai di Pesantren, yang memiliki Keteladanan dan Pemahaman kan Islam dalam osisi lebih dari yang lain. 

Itulah sebabnya selalu saja muncul Kritik dan Saran Kepada Mereka yang sering Dipercayakan oleh Jama'ah untuk mengimami Sholat, tentu karena dianggap memiliki hapalan yang lebih baik dari yang lain, dan bisa juga relatip memiliki keterampilan baca untuk mendekati kebenaran dan kedisiplinan dalam membaca secara tertib. Jama'ah juga sangat menyadari bahwa para Imam yang memang muncul diawali dengan saling dorong itu penuh dengan segala kekiurangan, mereka bukan Hafiz dan Mereka bukn Qori atau gabungan keduanya. Dan dalam waktu bersamaanpun Jama'ah sesungguhnya hanya meminta bacaannya lancar,  sedabf perbaikan diharapkan dapat dilakukan secara Autodidag. Dan dimita para imam yang ditunjuk bisa melaksanakan tugasnya dengan aemangat untuk belajar dan memperbaiki bacaannya masing masing. Bila itupun berjalan, maka sholat diyakini akan lancar dengan segala kekurangannya. 

 Perselisihan dalam kontek keimaman ini di tahap dini adalah karena bacaan kurang sempurna, setelah bacaan kurang sempurna lalu memolih auat dan surah yang panjang, ditambah tiuba tiba sehingga tidak bisa diteruskan dan berhenti pada bacaan yang yang belum, mencapai tanda berhewnti  dan agak terpaku ditengajh. Jama'ah akan tetap tak  prptes, bila imam berkewputusan berhenti, tetapi bari protes mana kala imam seolah menunggu koreksi atau tyuntunan, sehingga terjadi jeda terpaksa. Walupun  tak ingaty ataupun lupa lanjutan bacaan berhentilah sebaik mungkin. 

Itulah sebabnya ketika dihadirkan Imam tamu sebanyak tiga orang, sebenarnya kitra berharap imam imam kita merasa terbantui u8ntuk memperbaiki bacaan dan memperbaiki  hapan. Sangat menejutkan ketika ternyata ini tidak dilakukan. Sayang sekali mengapa Imam tamu tidak dimulti pungsikan untuk menutupi kekurangan Imam Imam lokal yang ada.  Smpai demikian lma dioanntikan sambil berharap munbgkin besok dan mungkin lupa.  Sayang sekali ya .... 

Wallohu a'lam bishowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar