'
TAKMIR HARUS MENGEMBANGKAN MASJID agar Masjid menjadi pedia agar para ulama mendapatkan kesemoatan untuk membangun komunikasi degan ummat. Kembali kepada teks dalil, bahwa Ulama adalah merupakan pewaris Nabi Allah menentukan Nabi mendapatkan Pengetahuan dan tentu saja Pengetahuan itu nanti akan bisa dengan mudah dipahami oleh para jama'ah. Langsung atau tidak langsung masjid akan menjadi Majelis ilmu, dengan perkembangn ilmu maka akan hadir lenih banyak ulama, yang perannya adalah Pewaris nabi.
Terkait hal tersebut maka ada beberapa masalah yang kiranya perlu menjadi perhatian bersama. (1). Pertama hendaknya Masjid harus membuka pintu selebar lebarya, bgi siapapun yang memiliki potensi untuik menjadi orang yang berilmu. Baik itu mereka yang masih anak anak dan harus kita asuh dan difasilitasi, maupun bagi mereka yang berusia lanjut yang ingin memiliki tambahan ilmu, apalagi setelah mereka menyadari sepenuhnya bahwa usia mereka banyak terbuang untuk bekerja keras dan berbagai alasan lainnya sehingga dihari tua mereka baru ,emyadari kelemahan itu.
(2). Bisa juga bagi mereka yang menyadari ilmunya kurang, tetapi diantara kawan kawan beliau sering dimintai untuk tampil kedepan untuk berbagai status dan berkaitan untuk mengucapkan sesuatu terkait dengan acara yang mengumpulkan sejumlah hadirin. Dan juga tidakjarang didaulat menjadi Imam sholat berjama'ah, karena memang telah memiliki hap[alan dan suara di atas ratya rta dam memiliki sejumlah nilai plus lainnya, walaupun belum sejalan dengan kualitas bacaan dan pengetahuan. Sebaknya Ta'mir .menempuh jalan yang bijak sebelumnya.
Selain mencarikan pasangan yang bisa membantu mereka meningkatkan mutu bacaan, hapalan dan pemahaman yang mendukung peningkatan kualitas jama'ah. terutama yang membutuhkan itu. Selain juga mulai sedikit demi sedikit melengkapi bujku buku literatur yang meereka butuhkan, dengan sebelumnya melaklukan pendalaman terlebih dahulu sehingga mampu menhimpun kebutuyhan yang objektif dan dapat dilakukan secara lebih membahagiakan.
(3) Tahap pebdalaman itu adalah merupakan tahapan yang memang membutuhkan keterampilan spesial, bukan hanya sebats penguasaan ilmu yang dibutuhkan dalam artian penguasaan ilmu ansih, tetapi karena mungkin karena ini sebagai jama'ah Masjid maka besar kemungkinan adanya perbedaan usia, sert strata lainnya, sehingga banyak aspekj yang harus diajarkan secara andragogis, apalagi di dalam strata sosial telah membawanya kepada struktur yang sangat dihormati. Tentu karena banyak pengalan di berbagai aspek termasuk ekonomi, tentu harua dibedakan statusnya, dan waktu yang tersedia.
Tetapi seperti apa yang telah disampaikan bahwa sebenarnya inti dri apa yang ingin kita bicarakan adalah bagaimana merespon Isi Khutbah Ustd. Arifin kemarin di Masjid Al Jihad Perum Korpri Bd Lampung yang berjudul bahwa Pewaris Nabi adalag Para Ulama, Para Ahli Ilmu dalam Islam disebut Ulama. Orang Islam yang ahli ilmu atau menguasai ilmu secara utuh adalah Ulama, Ulama atau ilmuan dalam Islam adalah orang yang memiliki kepahaman yang memadai tentang Al Quran dan Haddits.
Untuk study Islam tidak cukup dengan terjemahan terje,ahan beaka, tetpi harus menyentuh teks original dan teks original itupun bersumber kepada Al Quran dan Haddits. Untukl belajar bahasa dan teks original itu kita harus memiliki kaiidah kaidah bahasa Arab yang dikenal dengan Nahu dan Sorof. Dan masih harus memahmai berbagai cabang, karena bahasa Arab itu memiliki sejumlah aturan bahasa dan pengucapan yang ketat dengaran yang ketat sehingga tak mengalami kesulitada dalam memahami bahasa, Untul itu maka seseorang yang aan melakukan studi bahasa juga diharuskan mendalami kitab Balaghoh. terlebih jika akan mempelajari sisi kesenian dan politik diharuskan be;lajar Balaghoh. Dan banyak lagi yang lain.
Tetapi walaupun demikian maka diminta Para Takmir yang tentu saja kita memiliki banyak keterbatasan dlam Penegtahuan Keislaman tetapi bukankah disekitar kita mungkin dan tidak kurang kurangnya mereka yang sempat mengikuti pendidikan dilembaga yang mengharuskan mereka membaca teks asli yang berisikan studi mendalam tentang l Quran dan haddits da sekaliugus juga mereka memahami aturan baca yag mereka tradisikan untuk membacanya secara disiplin dengan suara nyaring. Dan itu berarti mempermudah bagi jma'ah yang membutuhkn bantuan dalam mendalami keislaman, yng dalam Islam diktakan bahwa belajar itu di mulai dari ketika masih dalam buayan hingga ke liang kubur.
Kembali perlu kami menggaris bawahi bahwa terkat bahwa Ulama Adalah Pewaruis Para Nabi ta'mit didampingi para Jama'ah diberikan beban untul (1) bisa menghadirkan para ulama bisa datang secara rutin (teratur) berjumpa dengan para jama'ah. Mungkin biaya menhadirkan ulama dan berdialog dengan jama'ah masih dapat kita bicarakan secara bersama baik dengan para jama'ah yang membutuhkan tambahan pengetahuan dan wawasa, keagaman, atau juga dengan para jama'ah sendiri sesuai dengan kebutuhan mereka, dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah.
(2) Di dalam era modern ini tentu saja nanti setiap gerak, setiap keingiunan dan juga setiap gagasan Terkat dengan hal tersebut kemmbali kita semua harus kembali mengingatkan diri bahwa Masjid ini adalah Rumah Allah, dan sebebar apapun peran dan sumbangan kita makla kita tak memiliki hak sedikitpun untuk merasa telah memiliki jasa besar dalam membiayai rumah Allah, karena yang kita butuhkan ridho Allah, kita tidak membutuhkan nama harum dari manusia. Yakinlah bahwa semua biaya untuk membiayai kemakmurm Masjid itu akan digerakkan oleh Allah dan Allah akan memblasnya dengn sesuatui yang lebih berharga bahkn juga lebih banyak.
(3) Sekali lagi jangan khawatir, satu Rupiah kita keluarkan untuk Rumah Allah bila ikhlas karena Allah, itu akan juh lebih berharga di banding seberapapun yang dikelaurkan secara tidajk ikhlas. Keikhlasan prang perorang pada jama'ah masjid lebih mendorong akan datangja biaya atas kehendak Allah. Sehingga janganlah biasakan menggantungkan diri dari Jumlah keuangan yang tersimpat di Kas, berencanalah tentang sesuatu yang lebih besar, dan memulainya dari pembahasan, tentang pentingnya sesuatu, umapamanya untuk membukakan pintu selebarnya untuk menjadikan Masjid kita sebagai Media terjadinya komunikasi dan transaksi segala praktek dan aktivitas bhwa "Ulama Adalah Pewaris Nabi"
(4) Dan ketahuilah bahwa Pelari Marathon Ribuan Meter Itu selalu saja Dimulai Dari Langkah yang Pertama" Berilah sumbangan untuk langkah Pertama itu, dan jangan pernah menjadi Penghambat untuk mengayun kaki langkah pertama itu, agar si pelari maraton satu sat akn menyentuh garis finis. Ketahuilah bahwa garis finis tercapai Masjid yang Makmur belum tentu bisa tercapai dalam waktu lima ratus tahun. Bahagialah bila kita semua terlibat dalam melaksankn langkah pertama, karena dipastikan kita akan melakukannya secara etafet. Dan upaya untuk benarbenar menjadikan Masjid kita ini sebagai Arena beraktivitasnya Pewaris Nabi itu mungkin baru benr benar berlaku Ratusan tahun yang akan datang. Tidakkah kita mau jika nama kitapun tercatat sebagai salah seorang yang berusaha hadir di sebuah pertemuan untuk membicarakan Bahwa Masjid Aljihad menjadikan Masjiod untuk mengembangkan aktivitas pewaris Nabi .... seratus tahun yang akan datang baru terlaksna umapamanya, atau gagal total setelah jatuh bangun, tetapi nama kita tak akan terhapus. Mungkin keadaan politik berubah.
Wallohu a'lam bishowab. .