'
AKHIRNYA GUS MIFTAH buka mulut, bahwa secara pribadi Dia tidak alasan membenci Anis, tetapi dia tahu Anis didukung oleh kelompok Wahaby. Sedabf kelompok Wahaby adalah kelompok yang paling membenci Gus Muftah. Sebagai orang awam mungkin kita tahu ada persoalan apa antara pribad Gus Mitah Kelompok Wahaby. Jika memang secara pribadi ada permasalahan maka sebaiknya jangan dijadikan alasan, karena maslah ini seolah akan di bawa menjadi persoalan agama.
Semula saya mengira Gus Miftah itu Seniman Koq, tetapi sering juga tampil dimimbar dakwah, apa lagi beliau menyandfang nama Gue, Gus itu Kependekan dari Den Bagus, muncul di Pradisi Pesantrean untuk namka seorang Santri yang terpintar di angkatannya atau rranya, atau zamannya, Mereka yang mendapatkan Nama Gus adalah Santri yang pling banyak Hapal tentang Al Qiran ataupun Haddits, karena Usyad dan Bahkan Kiyaio seing pura pura lupa, sehingga menjadi ajang bagi Santri yang hapal untuk melanjutkan bacaan itu tampa melihat teks. Santri yang menjuarai dalam memanfaatkan itu dan bebarti paling banyak hapalannya Biasanya di Nobatkan Menjadi Gus. Itulah pula Jabatan Gus itu disandang oleh seorang Satri hingga selama lima tahun lebih. Karena hingga lima tahun lebih tak kun jung muncul Gus yang baru. Jdi gelar tau titel Gus itu adalah barang langka yang sangat berhrga . Tabek Gus.
Tetapi terkait masalah Pemilu atau Pilpres, mau tidak mau kita haris memilih salah satu dari mereka yang yang bisa jadi kita sedikit kehilangan atau sulit bisa objektif. Walaupun alasan pasti ada dan kita tak mau kehilngan objektiuvitas dalam beralasan.
Memang diantara kawan kawan mereka itu tidak menganggap Gus Miftah sebagai ahli Agama, walaupun gelar Gus tak dapat dipungkiri, barang kali itu pula kawan kawan seperti memiliki memiliki keyakinan dan ketetapan menganggap Gus Miftah itu lebih dianggap sebagai ahli seni, walaupun kita sendiri masih akan timbul pertanyaan beliau sebagai agli Seni.
Tetapi itu semua akan sangat tergantung kwpda yang bersangkutan, komitmen seperti apa yang sesungguhnya dimiliki dan dipegang oleh Gus Miftah, artinya setelah Gus memi8liki nama dan dikenal sebagai pembicara, Maka siapa Gus Miftah yang dikenal masyarakat akan sangat tergantung keoada Gus sendiri. Hanya kita juga merasa sdih bila anda diejek dan disepelekan oleh mereka yag terbilang muda dan terbilang gak tahu Apa apa, itu menyedihkan. sem,oga.
Ya memang menurut budaya kita bagi bagi rejeki itu mulia. Tetapi seyogyanya seorang ulm tu dai jngan menyiapkan tangannya untuk bagi bgi uang ketikla pada saat senang akan dilaksanakannya Pemilu, apalagi uamh uamg dibagi bagikan itu berasal dari orag atau pihak yang sangat berkepentingan Pemilu itu atau mungkin ada kepentingan kepentingan lainnya dibalik peristiwa bagi9 bagi rejeki itu. Apalagi sebelum bagi bagi rejeki ada dosampaikan sebuah pesan khusus yang isinya adalah memint bntun kepada mereka yang kebagian cipratan rejeki itu untuk melakukn sesuatu atau lebih tegas lagi memilih sesuatu sebagai dukungan kepada sumber uang yang dibgi bagi.
Adalah merupakan Hak dari Gus Miftah untuk tidak harus lebih memilih mengawasi kemurnian dunai dakwah, mungkin dunia politik sebenarny bagi beliau lebih menggoda. Walaupun tidak sepenuhnya beliau ingin mengakuinya secara lebih terang terangan, karen dalam dunia politikpun beliau masih ingin berlindunh dibalik kemegahan dunia dakwah. Karena semakin lama beliau semakin tidak menunjukkan keingin memelihara dunia dakwah dengan segala aturan dan etika keagmaan. Karten semakin hari semakin beliau gemat menyerang musuh dan sebaliknya membela kelompojk atau pribadi yng sejalan dengan kecenderungann ya dalam mengisi hidup. Ucapan Gus miftah semakin tajam, beliau seperti ingin menunjuukjkan keaslian jatidirinya.
Ya memang
menurut budaya kita bagi bagi rejeki itu mulia. Tetapi seyogyanya
seorang ulm tu dai jngan menyiapkan tangannya untuk bagi bgi uang
ketikla pada saat senang akan dilaksanakannya Pemilu, apalagi uamh uamg
dibagi bagikan itu berasal dari orag atau pihak yang sangat
berkepentingan Pemilu itu atau mungkin ada kepentingan kepentingan
lainnya dibalik peristiwa bagi9 bagi rejeki itu. Apalagi sebelum bagi
bagi rejeki ada dosampaikan sebuah pesan khusus yang isinya adalah
memint bntun kepada mereka yang kebagian cipratan rejeki itu untuk
melakukn sesuatu atau lebih tegas lagi memilih sesuatu sebagai dukungan
kepada sumber uang yang dibgi bagi.
Mungkin ada baiknya agar para dai atau semisalnya bisa menghindari kegiatan itu agar kita diselamatkan dari berbagai fitnah yang bisa merusakkan nama dan kepercayaan ummt terhjadap kemulyaan dunia dakwah. Keculi bila bagi bagi rejeki itu yiodak disertai memint imbalam untuk dipilah atu sesuatu lainnya yang isinya keuntungan bagui si pemilik modal, mungkin yang lebih mulya kita berharap untuk keselamatan bersama.
Wallohu aklam bishowab,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar