PADA SUATU waktu saya mengajak ikawan kawan untuk membicarakan masalkah Kemakmuran Masjid Aljihad yang mmang sudah saatnya kita bicarakan, di luar dugaan saya keingi8nan saya tertolak dan memang tak seorangpun yang berkenan menerima ajakan saya membicarakan masalah itu sehingga petrtemuan dinyatakan cukup sampai disitu. Saya memilih untuk pasrah saja dan tak ingin kembali mengajak kawan kawan membicarakan Peniungkatan Kemakmuran Masjiod, keculi ada pihak yang mengajak untuk membicarakannya, dan diterima oleh yang laion.
Tetapi dalam hati saya juga merasa penasaran, apakah shabat yang menolak tadi memiliki pengalman buruk baik langsung ataupun tiodk langsung, karena salah satu alasan mengpa beliau mencegah dan menasehati saya untuk tidak kembali mengajak jama'ah membicrakan maslah itu, demi menghindari perpecahan dikalangan ummat.
Tetapi sayang ketika saya dilarang menyebut nyebut Kemakmuran Masjid itu beliau tak juga menceriterakan suatu Pengalaman Buruk baik langsung ataupun tidak langsung terkait dengan pengalaman membicarakan maslh ini, tetapi memang saya ya sudahlah. Maslah ini tajk perlu diperpanjang.
Sampai pda suatu saat saya menghdiri sebuah pertemuan, dan pad saat itu dengan cukup semangat saya membicarakan adanya cerita sukses yang dialami Masjid yang memang sangat kita kenal bahwa mereka kisah sukses. Tetapi saya cuykup terhenyak ketika adanya teguran bagi saya untuk jngan membiasakan diri mencerterakan keberhasilan Masjid Lain.
Beliau mengatakan bahwa pertemuan kita kali ini untuk membicarakan maslah Masjid Aljihad, oleh karenanya kita batasi saja pembicaraan kita tentang Kondisi Masjid Aljihad, jadi batrasi pembicaraan kita sehingga tidak melebar ke mana mana, tetapi bicarakan saja sebatas Masjid kita hatta selebar dan seluas apapun.
Walaupun pernyataan ini tak sepenuhny saya setujui, tetpi saya senag sekali karena berarti kita masih memiliki peluang untuk bicara, walalupun harus dibatasi dengan masalah internal masjid kita saja. Dan sejatinya saya berterimakasih karena berarti saya masih diberikan kesempatan untuk menulis. Walaupun pengalaman untuk menulis itu masid sangat terlalu terbatas, tetpi justeru merupakan celah yang sangat bermanfaat.
Masjid ini didirikam oleh sejumlah kawan kawan, dan kmi semua sngat mendukung terhadap gagasan mendirikan masjid ini, kmi dukung sepenuhnya pembangunan masjid ini sesuai dengan kemampuan kmi, tetapi kami tidak melupakan siapa siapa mereka menjadi pelopor, walaupun kami tidak menyebut nama, tetapi kami selalu berdoa agar pengorbanan kawan kawan akan diterima Allah sebgi amal yang iklas sehingga Allah berkenn melipatgandakan ganjaran yang memulyakan mereka di mata Allah.
Tetapi sayang kita ternyata memiliki keterbatasan kemampuan untuk memahami sebuah pristiwa sekalipun terbatas sebatas kronologi semata, berarti banyak pristiwa penting yang akan terlupakan sejalan perjalanan waktu dan pristiwa serta keterbatasan daya ingat. Apalagi pristia itu berjalan atar dan tida terbawa oleh pro dab kontra atau semacamnya yang membutuhkan pemikiran oemikiran yang kritis.
Diawal awal periode kepengurusan masjid ini umumnya segala seuatunya berjalan lancar saja dan nanti setelah permbangunan fisik dianggap selesai maka ada peluang terjadinya diskusi diskusi di luar itu. Dan salah satu yang paling menarik didiskusikan adalah jalan yan itenpuh untuk mencapai kemakmuran sebuah masjid. Masjid disebut makmur adalah manakala jama'ah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar