foto

foto

Sabtu, 30 Oktober 2021

LEBIH MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN ASING, ANCAMAN BANGI BANGSA

PEMUDA TAK BOLEH DIAM  DEMI KEBERLANGSUNGAN  KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNBEGARA
Mengerikan Pernyataan seorang politisi Gerindera yang mengatakan bahwa keberlangsungan kehidupan kita bernegara sangat dipertaruhkan oleh Pemerintah seperti tak memiliki pilihan lain selain menunjukkan kesetiaanya untuk membela Kepentingan Cina dengan cara memaksakan diri  untuk membiayai dan melanjutkan Pembangunan jalan Kreta api cepat Jakarta Bandaung dengan biaya menggunakan dana APBN.  Kepentingan Oligarki untuk membangun Japan Kapal Api Cepat itu semula akan didukung China, tetapi China mangkir karena keungan China anjlok karena kegiatan perdagangan China mengalami kegagalan.   

China sangat berkepentingan untuk bisa memiliki wilayah yang bisa ditempati sehubungan dengan  peledakan jumlah penduduk China dan dalam waktu bersamaan keuangan China mengalami kebangkrutan. Pada hari Peringatan Sumpah Pemuda ini nampaknya masyarakat akan mempersiapkan diri bahwa dengan jatuhnya keungan china ini maka akan berdampak yang sangat mengerikan bagi Bangsa Indonesia, 

Dalam waktu bersamaan sepertinya tak ada jalan lain maka China haris benar benar mempersiapkan segala sesuatunya demi keberlangsungan rakyatnya, san Indonesia yang memang memiliki keluasan wilayah kosong yang sangat mungkin bisa dijadikan alternatif yang sangat menggiurkan bagi China. Itulah analisa mereka, bagi kita yang juga memang sedang menghadapi masalah yang berat ini mengalami kenaikan statistik kemiskinan yang luar biasa. Jadi tak ada pilihan lain bagi rakyat Indonesia, mempersiapkan segala sesuatunya untuk mengantisipasi hal hal yang sangat buruk, yaitu kemiskinan dan kedatangan orang asal China akan datang bersamaan. 

Maka tak ada jalan lain Pemerintah akan kesulitan untuk bekerja sendiri dengan segala keterbatasannya. Tetapi katanya, dahulu juga ketika Indonesia bertempur mempertahankan Kemerdekaan juga memang dalam keadaan dilanda kemiskinan.

 

3 komentar:

  1. KALAU SAJA ini benr benar terjadi, kita jatuh miskin dan berdatangannya tenaga kerja dari China itu sementara rakyat kita sesang mengalami kemiskinan dan kelaparan maka suasana sulit yang kita hadapi karena selain kita miskin dan stok makan kurang, dalam waktu bersamaan banyak pihak asyik melakukan korupsi dan rezim masih saja membangun kesepakatan memenuhi keinginan keinginan oligarki. Maka dipastikan rakyat akan marah dan nekat karena lapar. Tetapi secara pribadi saya tak ingin itu akan terjadi, walaupun analisa para pengamat bahwa hal itu sangat mungkin akan terjadi.

    BalasHapus
  2. JIKA hal yang terjadi memang seperti itu ... andainya ... tentu takmir masjid tak boleh diam, kita semua harus juga memiliki data berapa jama'ah kita yang sedang mengalami kesulitan, dan beapa jama'ah juga yang sedang mengalami kelonggoaran, memiliki stok lebih sehingga memiliki kemampuan bagi mereka yang sedang mengalami kesulitan. Dan untuk itu semua tentu sejak sekarang sbenarnya kita harus melakukan pembinaan terhadap jama'ah, kita harus memiliki data data yang bisa kita analisa, tentu nantinya kita akan membutuhkan tenaga yang memiliki kemampuan menganalisa dan sebelum nya tentu di awali dengan meiliki data terlebih dahulu.

    BalasHapus
  3. Sebetulnya memang sudah seharusnya takmir masjid itu memiliki data, selengkap mungkin, termasuk data yang di lengkapi dengan catatan usia, sehingga kita memiliki data berapa perseen orang dewasa, pemuda dan anak anak serta juga yang terbilang lansia. Berapoa diantara mereka itu yang sudah masuk ke Masjid dan mengikuti sholat serta aktivitas lainnya di Masjid. Selain tentu saja kita juga memiliki sejumlah program yang bisa diikuti oleh para jama'ah sesuai dengan uraiab data tersebut,

    BalasHapus