'
KOMPAS LIMBUNG SEBAGAI PELINDUNG
SETIDAKNYA waktu mahasiswa dahulu bersama kawan kawan akan senang sekali menjadikan beberapa media massa sebagai ukuran objektivitas sebuah berita, diantara media itu maka sekarang nampoaknya Kompas masih berusaha eksis, tetapi di lain pihak setelah usia pensiun dan menua ini tak lagi ingin lagi rasanya susah susah mencarikan imbangan dalam mencari kebenaran kita kita ini semestinya memang mencari imbangan kebenaran itu adalah mendekat kepada ulama, dengan catatan ulama bersangkutan tak merapat kepada dunia politik dan kekuasaan Karena ulama yang merapat kepada politik dan kekuasaan sejak zaman klasik diketahui akan sulit untuk berbicara sesuai dengan yang sebenarnya.
Kali ini Rocky sangat berhati hati karena dia takut salah ucap ... kata Dia Kompas telah ikut mewariskan Ke .... (gak jadi) ... Memalukan karena apa yang di beritakan oleh Kompas dengan berta yang muncul ulang tetapi dengan judul yang beda tetapi isinya sama. Dulu kita bangga demgam berita berita Kompas katanya, sekarang karena ikut ikutan mengasuh Penguasa akhirnya suka dengan berita yang mengekor, maka beritanya Kompas ini Lebih Pantas disebut berita Kempes, kata Rocky sdinis.
Marilah kita lebih berhati hati dengan berita minstrim yang sedang menunjukkan ketidaknetralannya. Kita sebagai jama'ah masjid mengharap kepada takmir agar mampu menghadirkan ulama yang konsisten tidak justeru membuat kita kesasar walaupun, atau walaupun kejujuran itu justeru menghambat untuk mendapatkan keuntungan finansial. Maka akan lebih sulit lagi bagi kita untuk menemukan kebenaran pada saat ini memang bukanlah sesuatu karena justeru ada pihak pihak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar