TIBA TIBA saya ingin menulis, padahal saya bukan penulis profesional,amatiranpun bukan. walaupun saya pernah beberapa kali ditugaskan oleh Kantor untuk melakukan Penelitian Kebudayan Daerah Lampung. Saya bersyukur tugas untuk melakukan penelitian dan penulisan tdal lebih dari sebelas kali dan dengan kerendahan hati bahwa tugas dianggap selesai tetapi jujur saya merasa banyak titik lemahnya.
Karena waktu untukmenukis saya sempat juga berpartisipasi menulis Opini di Harian Lampung Post. untuk itu saya nebcoba untuk memahanu karakter tulisan Opini yang diterima dan ditampilkan dalam rubrik yang berkenan ditampikan oleh Lampost.
Sebenarnya dalam kondisi saya yang kurang prima walaupun memang belum terlalu tua, tetapi kondisi kita memang berbeda beda, kondisi itu akan terpengaruh jua dengan masa keil dan masa lalu kita, tetapi memang rasanya saya harus memuli keiatan saya untuk menulis. Sedikit cerita untuk pengalaman menulis. Ketika saya diminta untuk melakukan Penelitian Tentang Kebudayaan Lanung yang merupakan Bagian Proyek di Kanwil Depdikbud Provinsi Lampung, saya mendapatkn pujian yang tak disangka sangka dari Pimpro karena tulisan saya tidak bertele tele, tetapi sudah memasukkan unsur filosofis dan sekaligus juga historisnya, rupanya itu biskan dari Tim Editing yang merupakan Kewenangan pihak Pusat di Jakata.
Sebenarnya untuk memperpendek naskah itu jauh lebih sulit dibanding menulis apa adanya, tetapi memang itu diminta oleh Pimpinan kami ketika diminta menulis Penelitian Kebudayaan Daerah Lampung. Belakangan saya baru tahu bahwa untuk usaha memperpendek naskah tetapi tetap mewah informasi seperti yang diarahkan kepada kami ujungnya kami menyadari bahwa selain banyak keuntungan keuntungannya, termasuk peringanan pembiayaan.
Tetapi dalam tulisan ini saya tidak menjanjikan apa apa, saya hanya berkeinginan penulisan ini akan selesai dengan segala kekurangannya. Saya ingin memulai menulis, hingga pada saatnya saya merasa tak lagi ada yang mampu saya tuliskan. Tentu atas segala keterbatasan ini saya memohon maaf, bukan tak ingin melakukan sesuatu yang terbaik. Tetapi kemampuan kamilah yang sangat terbatas adanya,
Bermula di akhir bulan yang lalu saya iseng iseng membuka tulisan saya di Blog tentang Masjid Aljihad Perum Korpri Bandar Lampung. Ketika masyarakat bersepakat membangun Masjid Aljihad yang semula ummat baru bersepakat untuk membangun Musholla. etidaknya memiliki kemampuan untuk melaksanakan Sholat lima waktu secara berjama'ah.
Akan saya awali pmbicaraan ini, dulu keika saat itu Cvid 19 begitu terkenal dan tak tercbendung, perhatian saya sngat tertuju kepada seorang Jama'ah, setiap kali melaksanakan sholat Maghrib, Isa dan Subuh, maka kehadiran beliau untuk sholat berjama'ah hampir dapat dipastikan, bila imam membaca zjkir bersama dengan bersuara. beliau akan mengikuti dan sesudah zikir besama beliaupun masih menambah doa seorang diri.
Sebagai jama'ah angkatan pertama sejak masjid ini didirikan, maka saya pastikan beliau adalah tamu, pernah tertangkap pandangan saya beliau pulang agak akir pada saat itu saya lihat ada tiga orang jama'ah lainnya yang belum pulang. Beliau tidak termasuk sebagai seseorang yang gemar cerita cerita kosong, seusai sholat dan doa beliau biasanya segera pulang. Karena kami satu jama'ah di Msjid Aljiad ini kamipun skhirnya tentumemiliki berbicara seru= kesempatan iyu memang nampaknya terbuka sudah,
Dan diantara pembicaraan bersama beliau yang paling saya anggao serius adalah pembicaraan tentang "Kemakmuran Masjid Aljihad". Dalam nada yang datar saja beliau bicara kepada saya, kata Beliau "Saya memiliki keyakinan bahwa nanti akan tiba saatmya Masjid Aljihad ini akan benar benar Makmur. Lalu dengan cara beliau dan berbagai istilah yang beliau gunakan untuk menjelaskan keyakinannya bahwa Kemakmuran Masjid diyakini akan tercapai.
Mohon doa kawan kawan aar rencana penulisan ini tidak terhenti gina target penulisan berjalan dan menghasilkansesuatu secara maksimal, sesuai dengan batasan kemampuan. semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar