foto

foto

Selasa, 30 Juli 2019

SUSUNAN PENGURUS MASJID dan PROGRAM KERJA.

NAMPAKNYA KELIRU bila suatu masjid hanya menyelenggarakan shollat Wajib lima waktu plus sunnat rawatib. saja, tetapi suatu masjid haruis ada pengurusnya, dan pengurus pengurus itu bertanggungjawab melaksanakan program dan program itu sendiri harus memproduk sesuatu, dan produk dari prtogram itu adalah sesuatu yang akan dirasakan manfaatnya bagi pengurus. Kepengurusan dan Program dalan pengelolaan sebuah Masjid adalah dua sisi mata uang tak terpisahkan. Ada Pengurus dan Ada Program pada sebuah Masjid, jelas suatu keniscayaan adanya.

Sedemikian banyak pengurus harus menghasilkan sesuatu untuk menghasilkan sesuatu itu harus dilakukan bersama, artinya ada sejumlah pekerjaan yang harus dilakukan atau diselesaikan secara bersamaan. Dan mereka yang melakukannya disebut Pengurus. Tentui mereka harus dilatih terlebih dahulu.  untuk melakukan pelatihan dan pendidikan bagi Pengurus, Bila Pengurus telah gagal memahami kewajibannya, maka jangan terlalu berharap masjid itu akan makmur. Masjid akan baik manakala struktur pengurusnya sesuai dengan programnya, dan dengan pemahaman yang standar maka pengurus akan mampu memproduk sesuatu, Dan praduk produk itu tentu saja mutlak harus memiliki kaitan yang erat dengan upaya upaya memalmurkan masjid.

Ukuran sangat jelas, masjid yang makmur itu adalah masjid yang  njama'ah sholat sibuhnya sama dengan ketika masjid itu menyelenggarakan sholat Jum'at bagi yang menyelenggarakan sholat jum'at, atrau sama jumlah jama'ahnya ketika musholla itu menyelenggara sholat tarawih. Ingatlah bahwa masjid yang makmur dipastikan akan mendatangkan berkah bagi masyarakat sekitarnya.

Sabtu, 27 Juli 2019

REVOLUSI MENTAL PENGURUS MASJID BEREMBUS DARI JOGOKARYAN.

TERNYATA Kepengurusan Masjid diam diam telah melakukan revolusi mental, dan hasilnya adalah kemakmuran Masjid Jogokaryan yang memiliki grafik naik disegala bidang mulai dari keuangan hingga jumlah jamaahnya data grafis menunjukkan grafik naik yang sangat signivikan barangkali itulah rewvolusi yang sebenarnya, Masjid ini semula adalah bantuan Pengurus Muhammadiyah setempat yang dibangun di tengah komunitas masyarakat yang sejatinya bekas basis PKI ketika mereka jaya. Masjid sumbangan Muhammadiyah itu diserahkan kepada ummat Islam setempat yang jumlahnya tidak habis jari dua tangan atau setidaknya Masjid yang dibangunkan sangat tak sebanding dengan penganut agama Islam setempat yang betul betul minoritas. Barangkali inilah sebabnya maka pengurus Masjid setempat bertekad  akan melaksakan revolusi mental.
Sekarang yang paling menarik bagi saya tentang revolusi mental  dalam memenej masjid adalah  bahwa para Pengurus jangan bermental miuskin seperti selama ini. Selama ini pengurus masjid bangga sekali dengan pengumuman pengumuman yang melaporkan sejumlah uang disimpan di bank sebagai saldo kass masjid. Banyaknya saldo kass yang tersimpan di bank menunjukkan bahwa Pengurus bermental miskin. Pengurtus yang bermental kaya adalah pengurus yang melaporkan aktivitasnya tentang sesuatu yang bermanfaat dalam memakmurkan masjid. Tentu disertai dengan penggunaan uang yang semakin banyak.

Barangkali narasumber yang ditampilkan wajahnya di youtube ini bermaksud mengatakan bahwa seharusnya pengurus masjid harus membangun semangat berkorban para jama'ah dan ketinggian sikap berkornban jama'ah itu paralel dengan kemampuan memanfaatkan dana yang masuk untuk membiayai aktivitas pembinaan dan peribadatan.

Barangkali thesisi ini, kalau boleh disebut thesis adalah sesuatu yang harus dicoba. Tetapi apa yang dilakukan oleh takmir Masjid  Jagalaryan ini adalah seperti simulasi yang telah dilaksanakan, dan kini telah berlanjut pelaksanaan dan dengan hasil hasil yang nyata.Takmir Masjid harus mengikuti revolusi yang luar biasa ini.

Selasa, 23 Juli 2019

BELAJAR DARI RESENSI BUKU


KALAUPUN SEANDAINYA Tim Pengembang Musholla Aljihad berkenan mengaksep gagasan untuk membantu mahasiswa UIN Rd. Intan  utamanya yang berasal dari sekolah umum maka tentu saja ada beberapa langkah persiapan yang harus diselenggarakan. Yang intinya dalam rangka menyamakan sikap dan wawasan antara para narasumber dengan para mahasiswa. Dan juga tentu saja dengan penyelenggara. Utamanya para mahasiswa memang harus benar benar mengenal berbagai kaidah penyusunan resensi, sehingga membaca resensi itu akan terjadi kedekatan dengan konten buku yang diresensi.

Agar mahasiswa tertarik dengan sebuah buku yang bermutu maka penulis biasanya akan memperkenalkan judul buku, pengarang, penerbit, tebal buku dan harga buku. Ketika masuk ke resensi buku penulis mulai memperkenalkan ciri dari buku tersebut dan juga posisinya dibanding beberapa buah buku yang memiliki konten yang sama, penulis juga membahas  kelebihan dan kekurangan buku btersebut. Lalu berkesimpulan dengan manhajukan sejumlah keuntungan dari membaca buku tersebut, akan menarik manakala penulis berkenan menghubungkannya dengan sejumlah keterangabn kenyataan dalam p-erkembangan yang terakhir.

Penulis biasanya akan menjembatani sebuah perbedaan arah antara kebiasaan Timur Tengah dengan Barat, kecenderungan Barat biasanya berusaha mencari sesuatu yang baru, sedangkan kecendrungan Timur Tengah biasanya berupaya mengembalikan hal hal yang dianggap telah terlalu menyimpang dari hal hal yang semestinya. Kebenaran damn Kemurnian sejarah menjadi hal yang kunci. Di situlah nanti antara lain peran besar para narasumber.

Beban berat narasumber adalah terkait denganupaya mengenali semua aspek dari buku yang diresensi agar pembaca atau mahasiswa terbantu mengenali buku itu secara utuh, dengan cara menyusun kutipan kutipan pendek tetapi informasi seolah utuh. Bagaimana hubungan buku itu dengan berbagai buku lainnya, lalu di mana letak kelebihan dari buku ini. Subhanallah, pekerjaan itu tidaklah mudah. Tetapi kami yakin banyak mereka yang mampu, hanya saja mereka belum banyak yang memintanya, karena sebagian para intelektual kita yang masih enggan menulis karena belum melihat komunitas mana yang akan memanfaatkan karyanya. Maka demikian kita berupaya membantu membangun komunitas itu.Mohon doa dari kuta semua. .

PELATIHAN RESENSI KITAB KUNING


MASIH DALAM ANGAN ANGAN, atau dalam bahasa akademis disebut gagasan, gagasan ini saya sampaikan kepada Dr. Bukhori A. Shomad, secara kebetulan kami bertetangga dan Jama'ah dari Musholla Al Jihad. Saya katakan bahwa dengan berubahnya IAIN menjadi UIN maka diperkirakan akan dibuka berbagai macam Fakultas baru, Fakultas Umum bahkan mungkin sekali Teknologi, dan menerima dari sekolah sekolah Umum. dan Pengetahuan keagamaan sejatinya masih terbatas. Maka salah satu cara kita membantu para mahasiswa dengan cara memperkenalkan Kitan Kitan Kuning, yang tentu saja memiliki titik persentuhan dengan apa yang mereka pelajari di Fakultas, UIN.

Kita carikan narasumber yang juga alumni Timur Tengah yang sudah berkesempatan berkenalan lebih banyak dengan Kitab Kitab tersebut,dan jumlah mereka di Bandar Lampung dipastikan sudah berbilang banyaknya, dari berbagai Perguruan Tinggi di Timur Tengah, dan salah satunya adalah Dr.Bukhori A.Shomad.

OK, Saya setuju kata beliau yang juga penilik dua Pesantren yang lokasinya tak jauh dari Kampus UIN Rd. Intasn Bandar Lampung. Saya berharap gagasan tercetus ketika berada di Musholla al-Jihad itu juga akan teresalisasiu di situ juga, apalagi akan dikembangkan menjadi Masjid Al-Jihad, sebuah Masjid yang tentunya Masjid yang modern.

Tentu akan dilakukan study yamg sistematis sebelumnya, agar Program ini sejalan dengan Program Fakultas Fakultas Umum di UIN,  dan juga mudah dipahami karena keterkaitan bahasan. Walaupun apa yang dipelajari itu hanya sebatas Resensi, tetapi tentu saja sudah memiliki kemampuan membandingkan dengan buku atau kitab kitab yang ditulis terdahulu dan hasil hasil penelitian ditulis belakangan.

Jelas akan berbeda antara metode penulisan cara lama yang menghasilkan kitab kitab klasik, dengan penulisan cara baru yang sangat terikat dengan kaidah metodologi mulai dari  pemilihan dan penentuan objek samel dan pemilihan narasumber sampai kepada metode analisis, yang ini semua disampaikan secara menarik. Mungkin ada penggunaan metafora  sehingga memudahkan mahasiswa untuk membangun imajinasi yang meng-Indonesia. Guna menghasilakn gagasan gagasan segar.

Kita akan berasyukur manakala mahasiswa bisa mendapatr pembelajaran tentang puluhan resensi darti ratus bahkan ribu Kitab yamh sejatinya sedang enjadi kajian baik Nasional, maupun Iternasional. Kenapa tidak. (Fachruddin). 

Minggu, 21 Juli 2019

PELUANG MUSHOLLA ALJIHAD MENJADI MASJID MODERN


JIKA BERHASIL MENJADI MASJID. peluang Musholla Aljihad menjadi Masjid Supermodern terbuka luas karena secara geografis ada pada posisi yang sangat menguntungkan, yaitu antara Universitas Islam Negeri (UIN) dengan Institut Teknologi Sumatera (ITERA)  dan juga diantara Pusat Logistik Angkatan Darat dengan Rumah Sakit Swasta Modern yang mengelilingi areal Musholla Al Jihad yang oleh para jama'ahnya sekarang ini sedang digarap rencana pengembangannya untuk memioliki gedung yang represntati dan modern itu.

Masjid yang ada di sekitar situ dipastikan adalah Masjid UIN sendiri, Masjid ITERA nantinya, dan yang sekarang adalah Masjid Sekolah MAN 1 Bandar Lampung, Masjid dan Baiturrahiem yang selama ini bercorak umum. Tentu akan lebih tepat manakala Masjid MAN diarahkan menjadi Masjid Pelajar. Jama'ah MAN sebagian besar pelajar, tyetapi selama ini konten klhutbah selalu umum.

Lembaga lembaga besar yang terdapat disekitar lokasi itu sepertyi UIN, ITERA, Badan Logistik AD dan Rumah SakitBesar, dan tentu saja Roh kerjasama yang dibangun adalah aqidah Islamiyah. Masing masing pihak bisa mendapatkan peluang sebagai khatib di masjid ini, berbicara dari sudut sudut yang didalami oleh masing masing pihak dengan muaranya "Iman dan Takwa"

Sejumlah Mahasiswa UIN dan ITERA yang kost disekitar masjid ini adalah merupakan modal yang tak terhingga baiknya, bukan hanya membuat rumah Kost secara besar besaran di sekitar Musholla ini, bahkan demikian banyak rumahpun menyulap kamar kamat mereka menjadi kamar kost, Dan tidak menunggu waktu yang lama kamar kamar itu telah ditempati oleh para mahasiswa, baik dari UIN maupun dari ITERA khususnya bagi mereka yang lebih suka kost di rumah atau keluarga tinimbang asrama..

Tinggal lagi, bagaimana Pengurus Musholla yang sedang mernyusun konsep pengembangannya menjadi Masjid mampu memberikan analisa bagaimana memanfaatkan potensi besar yang telah ada itu. Mari kita doakan kebergasilan mereka, sehingga Masji Modern tercipta di komplek ini.

Sabtu, 20 Juli 2019

PESERTA KEMAH BAKTI SOSIAL DI MUSHOLLA ALJIHAD.

DOKUMEN MILIK FACHRUDDIN.
















MUSHOLLA INI HARUS DIKEMBANGKAN

MUSHOLLA ALJIHAD

YA ... MUSHOLA INI HARUS DIKEMBANGKAN' Musholla Aljihad yang terletak di Perumahan Korpri ini memang harus dikembangkan, karena memang merupakan faktor kebutuhan dan memiliki peluang untuk dikembangkan, Musholla mungil yangterletak di komplek Perumahan Korpri ini memang harus dikembangkan RT 01 sebagai lokasi Musholla ini terdapat 54 rumah. Jujur memang jamaahnya belum maksimal, dalam artian masih banyak orang dewasa yang belum aktif melkazimkan diri sholat di Musholla ini, tetapi dilain pihak musholla ini mulai terasa sesak. Tidak layak Musholla ini menutup pintu seusai melaksanakan sholat, berdasartkan pengmatan ada saja tamu yang kebetulkan melintas di daerah itu singgah untuk melaksanakan sholat, oleh karenanya  pintu banyak terbuka dan stok air selalu tersedia.

Sekitar 200 meter lari ke arah Barat memang terdapat Masjid Al - Falah dengan bangunan yang lebih luas dan tentunya daya tampung yang lebih banyak, dan Masjid tersebut membeludak jama'ahnya utamanya pada saat Sholat Jum'at. Sayang lokasinya nampak  terbatas dan tak memiliki lahan parkir internal, lahan parkir yang ada hanya bisa menampung sekitar 30-an motot, kendaraan roda dua. Peluang membangun hanya meningkat ke atas.

Berbeda dengan Musholla Aljihad yang telah mengantongi restu menggunakan lahan fasiltas pertamanan di Lapangan Segi Tiga yang terletak di Perumahan Korp[ri Blok A2  RT 01 ini, tanahnya luas, yaitu sekitar 5400 M2 dalam bentuk segi tiga  sama kaki  ukuran  80 X 135 M. dan ketika akan membangun Musholla 8 X 8 panitia diminta sekaligus mengelola lahan seluas itu dengan prinsip b ahwa hanya ada bangunan Musholla yang dikelola secara taman. Itulah sebabnya pada saat itu Pengurus Musholla mengupayakan tanam tumbuh yang berkeindahan di lahan itu. Itulah kesepakatan dengan masyarakat sekitar, yang menuntut ijin berdirinya rumah ibadah.

Kini hampir dipastikan bahwa bahwa tidak akan lama lagi akan terbentuk kepanitiaan yang akan mengembangkan musholla ini baik dari segi gedungnya maupun statusnya dari Musholla menjadi Masjid. Sebagai Rumah Ibadah milik Ummat Islam.  

Senin, 15 Juli 2019

ASSALAMU'ALAIKUM WR WB

SUDAH SANGAT LAMA kita  mewacanakan pembangunan atau Pengembangan Musholla aljihad menjadi Masjid, dan sudah beberapa kali membuat Proposal yang sifatnya masih pribadi, namun belum ada respon positif,  kali ini ternyata muncul gagasan "Baru" maka saelayaknya kita harus sumbut gagasan ini dengan rasa syukur dan gembira.
Kita berharap para pihak bisa mendukung dengan cara memperkecil segala perbedaan, dan memperluas segala persamaan, secara proaktif kita bangun persamaan itu, agar gagasan ini bisa terwujud, dengan segera. Mari kita dorong kedepan mereka yang berpotensi di depan, kita tengahkan mereka yang berpotensi ditengah. Kota manfaatkan untuk mendorong, mereka yang berpotensi mendorong. Mari kita bersama sama membaca BISMILLAHIR ROHMANIR ROHIIM. Yakinlah Allah akan langsung menuntun kita semua. Aamiin.