GRUP NGAJI BARENG, adalah sesuatu yang luar biasa, karena dari situ saya mendapatkan sesuatu yang luar biasa, dalam bahasa olok olok, mereka mengatakan bahwa group Ngaji Bareng yang membuat merk sebagai Ngaji Bareng Online (NGO) ini, dikatakan oleh salah seorang penceramah tamu, yang mencoba melihat wajah kami peserta Ngaji Bareng dan penceramah itu berkesimpulan bahwa semua kami sudah S3 semua, maksudnya Sudah Sangat Sepuh Memang para anggota Grup ini saya amati nampaknya rata rata mereka adalah pemain pemain yang sukses semua, . Belakangan mereka berlomba mencari jalan menuju Allah. Dan banyak mereka yang tampil menunjukkan kesuksesan yang bagi kita kita ini sebagai sesuatu yuang harus kita teladani. Bagi saya itu luar biasa.
Pembicara tamu yang direncanakan pada hari ini Jum'at 13 November 2020 ternyata berhalangan datang, oleh karenanya diminta agar ada pahlawan yang menjadi narasumber spontanitas. Maka muncuillah dua pahlawan spontanitas, yaitu (1) A. Farouq dan (2) Rifda Ammarina. A. Farouq adalah seorang pensiunan Kapten Penerbang dan Rifda Ammarina adalah adalah Pengusaha Wanita yang sukses. Inti ceramahnya insa Allah akan saya tuliskan sebatas kemampuan saya menangkap cerita cerita mereka.
Sebagai Narasumber spontanitas yang pertama A Forouk bercerita tentang apa yang pernah dialaminya, dan Iya berharapa itu semua terjadi atas riodho Allah. Di atas ketinggian 3000 kaki, dia sebagai Capten Pilot meminta idzin restu Copilot, selain dia orang asing, maka co pilot yang satu ini beragama non Muslim. Namanya Laorence. Sebagai Capten anda bisa tinggal perentah saja, tak perlu meminta ijin dari saya. Lalu dijawab oleh Farouk ini kegiatan pribadi, jadi saya harus minta izin, dan ini saya lakukan cukup diuruang ini saja. Silakan kata Laorence.
Farouq lalu segera tayammum, dan sholat. berakhir salam ke kanan dan kekiri. Seusai sholat Laorence bertanaya, ijinkan saya bertanya dua hal (1) mengapa ada mengusap usap di dinding lalu memoles wajah dan tangan hingg siku. (2). Mengapa anda menengok ke kanan dan kekiri. Farouk menjawab singkat. Saya memoles muka dan tangan hingga siku, namanya berasuci Itu adalah simbol ketika tidak ada air yang cukup untuk membasuhnya. Banyak hal yang kotor kotor yang baru bisa dibersihkjan dengan debu atau poasir dan air. Jadsi debu itu alat dan sekaligus lambang upaya pembersihat, hati. Sedangkan saya menengok kanan dan kiri itu karena saya mau berdoa. Menengok kekanan karan saya ingin mendeoakan kami seslama penganut Islam sedunmia. Sedangkan saya menengok kekiri adalah saya akan mendoakan semua non muslim sednuia, jadi termasuk sahabatku Lourence.
Ternyata langsung pada saat itu juga Laorence, yang juga berstatus sebagai Co pilot dalam penerbangan itu meminta kepada A Farouk yang juga sebagai kapten dalam penerbangan itu pada saat itu juga membimbin nya untuk mengucapkan sumpah janji akan menganut agama Islam, seperti agama yang di anut oleh sang Capten. Maka di dalam ketinggian 3000 kaki, Co pilot itu dibimbing oleh Sang Kapten untuk membaca syahadat nanti di depan petugas yang diberikan wewenang. Ini terjadi pada saat A Farouk sedang suci.
Memang sudah agak lama Farouk berusaha agar wudhunya tak batal, manakala batal dia segera berwudlu lagi. Banyak kebenaran dan kejujuran yang bisa kita lakukan ketika kita dalam keadaan bersih. Kata Farouk mengakhiri ceriteranya. Bila berharap pristiwa mengislaman Laurence di tas ketinggian 3000 kaki itu dicatat Allah sebagai amal sholeh baninya. Aamiin.
Rifda Ammarina, ini adalah Wanita pengusaha yang terbilang sukses, di tengah jalan Iya disadarkan hatinya ketika sering mengikuti bimbingan tasauf yang dengan tekun Iya ikuti selama ini, tetapi sejuh itu dia nerasakan belum memiliki sesuatu yang bisa mendekatkan dia dengan Allah. Pada suatu saat iya membaca berita terdapatnya sebuh perkampungan yang pendudiuknya supermiskin.
Entah pemikiran dari mana kata beliau, tiba tiba saja iya ingin memiliki lahan yang tyak jauh atau sebisa mungkin bersentuhan dengan kampung orang miskin tersebut, dalam empat jam perjalanan dari tempatnya tinggal loksai itu ditemukannya. Benar benar kampung itu berantakan, penduduknya tak mampu berbuat apa apa, karena desa itu jauh dari sumber air. Suidah banyak yang berusaha mencari sumber air, tetapi beluk diketemukan juga.
Wanita kaya ini meminta kepada Allah agar diberikan jodoh untuk menjadi salah satu warga dikampung itu. Ternyata jodoh ditemukan, sejumlah hektaran tanah yang juga kring krontang akan dijual. Tetapi karena uang miliknya tak cukup untuk membayar tanah itu, maka terpaksa rumah mewahnya, rumah kos kosan sebanyak 20 pintu dijadikan agunan, sehingga Iya memiliki dana yang cukup untuk membeli tanah tandus itu. Setelah tanah itu dibayarnya, maka terpaksa iya memikirkan untuk membuat jalan sederhana guna mencapai tanah itu.
Sekedar untuk jalan keras, tersedia, lalu Iya mengangkat puluhan karyawan yang digajih untuk memusnahkan pohon pohon sawit yang tak praduktif di lahan itu, lalu dimulai dengan menanam pisah. beberapa bulan kemudian kebun pisang jadi, selain tanah ternyata kurang subur karena bekas lahan sawit, harga pisangpun tak menjanjikan. Mulai lah, Iya meminta bimbingan keoada guru Tasaufnya. Guru tasauf dibantu oleh jama'ahnya mulai sering melakukan peramalan / pengamalan doa secara berjam'ah, agar mendapatkan bimbingan dari Allah guna membantu masyarakat sekitar yang miskin miskin itu.
Tampa disengaja Rifda Ammarina tertarik melihat gundukan dedaunan sedmah yang selelu terlihat bercahaya hijau itu, setelah beberapa orang karyawan ditugaskan untuk mencari tahu ada bapadibalik gundukan daun perdu itu. Ternyata dibagian bawah terdapat sumber air yang memancar keras, ternyata sumber air dalam debit yang sangat banyak, Maka karyawanpun ditambah personalnya untuk membuat kolah yang besar, ternyata sumber itu mampu mengairi kolam besar itu. Maka dipasanglah alat alat listrik lokal, agar air bisa naik ke posisi yang lebih tinggi sehingga mampu mengairi seluruh lokasi bgahkan perkemapungan yang terletak disebelahnya.
Seusai alat listrik terpasang dan airpun mulai mengalir, setelah sebulan di laksanakan, ternyata ada malamnya banyak alat alat pompa air, dan kabel kabel dicuri orang pada malam harinya. Sehingga airmpun sejak saat itu berhenti mengalir. Namun atas bimbingan guru Tasau, Rifda Ammarina tao boleh kecewan dan putus asa. Berkat jasa Ustd. Dr. Hasan Thoyieb, beliau diperkenalkan dengan pengusaha muda yang sukses. Melihat prospek dan potensi lokasi serta betapa masyarakat miskin sangat membutuhkan, pengusaha ternyata berkenan menanamkan saham, tampa banyak persayarata.
Hanya dalam tempo dua tahun, lokjasi itu menjadi perkebunanj yang mewah, banyak buah buahan asing yang terkenal ternyata tumbuh dilokasi itu, Perkebunan yang mewah itu kini sudah mrnunjukkan hasil yang menggembirakan, Banyak buah buahan yang bisa ditsanamkan dengan subur. Pemikiran Rifda Ammarina yang tyak kenal lelah ini merennakan membuat Masjid Besar, Pesantern, pondok pondokan santri, rumah ustadz, Hotel, serta restotan mewah. Semua tampak mewah karena dibangun dengan menggunakan kayu jati.
Tak jauh dari lokasi memang terdapat kebun jati yang sudah lama ada, pohon jati itu sudah lama ditawarkan tetapi ytak ada peminatnya, karena lokasi sulit, dan medannya kurang baik. Akhirnya kebun jati itu diborong habis dengan cara mendatangkan pebrik pengolahan kayu, dan ada kayawan yang bersedia tinggal di ditengah hutan itu. Maka jadilah komplek pesantren itu terdiri dari bangunan kayu secara keseluruhan, yang manakala dihitung dengan harga akan belipat lipat biayanya.
Sewmula banyak orang yang berdatangan sekedar untuk memetik buah dan selfy selfy. Tetapi lokasi itu sekarang sudah menjadi objek pariwisata, yang membuat pengunjungnya ternganga. Arsitek terkenal berkenan membuat rancangan mewah modern dan menarik. Dan awal tahun depan Pemerintrah sudah menyetujui Pondok Pesantren beroperasional.