Saya juga salut dengan kawan kawan yang memiliki kesanggupan untuk secara terang terangan memberikan kritik membangun kepada para imam yang sering melakukan kesalahan baca dan bahkan kelupaan bacaan. Saya menyarankan kepada mereka yang dikritik untuk bisa dan mampu menerima kritikan dengan tak terlalu penting siapa yang mengeritik, tetapi yakinlah bahwa tujuannya tak lain dan tak dan bukan hanya untuk melakukan perbaikan dan kepentingan bersama.
Ustdz Zakky menyampaikan Khutbah
Saya hanya bisa cerita tentang sedikit pengetahuan yang saya dapatkan juga secara tidak sengaja ketika saya menjadi jama'ah di Masjid Al Burhan Palembang. Masjid yang dibangun di belakang Hotel besar itu memang di sampingnya ada Pondok Hafiz Quran, sedang Imam Tetapnya seorang hafiz Quran belaiu jika saya tak silap namanya Ust. Zakki Putra seorang Tokoh Agama Islam di Palembang.
Walaupun di seorang Hafiz Al Quran, bacaan mendekati sempurna dan selaku pimpinan pondok Hafiz Quran yang selalu hadir di Pondok setiap hari dan hadir di sholat lima waktu, walaupun tidak setiap Jum'at beliau bertindak menjadi khatib dan imam, tetapi beliau yang lulusan study Quran di sebuah Perguruan yang ternama di kelas dunia, tetapi pada saat tidak mendapat tugas di Masjid lain pada hari jum'at beliau akan selalu mendampingin para santrinya dan mendampingi kami para makmumnya yang selalu mendapatkan dampingan dari beliau untuk sholat lima waktu.
Ada satu yang kiranya ini bisa diteladani oleh kita semua, dalam ketinggian ilmu beliau, beliau tak ingin mengecewakan para makmum ketika mengimami sholat, ada sejulah santrinya berdiri di belakang beliau, sebelumnya beliau akan memberitahukan kepada pengawalnya, akan membaca surat apa dari ayat berapa sampai ayat berapa, karena memang beliau juga di bebani untuk khotman al Quran dalam sholat berjama'ah. Belaiu sendiri yang mengatakan kepada para pembantunya bahwa beliau sering akan bimbang pada saat membaca ayat ke sekian .... sehingga memang para pengawalnya ikut mewaspadainya .... saya memang berusaha untuk memanfaatkan kesempatan sholat dissmping para ajudan itu, dan saya ikut menyimak ketika secara lirih ajudan membisikkan kalimah yang seting dialami keraguan oleh sang Ustadz.
Yang saya tangkap, seahli apapun kita dalam al Quran dan sehebat apapun ingatan kita maka tetaplah rendah hati, seseorang pakarpun akan tergelincir manakala ada kesombongan dihatinya. Seperti yang dicontohkan Ustadz Zakky di Al Burhan Palembang itu, Bagi kita kita yang memang tak pernah mengikuti pendidikan resmi jurusan Al Quran sudah dipastikan akan mengalami ketidak sempurnaan pemahaman yang kelak mempengaruhi bacaan pula. Meningkatan baik sekedar pengucapan atau makhroj atau mematuhi tanda tanda baca lainnya. belum lagi kajian kajian Ulumul Quran yang demikian luas dan panjang sekali kajiannya, maka ketika kita menjadi imampun akan sangat banyak sekali kejanggalan kejanggalan yang berhasil kita pertontonkan dan kita perdengarkan. Meningkatkan pengetahuan tentang Al Quran dan meningkatkan keterampilan membacabya adatak kewajiabn kita seumur hidup.
Kita pantas berterima kasih kepada mereka yang memang memiliki pengetahuan dan keterampilan bacaan yang terbatas tetapi memiliki semangat untuk mengimami sholat berjama'ah, saya menggap mereka adalah pahlawan, tetapi dalam waktu bersamaan hendaklah dengan segala kerendahan hati bersedia menerima dengan segala lapang dada bila ada kritik bahkan rasa kecewa atas kekurangan kita, siapa tahu keberanian mereka mengeritik sesungguhnya adalah sesuatu yang digerakkan dan Diridhoi Allah SWT, perhatikan dan dengarkan apa isi kritiknya dan jangan sekali kali melihat siapa orangnya yang mengeritik itu, dan marilah secara bersama sama kita rendahkan hati dihadapan Allah .... dan semoga Allah selalu akan memberikan jalan perbaikan bagi para hambanya yang merendahkan hatinya, semoga kita semua diberkahi dan selalu maju setapak demi setapak dalam menuju kebaikan dan perbaikan menuju kesempurnaan. Semoga Allah merestui, Aamiin . Wallohu a'lam bishowab. Wassalkam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar