TIDAK ADA YANG BISA mencegah ketika sejumlah jama'ah dalam kesempatan yang berbeda menyampaikan usulan dan protes bahwa mereka sangat membutuhkan Imam Sholat yang mumpuni, memang tidak disertai dengan alasan yang rumit dan pelik, keinginan mereka sangat mudah dipahami apa maksudnya. Semula memang Takmir seperti kurang merespon hal ini. tetapi justeru sedikit demi sedikit semakin hari semakin nampak adanya perselidsihan antar sesama Imam yang ada, sepeti yang ingin mendominasi situasi yang demikian ternyata tak boleh dibiarkan berkmbang sendiri, nampaknya kekhawatiran dan keresahan yang dialami oleh jama'ah dianggap barang remah oleh para takmir, melainkan harus dibicarakan bersama dan damai dari hati ke hati. tampa mengecawakan oleh yang satu dengan yang lain, untung takmir cepat menyadari adanya bahaya perpecahan dan fitnah yng akan mendatangkan perpecahan yang lebih luas. Hingga lahirlah gagasan untuk melaksanakan pertemuan yang lebih luas walaupun terbatas. Tidak semua Pengurus Harian diundang, dan dari unsur Pnasehat hanya dua orang yang diminta hadir dalam pertemuan itu. Memang dalam petemuan itu tidak terjadi dialog yang bertentangan antara satu dengan yang lain, tetapi dari ucapan diantara berapa peerta sangat nampak jelas akan adanya perbedaan dan pertentangan antara satu dengan yang lain. Tetapi petinggi pengurus nampak sekali tak menginginkan agar perbedaan semakin tajam, maka rapat nerjalansecara santai dan mengundang lucu.
Tetapi sesuai dengan pertemuan lebih terbatas sebelumnya terkait masalah ini, maka Alhamdulillah Takmir bisa mengambil sebuah kempulan, yaitu mendtangkan imam dari luar. Tetapi satu harapan yang sangat diharapkan kepada mereka yang berselisih agar tidak saling menidakkan, Apalagi memang sama sama belum sempurna, dalam semangat sama sama merasa belum sempurna,maka yang dibutuhkan bukan saling menidakkan, tetapi hendaklah saling mengisi dapaian yang lebih baikalam bersama sama menuju capaian yang lebih baik.
Dengan kehadiran imam tamu ini, hendaknya dijadikan momen terbaik untuk lebih mengoreksi diri sendiri, ketimbng mengoreksi kawan kawan, kumpulkanlah dagtar kelemahan dan kekurangan pribadi yang kita miliki lalu carilah cara untuk memperbaikinya. Jangan mau disibukkan untuk mengumpulkan kelemahan orang lain lalu mencari kesepakatan untuk menimpakan hukuman yang paling pantas dijatuhkan kepada yang berangkutan.
Kita harus menyadari bahwa keadiran mereka sebagai imam selama ini telahmelalui proes panjang yang dimulai dari ketidak hadiran Imam yang biasa meminmpin sholat, lalu mereka kita dorong dorong untuk jadi imam dikala kita ketiadaan imam, itu awal mulanya. Maka janganlah ketika sudah berbilang orang yang pantas menjadi imam lalu serta merta mereka lupakan begitu saja. Apatah lagi yang bersangkitan dari waktu ke waktu telah berupaya untuk memperkaya hapalannya. Hal ini berjalan menapaki jalan panjang bukan hanya hitungan bulan, tetapi mencapai Hal ini hendaknya menjadi pertimbangan kita yang mendalam. Tetapi sekali lagi ketika secara personal ketika kita ingin memutuskan bertindak terkait ke imaman dalam kita dalam sholt berjama'ah, mualilah ancang angcang kita berpikir adalah di mulai dari kelemahan pribadi yang kita miliki selama ini. Tempatkanlah orang lain ditempat yang sehormat hormatnya, dan timbanglah segala sesuatunya mulai dari segudang kelemahan yang kita miliki.
Alhamdulillah kita sebagai makmum sangat antas memberikan acungan jempol kepada takmir yang nampaknya berhasil meredam perselisihan terkait masalah ini, tetapi hendaknya langkah yang ditempuh takmir tetap mengedepankan nilai nilai pendidikan dalam rangka mencapai kesempurnaan bahkan kenyamanan dalam berjamaah, yaitu sesuatu yang yang harus kita perkuat dan disempurnakan dalam arti luas. Dengan kata bahwa ini semua tak terlepas dari upaya untuk membangun jama'ah, Karena dengan jamaah yang terbangun secara baik dan benar justeru akan berdampak kepada semakin besarnya dan makmurnya masjid Al Jihad ini.
Oleh karena itu maka kesimpulan dan langkah yang ditempuh oleh takmir ini hendaknya diikuti oleh kelengkapan administratip. Selama ini justeru kita memiliki kelemahan yang sangat dirasakan dalam bidang administratip. Langkah berdasarkan Keputusan melalaui perjalanan yang panjang dan kini langkah tersebut mualai ditapaki dan dikembangkan dan tentu saja berharap hasil hasil yang maksimal dalam pencapaiannya. Ketika di simpulkan untuk menunjuk Imam yang didatangkan sebagai tamu tentu saja ada sesuatu yang harus dicapai, untuk pencapaian itu lalu ditentukan langkah langkah ini. Dan kesemuaan langkah langkah itu menuju satu titik yaitu kemakmuran masjid. Ciri masjid yang makmur adalah bahwa jumlah sholat subuh sama ramainya dengan jama'ah sholat jum'at di masjid itu. Dan harus kita ketahui bahwa perbandingannya saat ini pada saat ini masih sangat menjomplang.
Memang tidak juga penunjukan Imam Tetap dari unsur tamu akan sulit mendapatkan hasil, tetap bisa diupayakan hal ini akan mendatangkan hasil yang lebih banyak. Pertama karena terjadinya kerjasama antara takmir, jama'ah serta tim imam yang ada. Dalam program ini harus memiliki gambaran yang jelas, apa ugas Imam Tamu, apa tugas Tm Imam Internal dan apa pula tugasTakmir. Tugas takmir setidaknya selain memfalitasi agar tujuan dari program ini mencapai hasil yang smksimal mungkin juga menjelaskan e jelas jelasnya, tentang apa yang ditargetkan dan apa yang harus dicapai dalam program ini.
Jika takmir berkedapat memberikan ukuran ketercapawajiban merumuskan dan menjelaskanapa yang menjadi Visi di missi dalam satu program ini maka di lain pihak Imam tamu dan Tim Imam yng ada memahami sejelas jelasnya dan upaya menyatukan pemahaman antara imam Tamu dan Tim Imam sehingga memiliki pemahaman yang sama, terhadap visi dan missi yang ditetapkan oleh takmir.Lalu keduanya memahami apa perbedaan beban tugas keduanya. Mana yang menjadi tugas Imam Tamu dan manapula yang menjadi tugas Tim Imam. Tetapi dalam waktu bersamaan juga keduanya bisa memahami mana pula yang sebenarnya menjadi tugas bersama sehingga nantinya takmir masjid dapat menghitung ketercapaian kedanya.
Tentu saja Imam Tamu dapat dalam program ini bukan sekedar berdiri di depan sebagai Imam yang ditugaskan, melainkan juga mengupayakan agar Tim Imam yang akan ditingkatkan kemampuannya harus mengikuti beberapa program yang harusdiselenggarakan dan diikuti oleh Tim Imam. Oleh karenaitu maka sesungguhnya memang Takmir harus memfasilitasi program ini, tetapi Imam tamu di lain pihak juga harus mmiliki program sendiri, lalu apa uang menjadi program dari kondisi riil dan keinginan dan visi missi dari internal Tim Imam. Visi Missi yang ditetapkan oleh takmir bersifat gelobal dan banyak diserap dan makmum yang menuntut adanya imam Mumpuni, tentu bersifat global, tetapi visimissin yang banyak dibebankan kepada Imam TamuTetapi pelaksanaan visi Missi Imam Tamu sangat terkait dengan visi missin pribadi Tim Imam, dan dan tu semua adalah bermula dari tuntutan para jama'ah yang menginginkan imam yang
Urut urutan munculnya program ini bermula dari gagasan atau protes makmum, karena ada ketidaksukaan terhadap apa yang mampu ditunjukkan oleh para imam (tim Imam) Masjid aljihad, yang bermula dari protes kecil dan oleh takmir dianggap kesalah pengertian belaka, tetapi ternyata protes protes kecl itu tetap muncul. Dan ketika ada pihak yang mencoba untuk menyelesaikannya, justeru memunculkan permasalahan baru dan semakin memperjelas keberadaan para pihak. Maka sebelum masalah ini berkembang kepada keterpecahan karena justru perkembangannya tidak menunjukkan jalan yang terang menuju kepada penyelesaian. Tulisan ini adalah tulisan awal sebagai ajakan kepada para pihak untuk bersama sama menuju kebersamaan yang lebih konsepsional.