HAJI GIRING VS ANIES no, di sini Giring tak ada apa apanya, kecil sekali peluang Giring untuk mengambil keuntungan politis, hatta gelah HAJI ditulus dengan hurup kapital. ada pertarungan besar yaitu mengeluarkan Islam dari percaturan Politik di Indonrsia, lalu siapa yang akan ambil keuntungan, tak ada yang tahu mereka hanya bilang Oligarki. Siaspa tak ada yang kenal. Pinjam istilah Cak Nun mereka itu tak pernah muncul di media, tak ada pula foto dan apatah lagi identitasnya. Tetapi mereka sangat berkuasa, buktinya apa yang mereka mau benbar yerjadi, dan apa yang mereka tak mau maka tak akan terjadi. Sudah beberapa kali mereka hampir meraih kemenangan, mereka gagal karena Allah belum mengijinkannya, karena masih ada orang orang yang bangun tengah malam menangis dan mendoakan kita mereka samnggup sujud berlama di hadapan Allah di kegelapan malam yang dingin menembus kulit.
NARASI berkembang adalah bahwa mereka tidak ada niat dan memang tidak meyakini bahwa Islam itui buruk, bahkan beberapa ilmuan kenamaan yang belakangan sangat yakin nanti pada siatu saat Islam akan kembali menguasai dunia, setelah dahulu Islam berhasil mengalahkan Dua Negara Super Power. Lalu Islam kembali bisa dilemahkan, tetapi dengan lambat tetapi pasti kata sejumlah pengamat kenamaan di Barat meyakini suatu saat Islam kembali berkuasa, ini pula yang ingin dibantah para oligarki, mereka yakin untuk menguasai Islam di dunia, maka harus menguasai Indonesia sebagai Islam terpadat, tetapi untuk menguasai Indonesia maka Islam di Indonesia harus dijuasai sepenuhnya. Demikian Kesimpulan setidaknya pernah saya dapatkan dari sajian seorang narasumber yang dahulu saya terima dari seorang dosen dahulu pada saat saya masih duduk dibangku kuliah pada saat itu Indonesia sedang dikuasai Golkar.
Tak banyak yang disampaiukan oleh narsumber pada saat itu, dan memang kami selaku mahasiswapun belum lagi mengenal oligarki karena pada saat itu yang menjadi buah bibir adalah Alibaba. Kita diknal sebagai pengusaha sukses di permukaan, tetapi sesungguhnya dibelakang ada poemilik modal di mana sang Direktur harus patuh kepada si pemilik modal yang bermain. Smula Sang direktur bisa tampil gagah. tetapi belakangan ternyata Si Pemilk Modal bisa bermesraan dengan Pejabat yang menentukan di belakang layar, tetapi belakangan terbongkar ternyata di belakang pemilik modal itu ternyata ada bukan semua dana miliknya. Lalu cepat sekali istilah konglomerat dipahami masyarakat. Artinya dibelakang ada kumpulan sejum;ah orang pemilik modal. Itu info yang disampaikan, tetapi ternyata kita harus yakin bahwa justeru yang sebenarnya adalah sesuatu yang tak pernah disebut sebur.
SEORANG PENGANUT AGAMA ISLAM yang kebetulan memiliki sedikit pemahaman tentang ilmu agama Islam , dan aktif dikegiatan kemasyarakatan umunya sudah berupaya mengait ngaitkan aktivitasnya dengan kaidah kaidah keagamaan, yang bersangkutan tak ingin Ia memiliki aktivitas justeru bertentangan dengan kaidah keagamaan. Sebagai seorang poedagang kecil kecilan umapamanya sangat ingin sekali menmgetahui berbagai persamaan setelah mendengar ketrerangan dari para ustadz bahwa Rasulullah SAW juga seorang pedagang yang sukses.
Sebenarnya apapun nanti profesi yang akan dipilih oleh pura putri kita di lingkungan jama.ah masjid aljihad ini adalah merupakan tugas kita sebagai orang tua untuk memperkjenalkan pura putri kita dengan agama. Mungkin kita umumnya pada saat sekarang sebagai generasi yang tidalk muda lagi, dahulu kita memeiliki ketergantungan kepada Guru Mengaji kita baik di Masjid ataupun di rumah, ini sepenuhnya kita serahkan kepada guru atau ustadnya, tetapi di lain pihak mereka selaku orang tua kita sangat yakin dan percaya akan kebenarannya dan para ustadz atau guru mengaji kita berikan kewenangan penuh bahkan bila perlu orang tua kita akan menambahkan hukuman kepada kita manakala kita mendapatkan informasi bahwa kita mendapatkah hubuman karena kesalahan yang kita lakukan.
Sekarang ini disebut zaman modern maka sudah banyak guru yang dlaporkan kepada yang berwajib karena telah memberikan hukuman bagi anak didiknya dan tak sedikit guru dan bahkan mungkin diantaranya terselip juga ustad yang telah mendapatkan vonis dari yang berwajib atas aduan orang tua dari anak didiknya, dengan dalih perbuatan tak menyenangkan. Dan dalam waktu bersamaan akan sulit bagi guru atau ustad untuk memilih hukuman yang menyenangkan bagi para murid muridnya. Kita berharap seiring perjalanan waktu nantinya kita akan memiliki Undang Undang Pendidikan yang lebih baik dan demikian juga dengan Undang Undang Hukum Kriminal juga lebih baik, sehingga pendidikan kita bisa menghantar anak anak kita kederajat kualitas manusia yang tinggi, di tengah kemajuan dunia.
Segalanya akan membutuhkan proses dan sejak diawal proses pendidikan bagi Islam maka mengenal ajaran agama bagi putra putri kita adalah sebuah keniscayaan. Padahal tak dapat dihindari akan adanya pergesekan antara kepantingan pendidikan anak sebagai calon generasi penerima tongkat estapeta Bangsa dengan kepentingan politik dan kekuasaan yang samgat dipengaruhi ekonomi dengan agama dan nilai nilai budaya serta kearifan lokal sebagai kekayaan warisan nenek moyang. Padahal sudah menjadi keyakinan ummat beragama diantara aspek aspek yang saling bergesekan itu maka agama adalah merupan jalan menuju keselamatan dunia dan akherat.
Sayang sekali sepertiny ada persoalan yang cukup mengganjal antara Agama dengan ekonomi dan kekuasaan, sehingga ekonomi dan kekuasaan akhir akhir ini secara terang terangan eknomi dan kekuasaan dengan berselimut politik semakin gencar dan secara terang terangan melakukan penyerangan kepada agama, walaupun dengan keterampiulan narasinya mereka tak perlu menampakkan diri dan keluar dari dari selimut politik mengcovernya.
Sebagian besar ummat Islam sebenarnya tidak menyadari bahwa UUD 1945 telah mengalami perubahan besar dan bahkan semakin lama semakin dirasakan bahwa perubahan itu bukan hanya sekedar signivikan, lama lama menyadarkan kita bahwa perubahan itu juga diametral. Ketidak sadaran itulah nampaknya antara lain mengapa para penguasa banyak meniupkan pluit pelanggaran kepada para tokoh Islam.
Sementara aktivis politisi Islam (muslim) dengan segala keterbatasan kemampuannya mereka lebih banyak disibukkan untuk mempertahan eksistensi belaka, mereka sibuk dengan upaya sungguh sungguh untuk mempertahankan kebradaannya. Hingga pada saat itu Partai Politik yang secara hstoris memiliki hubungan dengan Islam perprosok menjadi partai partai Gurem yang keberadaanya nyaris hanya sebagai pelengkap saja, dan meminjam istilah peperangan mereka kalah dalam persenjataan dan juga kalah dalam jumlah anggota pendukung, dan otomatis mereka juga kalah dalm logistik dan strategi lainnya. Untuk sementara artinya kita jangan terlalu berharap banyak kepada mereka, walaupun kita tak boleh merasa putus harapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar