'
CUMA INGET SAJA WAKTUS MELETUS G 30 S PKI SAYA ADA DI PAGELARAN
PAGELARAN ITU sebuah Desa kecil di mana saya dilahirkan, sasa ingin sekali saya menulis tentang Pagelaran sudah beberapa hari ini, teta[i saya belum menemukan apa tema yang bisa menarik, setidaknya adalah sesuatu yang layak saya taitkan dalam tulisan ini, akhirnya saya berketetapan hati untuk mengatitkannya dengan sesuatu atau seseorang atau sebuah pristiwa besar yang tak boleh dilupakan. karena terkait dengan sesuatu yang sangat penting. Lalu apa itu yang tak boleh dilupakan di bulan September ini, yaitu meletuskan pemberontakan, penghbiatan yang sudah terjadi untuk kesekian kalinya di Negeri Indonesia, yaitu bahwa PKI sampai kapanpun masih bersemangan untuk menguasai Indonesia dan caranya tak ada lain yaitu menghancurkan Islam di Indonesia, itulah perjuangan PKI. Mak dari sini tulisan ini ingin saya mulai. Tentu saya akan menyebut prisriwa dan tokoh terkenal atau sangat saya kenal atau sangat sya cintai akan disebut sebut dalam tulisan ini sehingga memiliki harga minimal bagis saya.
Waktu kecil dahulu saya ingat PKI memang organisasi yang paling heboh, paling sering melakukan pawai besar besaran, mereka jingkrak jingkrak menyanyikan lagu perjuangan mereka. banyak lagu perjuangan mereka tetapi salah satu yang sering mereka perdengarkan adalah lagu RSOPIM, saya sendiri tak menangkap apa liriknya, tetapi lagu mereka yang bahasa daerah ada yang mampu menghapalnya, dan sangat sering kami selaku anak anak mendengarnya, walaupun lagu itu tak tahu kami apa judulnya, tetapi lirik yang tertangkap adalah ... menyang pasar belonju ... kanggo pujoroto tetapi lagu yang seolah pamilier itu sepertinya banyak dpelesetkan oleh anak anak muda setempat karena dalam lagu itu tersebut beberap[a nama yang kami kenal tetapi tak ada hubungannya dengan lagu itu. Sedangkan lagu Genjer Genjer tetapi pada saat itu kami anak anak tidak ngeh ... dan kami baru tahu lagu itu setelah meletur penghianatan PKI 30 September 1965.
Dalam satu arakan arakan paway besar besaran seperti semacam Pawai Akbar layaknya ... pada saat itu dalam waktu bersamaan beduyk masjid di tabuh bertalu talu, tentu saja suara beduk adzan ditenggelamkan oleh suara para anggota PKI mereka menari menyanyi jingkrak jingkrak, yel yel dan bermacam macam ulah mereka, dan kami anak anak yang memang butuh hiburan sanat terpulau oleh ulah PKI ini. Apalagi ditambah tingkah para anggota Gerwani mereka adalah wanita canti cantik menurut ukuRan desa kami tentunya, samar samar terasa ada tangan halus memegang saya ... sementara perjatian full kepada tingah [olah anggota PKI yang sedang bersukaria. Pulang Nak ... terdengar samar samar suara suara Wanita yang sangat saya kenal ... Pulang Nak ... sudah Magrib.
Alhamdulillah saya terlahir dari keluarga Muslim ... ayah saya waktu mudanya Mondok di Tanah Minang ... beliau mendidik kami secara Muslim ... pendidikan orang tua sangatlah berpengaruh. Didikan orang tua sangat mempengaruhi anaklnya. Umumnya kita sebagai anak sangat dipengaruhi oleh orang tuanya, walaupun tidaklah berarti semua Orang tua berkesempatan memepengaruhi sikap sikap anak, sehingga lain sikap anak dan lain pula sikap orang tuja, tetapi saya akan katakan bahwa saya termasuk anak yang sangat terpengaruh oleh sikap orang tua saya, walaupun saya rasanya belum mampu sekhusyuk orang tua dalam beragama dan beribadah.
Sebagai perbadingan saya bandingkan dengan sikap Ade Armando yang konon kabarnya dibesarkan oleh keluarga PKI, sikap belaiu yang demiukian benci kepada Aslam adalah menguatkan bajhwa orang tuanya yang memiliki sikap Politik yang Komunis adalah menguarkan dugaan bajhwa beliau sangat tepengaruh dengan sikap orang tua itu. Ade itu seorang Doktor dari Amerika, beliau seorang akademisi yang disibukkan oleh kagiatan diskusi, seminar dan lain sebagainya. Saya tidak, saya hanya seorang karyawan biasa saja, Pendidikan hanya S2, dan saya hanya Dosen Luar Biasa saja, Luar biasa artinya honorer. Hanya saja selama beberapa tahun saya ditempat saya bekerja ditugaskan untuk melakukan Penelitian ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar