KITA IKUT YURYURAN MENGGAJI KOMISARIS DENGAN HARGA MAHAL UNTUK MENJADI BUZER DI PERUSAHAAN MILIK PEMERINTAH.
KEKHAWATIRAN KITA akan terjadi pelemahan kepada Para Ulama, dan dalih dalih yang digunakan adalah ceramah radikal. Dari video ini sepertinya Komisaris di PT PELNI ditugaskan dalam rangka penertiban aparat di internal Pelni mereka yang ditenggarai terlibat dalam pewnyelenggaraan kajian romadhon itu sepertinya dinon aktifkan dan belum bisa disebut dipecat seperti yang dikhawatirkan. Nampaknya hal ini merupakan langkah pangkah berikutnya setelah dahulu memang terdengar kabar pengakuan yang bersangkutan, dari mereja yang sering di9anggap kritis, telah dihentikan sebegai narasumber tetap di berbagai BUMN, dan kini sudah berani terbuka, dan bukan hanya ulama yang menjadi narasumber, tetapi memang kajiannya yang ditiadakan, atau setidaknya belum mendapat ijin.
Yah, sasaran tembaknya adalah terkait dengan radukalisme, intoleran mungkin juga anti NKRI dan atau berusaha menggantikan Pancasila. Tentu saja dalam hal ini MUI butuh klarifikasi bahwa dasar tuduhan Intoileran, radikalisme, anti NKRI, dan antipancasila itu buktinya apa saja. Yang kita tahu adalah bahwa terutama radikalisme itu adalah rumusan baru dari Amerika, Eropa dengan latar belakang Yahudi dalam usaha memusuhi Islam paska perang Timur Tengah dan Arab. Setelah terkadi kwesepakatan jeda berperang di Timur tengah dengan hasil gemilang, yaitu hancurnya Negara Negara Timur Tengah yang selama ini menunjukkan sikap anti Amerika dan Yahudi di belakangnya. Maka muncul lah diskusi, seminar, dan penelitian penelitian yang diseponsori Eropa, Amerika dan dengan latar belakang kekuatan Yahudi, maka ditemukan rumus untuk dalaih dalam memusuhi Islam, yaitu Intoleran.
Mari kita serahkan saja itu kepada Majelis Ulama, NU, Muhammadiyah, dan banyak lagi organisasi lainnya, serta para ulama, pemikir, pakar , peneliti dan lain sebagainya unyuk membahas serta menjelaskan serta mengklarifikasi hingga tuintas. Karena di luar dugaan kita, bahwa Yahudi dan para sekutunya berhasil erhasil menjual thesis itu diberbagai Negara di luar Timur Tengah, termasuk yang sangat meyakini kebenaran propaganda Amerika, Eropa dengan latarbelakang Yahudy berhasil diyakini kebenarannya oleh sejumlah pihak di Indonesia dan disejumlah Negara lainnya. Mari kita pantau saja perkembangannya dan ujung dari Profokasi Yahudi ini.
Sangat mengherankan mengapa Indonesia nampaknya sangat terpropokasi dengan kampanye Yahudy yang satu ini, sedangkan Amerika selaku pihak yang giat mengkampanyekan thesis ini menunjukkan gejala perubahan setelah kegagalam Trump dalam Pilpres Amerika yang lalu. Tetapi Indonesia sendiri nampaknya yang memang jadi sasaran utama untuk kempanye yang satu ini justeru seperti sangat terbuka untuk menerima dengan tangan terbuka. Di Indonesia bukan hanya Intoleran sdaja, tetapi digabung dengan anti NKRI, Anti Pancasila , kelop jadinya.
Yang diinginkan oleh kampanye ini adalah kehancuran dan pelemahan pihak Islam. Sayangnya dari internal Islam ada yang terpancing dalam provokasi ini sehingga ummat Islam ada saja pihak yang mau saja dijadikan pemeran utama dalam pemecahbelahan ummat. Ini adalah suatu bahaya besar bagi ummat Islam, sesama ummat Islam akan diadu domba. Harus kita sadarkan bahwa bila konsep adu domba ini berhasil dilaksanakan maka langkah berikutnya adalah sangat mudah untuk menghancurkan Islam di Indonesia.
Kita harus ketahui bahwa pihak di luar sana memang mempersiapkan tenaga, konsep dan dana besar untuk menghancurkan Islam Indonesia dari dalam. Maka tak ada lain bahwa kita harus merapatkan barisan, dan para pemimpin kita harus mengantisipasi jangan samnpai ada aliran dana berhasil digunakan untuk mengiming imingi ummat untuk menjadi pihak yang proaktif mewujudkan kehancuran Islam dari dalkam seberapapun dana yang bisa diterima, karena kerugian akan lebih besar, ketika nanti Islam benar benar lemah. Ditampilkan Buzer yang kita bayar mahal untuk mengejar radikalisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar