PERTANGGUNGJAWABAN DIHADAPAN ALLAH
SETIAP KAMU ADALAH pemimpin dan setiap pemimpin akan mempertanggungjawabkan kepepmimpinanya. Itu sebuah dalil naqli yang harus kita pegang. Terkait dengan tenggelamnya kepal selam kita mau tidak mau harus dikaitkan dengan pertanggungjawaban pemimpin. Demikian banyaknya dana yang telah dokeluarkan , maka dan itu diharapkan sesuai dengan kebutuhan yang riil, bukan hanya untuk ambisi seorang pemimpin. Sebagai pemimpin harus mendengarkan masukan masukan dari berbagai pihak. Kita tidak ikut ikutan membahas tenggelamnya Kapal selam dan usul perbaikan alusista yang tak direspon oleh Pemerintah, karena ada yang lebih diutamakan Pemerintah walaupun hasilnya ada yang mangkrak, dalam waktu bersamaan mulai melakukan balasan kepada mereka yang kritis. Kita yakin sekali Negara yang besar sertya banyaknya para intelektual, maka itu bisa diselesaikan. Kita tak tertarik terlibat membicarakan itu, tugas kita adalah membicarakan Kepemimpinan Masjid kita, itu saja.
Adalah wajib kita bersyukur dengan selesainya kita mengembangkan Masjid kita, kita bergembira dengan semangat juang para jama'ah sehingga permasalahan yang ada nyaris tak terasakan sebagai sesuatu yang memberatkan. Walaupun nampaknya Takmir merasa tidak perlu membentuk badan Kepanitiaan, tak juga didukung oleh sistem komunikasi yang terlalu baik, tetapi karena berangkat dari rasa keikhlasan yang mengagumkan maka nyaris tak terdengar adanya perbedaan pandangan yang mengancam tersendatnya jalannya pembangunan, itulah sebsbnya maka walaupun keuangan dilaporkan mengalami minus, tetapi keluhan nyaris tak dengar, sehingga takmirpun tak jua membutuhkan kampanye penggalangan dani. Tentui itu adalah sesuatu yang harus kita pujikan kepada takmir dan siapapun yang terlibat sekecil apapun dalam upaya pembangunan ini, Dan bersama kita mohonkan doanya agar Allah mengampuni segala kekurangannya, sehingga perjuangan ini diterima sebagai Amal yang sholeh dan dapat membantu pertanggungjawaban kita bersama sehingga kita layak mendapatkan balasan sebagai amal kebajikan dan kemulyaan yang berlipatganda dari Allah, sehingga mempermudah perjalanan kita semua menuju Syurga.
Di tengah tengah rasa syukur itu, kita harus semakin mampu mengidentivikasi tentang skala prioritas secara hakiki dalam pembangunan sebuah masjid. Sebelumnya maka rasa syukur itu harus kita pelihara dan kembangkan sehingga bisa memayungi bangunan semangat kita dalam rangka membangun masjid sehingga menjadi masjid yang makmur. Karena ternyata bangunan masjid yang kokoh indah itu bukan segala galanya . dalam artian kekokohan dan keindahan itu tak maksimal apabila kita gagal memakmurkan masjid yang baru kita bangun ini. Dan ternyata ukuran dari kemakmuran itu sngat sederhana dan sangat mudah kita cerna secara bersama. Kare dikatakan bahwa sebuah masjid yang menyelenggarakan Sholat Jum'at bersama, maka baru dikatakan makmur, manakala jama'ah subuhnya sama ramai dengan jama'ah jum'atnya.
Jadi tugas kita sekarang selaku jama'ah adalah membantu para takmir membahas dan merencanakan pemakmuran masjid ini. Apalagi dengan batasan yang demikian sederhana dan jelas, serta tak mengundang kontriversi dengan menghadirkan narasumber dri berbagai keahlian masing masing. Lalu kita rumuskan format keputusannya, kita pakai saja ruymus hari ini haruis lebih baik dari kemaren. Setelah penegmabnagn masjid selesai, maka jama'ahnya harus lebih banyak dari sebelumnya, Dan dikembangkan terus dengan rumusan yang lebih fokus.
Selan dengan hal tersebut di atas maka yanh harus kita perhatikan adalah upaya pembelajaran bagi magi9 jama.ah. Dikatakan bahwa sholat itu hukumnya adalah wajib, yang nanti bisa diuraikan lebih lanjut tentang sholat sunnat. Sholat itui wajib, tetapi ternyata dakwah dan pembelajaran agama ternyata lebih dimuliakan, artinya. Setelah membangun gedung Masjid, kita harus memakmurkannya dan menyelenggarakan sholat sebaik baiknya. Tetapi ternyata ada lagi yang lebih memiliki keutamaan, yaitu dakwah yang isinya kajian, belajar membaca Al Quran dan berbagai kitab pengetahuan yang jumlahnya adalah banyak sekali. Banuak sekali orang yang memiliki kemampuan untuk menyumbang pembangunan masjid secara besar besaran, tetapi dia merasakan untuk melangkahkan kaki menuju masjid mengikuti acara dan dakwah dan pengajian ternyata terasa sangat berat sekali, dan bahkan ada perasaan tertekan dan tersiksa.
Itulah sebabnya dikatakan mereka yang melngkahkan kami menuju tempat diselenggarakannya dakwah dan mengaji agama memilki kemulyaan yang luar biasa, dan bahkan mereka yang gugur dalam perjalanan ketika melaksannakn itu maka aka tercatat sebagi mati yang syahid.
Apa yang kita bahas ini adalah merupakan tanggungjawab kita semua selaku jama'ah, sedfangkan tenggelamnya kapal selam kita merupakan tugas para pihak yang memenag diberrikan kewenangannya. Oleh karenanya marilah kita bismillah untuk menunaikan tugas kita selaku jama'ah. membangun jamaah agar lebih kokoh. Percayalah bahwa dengan bekerja secara berjamaah akan lebih berkah. يَدُ اللَّهِ مَعَ الجَمَاعَةِ (tangan Allah bersama jama'ah (HR Tarmizi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar