KISAH INI TERLALU MAHAL UNTUK DILEWATKAN
KETIKA ADA YANG MENGAJAK menulis tentang Pandemi Covid 19 saya berminat ikutan untuk menulis, kata siempunya gagasan tulisan tulisan yang memenuhi persyaratan dan kelayakan akan dikumpul menjadi satu menjadi sebuah buku. Mengingat pristiwa ini langka maka saya berminat ikutan menulis, sementara sayapun sejatinya belum memiliki gagasan untuk menulis ini dari sisi mananya. Oleh karenanya saya mengalami perubahan dan menganti gagasan sebanyak dua setengah kali. Barangkali itu pulalah sebabnya saya mengalami keterlambatan dalam menyelesaikan tulisan. Sebenarnya tulisan itu dibatasi tanggal 10 April 2021 sudah setor ke editor, akabibat merubah gagasan saya pada hari min empat baru sekitar 70%nan itu hari rabu. malam kamis saya kebut, kamis dan jum'at edit dan baca ulang, saya berharap hari Sabtu sudah bisa mengirim ke panitia, katakanlah fimal. harus saya anggap selesdai agar dikirim di hari terakhir. Mengusir Pandemi Belajar Kepada Penduduk Kota Irom.
Terkait dengan munculnya pandemi ini memang ada yang berpikiran untuk memanfaatkan penelitian dengan melibatkan lembaga interlijen, untung pemikiran itu tidak sempat berkembang, tetapi pikiran pengamat di mana relevansinya, maka akibatnya orang menduga duga bahwasanya terkait pandemi ini memang terjadi perang, setidaknya perang itru terjadi antara China dan Amerika, yang tentu saja kita sebagai orang awam tak mungkin memahami secara detail.
Untung WHO segera berkenan meluruskan, tetapi sedikit agak terlambat karena kabar kabar hoax terlanjur berkembang. Karena memang ada pihak pihak yang berusaha mencari keuntungan sebesar besarnya terkait pademi ini. Bahkan celakanya lagi justeru ada yang berusaha mengambil keuntungan secara politis, bahjkan peluang untuk mengenyahkan musuh musuhnya. Itu semua terjadi di Kota Irom, sekali lagi di kota Irom.
Di kota Irom berpenduduk sebagai kelompok yang berhasil mengumpulkan nama nama ilmuan terkenal di masa itu. Mereka memiliki proyek yang tak tanggung, yaitu melakukan perlawanan kepada Tuhan. Mereka akan mendirikan contoh perkotaan surga di dunia. Mereka memahat daerah pegunungan batu tua dipoahat penjadi perkotaan yang sejuk, karena batu itu batu tua maka tak sulit bagi mereka menjadikan batu itu sebagai sinar sinar yang memantul sehingga gedung gedung dan taman taman hasil pahatan itu tampak terang benderang seperti siang saja layaknya. Airpun mengalir ke seantero kota. Yang tinggal di kota Irom itu hanya orang pintar, oranmg kaya dan pejabat saja.
Tetapi dengan keberhasilan itu setelah mereka semakin kaya, semakin pintar, semakin berkuasa, mereka membuat semua pendudiuk menjadi takut, tak berani bersuara, tak berani berpendapat, bahkan tak berani bermimpi. Mereka patuih dan taat kepada Penguasa. Akhirnya kejahatan berkembang pesat, mulai dari tindakan sewenang wenang sampai dengan sex bebas. Kota yang dipoersiapkan selama ratusan tahun itu, juga dihancurkan dalam prtoses ratusan tahun juga proses penerimaan siksanya, hingga pada saatnya kota itu hancur lebur dan mayat bergelimpangan.
Itui saya coba dengan menuliskan sebuah naskah dengan judul besar Pandemi Pasti berlalu. Tetapi tulidsan saya untuk melalukan pandemi itu, maka kita semua harus belajar kepada kisah masyarakat penduduk kota Irom, karena pandemi itu sudah merupakan malapetakan dunia, artinya sedang terjadi kejahatan tingkat dunia sedang beraksi pada saat ini, dan pandemi tak akan berlalu, sebelum kejahatan itu terhenti. Hehe ... sayang saya tak pandai menulis secara bagus, saya menjadi orang pertama yang tak sanggup menjamin tulisan itu akan duiterima editor untuk ikut tercetak dalam buku itu. maaf.
Ada satu Pesan saya : Dikatakan bahwa setiap hari lautan mengajukan permohonan untuk menggulung manusia dan membenamkannya di dasar lautan. Tetapi Allah menolak sehingga bencana besar itu belum juga terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar