foto

foto

Rabu, 04 Mei 2022

SAATNYA BERLATIH BERSYUKUR

'                                  

MARI KITA BERHATI HATI, KITA MUDAH SEKALI TERGELINCIR


APA YANG disampaikan oleh Khatib, yaitu Ustad Dawan Dwijatmiko Swawi AT, MT,  bahwa untuk memelihara dan mengembangkan prestasi Ibadah Romadhon untuk menyempurnakan Ibadah dan Amaliyah Romadhon, yaitu Taqwa yang sebenarnya Taqwa adalah kita harus melatih diri membentuk serta konsekuen melaksanakan  dan mempraktekkan rasa syukur,  dan selain rasa syukur itu adalah pasrah kepada Allah, kita berserah sepenuhnya kepada Allah untuk menetima dan memberikan penilayan atas kualitas kita selama ini utamanya pada saat melaksanakan amaliyah Romadhon yang mampu kita laksanakan. 

Mungkin sebelum kita membahas serba sekilas tentang masalah ini. maka yang harus kita ketahui dan sadari bahwa apa yang kita lakukan dan laksanakan dalam rangkaian amaliyah Romadhon adalah masih jauh dari sempurna, sehingga memang tak layaklah kita sebagai manusia merasa mencapai mencapai menempati seded kesempurnaam dalam beribadah. karena ilmu kita saja terbatas sehingga capaian kita pasti terbatas adanya. 

Oleh karena itu maka kita akan sering mengalami kegagalan karena kita sering memiliki keinginan untuk menampatkan diri pada posisi segala kepantasan teratas dan ketika kita menampilkan keinginan individual maka maka kita akan terjebak sikap dalam sikap suhektif. Situasi seperti ini banyak sekali dihadapi oleh Saudara Saudara kita yang menekuni pengajian tasauf justeru kata mereka mereka terlalu sering gagal memeraktekkan sesifana.

Fana adalah ketika murid Tasauf menyadari diri adalah sehina hinanya di mata Allah  sehingga tak memiliki rasa kebanggaan pribadi apalagi di mata Allah SWT. Tasauf antara lain mengajarkan agar manusia memiliki kemampuan menyadari dan menyesali segala kesalahan dan kekurangan, kesalahan artinya kekeliruan yang pernah dilakukan dan kekurangan  adalah  kekeliruan yang dilakukan karena keridak tahuan dan ketidak pahaman. Itulah sebabnya di lingkungan pengaji tasauf melarang  setiap seseorang melakukan pencitraan diri apalagi sekedar untuk menutupi segala kekurangan dan kekeliruannya.

Sebetulnya masih  banyak sekali hal yang harus kita ketahui dan harus kita lakukan maka tugas kita semua adalah mengejarnya dan meraihnya. Dan kita semua membutuhkan guru untuk membimbingnya.



@@@


1 komentar:

  1. Mks pak H Fahrudin,dlm menulis sekelumit narasi tentang tasawuf, untuk itu emang kita sangat diangkat tentang ilmu tersebut jauh lebih banyak tak mengetahuinya serta sangat fakir dlm memahaminya,oleh karena itu kita perlu belajar kpd yg lebih memahami/guru,smg kita k depan bs dpt pembimbing , Aamiin ya Rabb

    BalasHapus