'
KITA ADALAH MAKHLUK YANG LEMAH
RASULULLAH SAW itu segala Keputusannya tidak dilakukan berdasarkan ambisi pribadi demi gengsi dan ambisi untuk nama besar pribadi. Itu setidaknya terjadi pada pristiea Perang Hudaibiyah, peparangan ini dilakukan sebenarnya karena kelompok kafir akan menghalangi ummat Islam melaksanakan Ibadah Haji dan Umroh, kita boleh menyatakan melawan kepada siapapun yang akan menghalangi kita melaksanakan ibadah dakwah dan Tarbiyah atau pendidikan. Ketiga hal itu mulai terusik maka apa boleh buat, karena berarti pihak musuh sedang berusaha memusnahkan Islam.
Dalam peperangan Hudaibuyah akhir diambil kesepakatan untuk semacam gencatan senjata begitu, lalu disepakati untuk membuat sebuah perjanjian yang disebut perjanjian Hudaibiyah. Dan Rasul memerintahkan seorang sabat untuk mengonsep perjanjian itu lalu dibuatlah kalimat sesuai arahan Rasulullah, diawali kata ... Bismillahirrohmanirrohim ... Rasululloh Muhammad SAW ... begitu para sahabat tahu bahwa pihak Kafir tak setuju ada tulisa Bismillah ... dan tulisan Rasulullah ... para sahabatpun beraksi dan mengusulkan agar perjanjian dibatalkan dan perang dilanjutkan secara all out, walaupun pada saat itu pasukan Muslim bukan berangkat niat perang, tetapi dari rumah mereka memang berniat melaksanakan ibadah haji.
Tetapi para sahabat terheran heran melihat Rasulullah menerima saja keinginan Kafir Qurais dan Rasul Muhammad SAW bertindak seperti orang yang tak memiliki keinginan untuk menunjukkan gengsinya, namun setelah Rasul nampak tetap kekeh dengan menerima perjanjian yang secara mudah menangkan keinginan Kafir Qurais untuk menghina Nabi Muhammad SAW itu sehina hinanya. Para sahabatpun undur walaupun diliputi rasa teka teki, mengapa Rasulullah seperti kehilangan keberaniannya dalam memimpin.
Bisa jadi kita sama dengan para sahabat pada saat itu, ketika kita menjadi tak berdaya untuk mengantisipasi segala sesuatunya tekala kita menghadapi Pandemi 19 Coron, banyak sekali manuver manuver stratyegis yang dilancarkan, yang rasanya sangat merugikan Islam, dam kita tak memi;iki kemampuan untuk mengimbangi pemikiran karna kita sedang berhadapan denga kekuatan besar tingkat dunia, Nampak sekali kita tak berdaya sehingga keputusan keputusan kita terasa sekali itu didikte oleh pihak yang memiliki kekuatan yang tak akan mungkin bisa diajak berdialog itu.
Pada saat seperti janganlah sekali kali kita merasa Allah telah membiarkan kita dalam kesendirian sehingga kita benar benar benar merasakan sebagai sangat tak berdaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar