foto

foto

Selasa, 22 Juni 2021

JANGAN SENANG MEMBENTURKAN SESAMA MASYARAKAT..

 
 PERBEDAN YANG BESAR DIKECILKAN DAN ERBEDAAN KECIH DI HILANGKAN 

PADA PILKADA DKI yang lalu  dan membuat Ahok tersingkir, padahal menuut analisa dar sisi  manapun maka kemenangan Ahok sesungguhnya sudah hampir ada di tangan, tetapi beilau terpaksa berhubungn dengan yang berwajib karena mengatakan Al-Quan telah dijadikan alat untuk menipu, dalam sudang Ahok  trancam  hukuman maksimal  selama lima tahun  penjara, Seusai sidang Ahok kembali mengancam bahwa para ulama akan dipermalukan satu persatu.dan Pilkada sekali itu terasa sekali masyarakat terancam terbelak,  di salah satu sisi masyarakat ummat dibawah Komando Habib Rizik berhasil mengumpulkan ummat mencapai tiga juta orang jama,ah. Ternyata ketika dilaksanakannya Pilpres.  keterbelahan masyarakat semakin mengerikan  karena nampaknya masing kelompok yang belah kembali terbelah dalam kelompok yang sama.  Ahok tak pernah asal bicara, beliau akan membuktikan ucapannya.

Masyarakat berhati lapang menginginkan Pemerintah dan penguasa agar berupaya untuk secara serius mengantisipasi keberlanjutan ketebelhan masyarakat, keterbelahan itu justeru dianggap remeh oleh Pemerintah jika tak boleh di katakan untuk dilanjutkan. Metinya Pemerintah berusaha  dua kelompok agar perbedaan besar itu gar diperkecil, sedang perbedaan kecil dihilangkan. Jangan justeru diupayakan untuk memperuncing segala perbedaan baik besar maupun kecil. 

Begitu besar biaya yang dikeluarkan oleh Gubernur Jakarta sekedar untuk membangun budaya pengguna kendaraan  bermotor baik roda dua maupun roda empat untuk mampu menghormati para pejalan kaki  dan pennguna sepeda. Lalu diangnlah sebuah narasi artifisialis untuk menghancurkan dan membuang jalur sepeda dengan alasan kehadirannya sangat mengganggu kenyamana para pengendara mobil dan motor, justeru disaat saat jalur itu baru selesai dilaksanakan. Dan kamapanye menghormati pejalan kaki dan pengendara sepeda masih dalam rafaf ancang ancang.  Dengan sikap yang sama sekali berderet deret mobil meah daparkir secara mlintang di jalur sepeda, sekedar untuk mengatakan bahwa kami kami orang kaya sangat terganggu oleh kehadiran para orang miskin yang berjalan kami dan menggunakan sepeda dalam mengais rejeki. Jika sampai petinggi polisi menyetujui pembongkaran jalur sepeda yang juga diperuntukkan labih kepada orang miskin ini, maka kita akan kecewa sekali. Pada suatu hari di saat saya masih duduk diklas terakhir sekolah SD ada seoang polisi di Kecamatan Desa kami  polisi tersbut sedang mendamaikan dua kelompok Remaja ribut dalam pertandingan bola kaki tingkat Desa. Dengan segala keanggunan dan kewibawaan Polisi yang berpangkat rendah itu mengatakan "Jika ada perbedaan Besar  mar kita Kecilkan, bila ada Perbedaan Kecil  mari kita hilangkan". Maka berdasarkan logika Polisi berpangkat Tinggi dipastikan memiliki sikap dan daya didik yang lebih tingi lagi, Karena tidak semua masalah harus dicarikan efek jeranya. 

Seperti nasib yang menimp Imam Besar Habib Riziq,  sebagai tokoh yang dianggap sebagai penyebab  kekalahan Ahok, diaadalah Imam Bear yang memiliki kesanggupan mengumpulkan jutaan ummat dalam satu pertemjan. Dan dalam sidang yang menjadikan Habib Riziq Sihab sehingga Jaksa mengucakan sebuah pernyataan  bhwa " Habi Riziq sebagai Imam Besar Hanyalah Isapan Jempol.belaka".  Ternyata banyak Pengikut Habab Riziq yang menuduh bahwa ucapan itu hanya sekedar pancingan Kejaksaan agar pengikutnya marah dan ramai rama datang ke Jakarta. Lalu terpancing melakukan suatu kesalahan. Dan dapat dijadikan alasan melahirkan tersangka tersangka Baru yang dijerat dengan paal pasal pidana.  Sekali lagi saya ingin katakan bahwa Masa Kejaksaan kalah dengan sikap Bijak Seorang polisi berpengkat rendahan yang bisa mengatakan "Perbedaan besar agar dikeculkan, dan perbedaan kecil agar dihilangkan. Kenapa mereka yang berpangkat Tinggi tak mampu menyatakan seperti itu  hatta untuk dirinya sendiri. 

Kasus kasus seperti ini hendaklah bisa ditanggapi secara bijak oleh para dai dan juga khotob khotib yang menyampaikan Khutbah di Masjid Masjid, agar memberikan bimbingan untuk meneladani  Rasulullah SAW dan juga para sahabat beliau, para alaim ulama  yang telah banyak meninggalkan pelajaran bagi ummat sekalian. jaklah ummat ini agar menjadi ummat yang memiliki semangat dan keinginan  serta kemampuan  untuk memberikan upaya membangun para ummat dan jama'ah, agar memiliki sikap teladan untuk membangun agar berbagai keanekaragaman yang ada pada masyarakat dan ummat itu dapat dijadikan kesepakatan untuk membangun semangat kebersamaan. Deangan mengecilkan berbagai perbedaan besr serta mnghilangkan berbagai perbedaan kecil, agar kita semua terhindar perpecahan, apalagi dalam Islam telah diajarkan bahwa perbedaan prbedaan itu sejatinya  bisa dijadikan sebab untuk mencapai kecerdasan.  Seperti yang diajarkan oleh Polisi pangkat rendahan yang ditugaskan di Kecamatan Kecil di desa kecil di mana saya dilahirkan, dan juga terjadi ketika saya masih kecil dahulu. 

Wallohu a'lam bishowab. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar