PERISTIWA INI sudah beberapa hari berlalu baru kutislakan pada malam ini, malam Sabtu, sesungguhnya aku akan tidur seblum jm 11 malam, dan biasabya bangu skitar pukul dus malam, semla setelah bngun tidur aru aku menulis tentang sesuatu yang mana aku suka Dan malam tadi ketika beranjak tidur tiba iba aku teringat dengan Tante Yurike yang aku berjumpa beberapa hari lalu. Kami berjumpa di acara Zoom meting, tepatnya diacara Ngaji Bareng lewat Zoom, acara itu agak rajin ku ikuti yang dibuka seusai waktu Jakarta Indonesia. Dan biasanya yang hadir sekitar lima ratusan orang selain dari Indonesia dari erbagai daera, ternyata pesertanya juga ada dari luar Negeri seperti Malaysia, dan hebatnya lagi sering muncul sejumlah peserta yang bertempat tinggal di Amerika dari erbagai kota di sana.
Salah satunya adalah Tante Yurike dia Tingga di Benya Amerika itu, beliau memburtuhkan perjalanan satu jam guna mencapai Kota besar terdekat dari tempat tinggalnya. Saya sebut tante agar terkesan jauh lebih muda. Beliau baru masuk hari pertama untuk mengikuti acara Ngaji Bareng Online (NBO) yang dilaksanakan setiap habis subuh waktu Jakarta, acara ini sepenuhnya divasilitasi oleh Univrsitas Nusantara. Dan pagi itu adalah hari pertama baginya di NBO, pada saat itu beliau diberi kesempatan tampil memperkenalkan diri keoada jama'ah peserta Ngaji Bareng itu.
Pada saat itulah pertama saya melihat wajah dan mendengar suara merdu Tante Yurike. Beliau peserta baru di NGO diajak oleh sepupunya yang tinggal di Indonesia, Dia sementara ini masih bertahan untuk tetap tionggal di Benua jauh sana, Beliau masih ingin jumpa secara periodik dengan jama'ahnya. Sholat Ied di Amerika sangat saya nimati karena banyak orang yang menantikan tibanya acara itu, bukan saja orang Indonesia, tetapi asal Negeri lain pun berdatangan, kami selalu saja mendapatkan sahabat baru setiap kali sholat ied dan acara lainnya di Masjid. Kami sangat aktif memperingati hari hari keagamaan maupun Nasional dan International. Kami saling berjanji untuk menggunakan kostum apa ketika berangkat sholat, sesuai dengan hari besar yang bersamaan.
Banyak dan panjang sekali cerita tentang Islam di Amerika serta para jema'ahnya. Dan tak lupa Beliau menceriterakan bagaimana prosesnya beliau masuk Islam. Itu dikarenakan beliau sering teleponan dengan sanak famili di Indonesia, dan diantara yang paling gencar teleponan dengan Saudara sepupunya yang memang sejak kecil sudah bergama Islam. Tolong cerioterakan Doong ... bagaimana tentang Islam di Indonesia, saya juga mengenal sejumlah sahabat Muslim di sini ... Kata Tante Yurike.
Tante banyak mendapat ceritera tentang Al Quran, selain alquran beliau mendapatkan banyak kiriman buku dari Saudaranya itu. Ada serial buku yang cukup diminatinya, yaitu satu seri buku Iqrok 1 - 6. Buku itu secara sabar dan rajin dipelajarinya sendiri dan lagsung dipraktekkannya, akhirnya beliau mampu juha membaca al Quran dan tak lagi melirik huruf latinnya. Lalu ditingkatkannya dengan membaca terjemahan, lalu ditingkatkannya untuk membaca Tasirnya. Lalu menyusul buku buku laiinya Selanjutnya Tante Yurike mulai membeli buku buku Islam versi tulisan para penulis asing.
Sepanjang Yurike berceritera, ada suatu ciri khas tentang pilihan bahasanya, beliau memilih kalimat yang positif saja, Kalimat awal akan menggambarkan bagaimana aklhir dari kalimat itui nanti. Serting kita menulis suatu ceritera seperti akan sengaja menampilkan sesuatu yang kontroversi demham awal ceritera, kita senang menulis ceritera manakala ada sesuatu yang seolah ada inkonsistensi bagi tokoh yang kita ceriterakan, kita senang menuliskan sebuah ceritera tagedi, sesuatu yang diawali dengan kebaikan diakhiri dengan suatu kehancuran. Bahkan sering juga kita menulis sesuatu penuh dengan dramatisasi, sesuatu yang kita lebih lebihkan dalam memuji dan bandingannya kita lebih lebihkan dalam mengejek, menghina dan bahkan mencaci makinya sehingga tak menyisakan harga sedikitpun baginya. Itulah kelakuan kita yang beda dengan Yurike.
Sertingkali Tante Yurike mengatakan, sayang mereka belum membaca bukunya, sayang mereka belum berteman dengan orang yang berkenan menunjukanya. Seharusnya mereka memilih teman yang mampu mengajaknya ke arah kebenaran, Semoga saja Allah memberikan berkah dan hidayahj kepada mereka, dan seterusnya. Selalu saja cerita cerita Tante Yusike diakhiri dengan pujian kepada Allah dan doa juga kepada Nya. Mungkian sejak ini kita harus mulai berlatih untuk seperti itu.
Usia tante Yurike sekarang sudah mencapai 80 tahun, selang sehari ada saja pertemmuan yang dihadiri oleh Tante yurike di sana, ada pertemuan Seagama, ada pertemuan sesama Indonesia, dan ada pertemuan lintas Bangsa, dan ada juga pertemuan lintas Bangsa dan Agama. Masjid adalah pusat pusat petemuan kami katanya Bangga, Imam Masjid memimpin kami dalam berbagai aspek di komuniyas itu kata Tante Yurike.
Tante Yurike kini tinggal seorang diri, suaminya telah mninggal, dan perkawinan mereka tak dikarunia putra dan puteri karena pada saat menikah Tante Yurike sudah berusia akhir empat puluhan, dia tinggal sedndiri di rumahnya, masak sendiri dan dan bersih bersih sendiri di rumahnya yang dua tingkat itu. Kdang dia tertawa karena pada saat bersih bersih terpaksa istirahat dan tiba tiba ketiduran dan acara bersih bersih dilanjutkan hari kedua, Tetapi jika akan mengikuti acara mendaki gunung maka acara bersih bersih harus dituntaskan terlebih dahulu.
Itulah ceritera tentang Tante Yurike, anggota jama'ah Ngaji Bareng Online bersama Undira Jakarta yang diikutinya secara virtual Zoom Meeting dari Amerika, mari kita doakan agar pada saat dipanggil Allah nanti tente Yurika bisa meninggal secara Husnul Khootimah ... Aaamiin.
Wallohuia'lam bishowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar