APAKAH INI TERKAIT PERTIMBANGAN POLITIK
SIMPANGSIUR KAMA'AH HAJI Indonesia tahun 2021 seperti tak tak terelakkan. Dengan dalih kehabisan waktu sehingga kalaupun dibukakan pintu oleh Arab Saudi, maka sudah tak mungkin lagi Pantia Haji bisa melakukan segala sesuatunya. Memang tentu saja Pemerinmtah bisa menjelaskan dengan sejelas jelasnya agar kesimangsiuran ini jangan sampai menjadi tumpangan yang menyenangkan bagi mereka yang menginginkan adanya kekisruhan dan bahkan perpecahan, karena memang hal ini sangat memungkinkan untuk menjadi sesuatu perpecahan karena memang di sana ada kekecewaan, sebuah kekecewaan karena merupakan sesuatu yang diidam idamkan selama bertahun tahun, bahkan ada yang hingga belasan tahun. Apalagi para jama'ah sebagian memang telah berumur di samping biaya yang memang tak sedikit. Oleh karena itu maka kita selalu berharap semua pihak bisa menyampaikan penjelasan dengan santunm karena kita sedang berhadapan dengan calon jama'ah yang sangat beranekaragam.
Dalam waktu yang bersamaan kita juga harus mengantisipasi persoalan eksternal yang mungkin saja bisa terjadi apakah dikarenakan oleh masalah global atau regional atau memang masalah Dalam waktu yang bersamaan kita juga harus kita juga harus
mengantisipasi persoalan eksternal yang mungkin saja bisa terjadi apakah
dikarenakan oleh masalah global atau regional atau memang masalah internal kita sendiri sedang terjadi peruncingan permasalahan yang bisa menghawatirkan bagi kelancaean pelaksanaan Ibadah haji seperti yang sudah atau sedang dipersiapkan Saudi.
Terlepas dari berbagai alasan secara naratip oleh Pemerintah Indonesia, dengan sangat memberikan penghargaan terhadap keterangan berbagai upaya internal internal Pemerintah bersama DPR yang membidangi memang mengesankan upaya internal yang maksimal, walaupun berujung pembatalan keberangkatan haji. Lalu ummat disuguhi berbagai berita berita yang berdatangan secara liar yang mengesankan bahwa nampaknya berbeda denngan persiapan internal dengan melakukan segala sesuatunya sebagaimana yang telah biasa dilakukan.
Tetapi secara eksternal nampaknya seperti tak mampu dilaksanakan secara maksimal, sehingga ada ketidak senadaan antara informasi yang sebelumnya diterima dengan informasik belakangan, dan bahkan tidak didapatkannya berbagai keterangan yang seharnyu didapatkan secara proforsional. Banyaknya informasi yang tak terucapkan oleh Pemerinmtah Indonesia sehingga tentu saja banyak hal yang tak terucapkan itu menghasilkan analisa analisa, analisa itulah yang dianggap oleh pihak DPR khususnya Ketua Komisi yang membidangi sebagai analisis liar.
Kita tidak tahu persis mana yang akan lebih baik analisis liar yang memiliki data data yang dijadikan premis premis lalu dengan konklusi yang berbeda dengan narasi Pemerintah. Atau lebih baik dibiarkan kosong hampa, tampa komunikasi dan interaksi. Tentu saja membangun sebuah komunikasi yang timbal balik secara positif sehingga mampu mengisi kekosongan dan proses dialog membangun akan lebih mampu mengurangi beban pertanyaan masyarakat dan ummat yang nantinya bisa diambil pelajaran yang berharga, sebagai hasil dari sebuah dialog yang sama sama membangun itu.
Secara psikologis jama'ah dan wabil khusus mereka yang dinyatakan gagal berangkat, sementara mereka sudah melakukan upasya menabung dalam waktu mencapai puluhan tahun sesuai kesempatan masa tunggu, tiba tiba dibatalkan dengan informasi yang kurang lengkap dan dalam waktu bersamaan simpang siur pula. Semoga hal ini tak pernah dianggapmasalah kecil yang remeh temeh.
Wallohu a'lam bishowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar