foto

foto

Rabu, 16 Juni 2021

IBADAH HAJI ALHAMDULILLAH TETAP DILAKSANAKAN TETAPI INDONESIA TAK KEBAGIAN QUOTA

 



 
SETIDAKNYA KEPUTUSAN ARAB SAUDI TENTANG QUOTA HAJI MENGURANGI KESIMPANGSIURAN, TINGGAL LAGI MASALAH KESELAMATAN DANA HAJI
 
QUOTA JAMAAH HAJI  HANYA 60.000 ORANG SAJA yaitu jamaah domestik dan sejumlah orang tamu atau pendatang  yang secara kebetulan ada tugas dean urusan dan berada disekitar  Tanah Suci atau Expatriate. Dan karena itu merupakan ketetapan dari Kerajaan Arab Saudi dengan berbagai bahan pertimbangan khususnya kesehatan yang diyajini kebenarannya berdasarkan informasi dari berbagai sumber yang dipercaya. Ada beberapa hal yang membuat masalah peniadaan haji bagi jamaah luar,yang apling besar adalah diinformasikannya bahwa hanya ada 13 negara yang dibolehkan oleh Arab Saudi  sedang peluang Indonesia sepertinya seolah Arab Saudi akan menemukan pintu yang tertutup rapat. 

Ummat Islam Indonesia  umumnya memiliki rasa kedekatan emosional dengan Saudi,  jadi sangat mengejutkan ketika dikabarkan hanya sebelas negara yang dibolehkan mengirim jama'ah haji dan tidak termasuk Indonesia. Maka serta merta ummat jadi kecewa dengan Pemerintah Indonesia karena menuduh Pemerintah seolah tak memperjuangkan keikut sertaan jama'ah Indonesia bersama 13 Negara di maksud. Muncullah tuduhan bahwa pemerintah keliru dalam menempuh pendekatan, persahabatan dengan Saudi, sehingga Saudi memandang sebelah mata. Dan terlebih lagi ketika Arab Saudi memptotes ketarangan Anggota DPR lewat Puan Maharani atas keterangannya yang tak berdasar. Situasi seperti itulah yang secepat kilat mengundang berbagai analisa sehingga masalahnya semakin meluas, dan tentu saja Pemerintah harus menjawab semua pertanyaan secermat dan seakomodatif mungkin karena memang masalah haji ini adalah masalah yang sensitif, dan untuk diketahui sebagian besar jama'ah haji itu adalah orang miskin yang telah bersusah payah dan menunda banyak kebutuhan lainnya demi bisa melunasi dan tercatat sebagai jama'ah. 

Kita tak akan lupa berterima kasih kepada para pengamat yang mencoba mengkritisi masalah ini, dengan demikian kitapun dapat menambah wawasan. Trtapi akan lebih berterima kasih lagi kepada pihak Pemerintah manakala berkenan memberikan penjelas sejelas jelasnya, dengan santun dan sabar. Sekali lagi perlu kita ingat selalu bahwa sebagian besar jama'ah yang berangkat haji itu adalah mereka dari kalangan eknomi kelas bawah, berusia lanjut dan berpendidiksn ysng tsk beitu tinggi. Denngan segala keterbatasannya mereka menabung hingga belasan dan bahkan puluhan tahun menabung dan mengumlkan uang selembar demi selembar uang recehan. Kita sebetulnya sangat geram ketika ada panitia dan petugas haji yang membentak mereka, Tetapi kita juga kasian ketika mereka tersesat dan terpisah dari rombongan, sementara nereka hanya mahir berbahasa daerah. 

Maka dengan segala kerendahan hati kita meminta dengan hormat kepada buzer kiranya bisa menahan diri untuk tidak ikut meramaikan kehiruk pikuan ini karena masih ada lagi tugas Pemerintah yang cukup berat terkait keuangan haji ini. Kita berharap agar Pemerintah bisa menjelaskan tentang cara penimpanan dana haji dengan aman dan tidak digunakan atau dicampuradukkan denagn dana yang akan digunakan dengan sesuatu yang belum tentu sejalan dengan ajaran agama. 

Biarkan Pemerintah menjelaskan dengan sejelas jelas jelasnya dan biarkan ada pihak yang mengkritisinya asalkan berdasar, informasi yang akurat, data dan fakta, serta analisis yang tajam, cerdas dan jujur, sehingga dari waktu ke waktu mampu menghasilkan sistem yang benar benar aman. Kita merasa yakin bahwa memang masih banyak faktor yang sesungguhnya masih bisa kita tingkat kesempurnaan dari aturan aturan yang telah ada. 

Wallohu a'lam bishowab.
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar