,
BOY RAFI AHMAD MINTA MAAF KEPADA MUI DAN UMMAT DAN AKAN MENYEMPURNAKAN DATA DAN DIKSI YANG TERLANJUR DI UMUMKAN
TERLANJUR sewaktu masih kecil disuguhi film fragmen di TVRI cerita tentang prilaku Penjajah Belanda yang senang sekali menghardik para pejuang atau mereka yang berusaha melawan atau sikap perlawanan kepada penjajah Kepada mereka itu penjajah menggunakan istilah ekstrimis, terorisme. Pada saat itu image kita selaku pemirsa ada pengertian terbalik bahwa tentara penjajah sering menghardik hardik pejuang adalah sangat tidak tepat bahkan ngawur.Tetai sekarang kita dihadapkan suatu kenyataan kenapa koq justeru ihak Pemerintah ternyata gemar juga menggunakan istilah radikalisme dan ekstrimisme. Berarti kini sedang terjadi maslah yang relatif berat untuk bisa memahami permaslahan ini. Dan tidak semua orang bisa memahaminya secara cepat. Apalagi masalah ini memang cukup berat dan rumit serta keterampilan akademis yang kokoh.
Kita berharaf bahwa niat Kepala BMPT akan memperbaiki data, diksi dan serta metode yang digunakan dan juga tidak akan memuka secara umum, terlebih hal hal yan memang belum terdukung. oleh data valid jangan diumbar di depan umum. Apalagi belum ada sentuhan para ahli agama, atau hanya ditafsirkan secara sumbjektif dari pandangan politik atau kepentingan subjektif lainnya.
Dalam waktu yang bersamaan ta'mir masjid kita harapkan lebih mengaktifkan kegaiatan dakwah di masjid dan hadirkanlah mereka yang memiliki sifat dan prestasi yang mumpuni sebagai narasumbernya. Aktifkanlah pengajian pengajian, untuk dewasa, pemudan serta anak anak, biula perlu bedakan nara sumber untuk laki laki dan pesempuan, mewahkanlah para jama'ah ini dengan nara sumber yang yang kompeten, agar jama'ah kita tidak memiliki wawasan yang memadai dan dan tak terombang ambing oleh keterangan keterangan mentah yang cenderung menyesatkan, dari manapun sumber itu di terima. Dan selain itu kita berharap MUI bisa menjembatani agar BMPT memiliki info keIslaman yang memadai, serta data data yang akurat agar bisa merumuskan analisa yang akurat pula. Wallohu a'lam bishowab.
Kita berssyukur bahwa Kepala BPMPT cepat menyadari kekeliruannya dengan menyampaikan pemberitahuan secara terbuka, artinya sulit menutupi nutupi bahwa sesuatu yang sebenarnya belum final dan tuntas justeru dengan mudah bisa diketahui orang banyak, karena pihak BMPT baru mnerima informasi secara sepihak dan terlampau cepat mengambil kesimpulan terhadap sesuatu yang sejatinya masih membutuhkan perjalanan panjang untuk tiba pada sebuah kesimpulan. Apalagi dengan jelas an gamblang jumlah Masjid dan Pesantren yang katanya terpapar ekstrim dan teroris. Untuk mencapai itu seharusnya ada kontak dengan pihak masjid dan pesantren dan juga harus melibatkan berbagai pihak, apalagi data hanya didapatkan dari pihak yang sedang dicurigai ekstrim dan teroris. Hanya sekedar pernah berceramah di Masjid dan lulusan dari Pesantren tertentu. karena buisa saja ada penceramah yang diduga ekstrim tetapi ridak otomatis masjiidnya juga ekstrim dan teroris, demikian juga alumni yang yang ekstrim dan tidak berarti sekolah nya juga sepakat dengan dia.
BalasHapus