AKAN KEHILANGAN AKAL SEHAT
ZAMAN KAMI DAHULU, saya dahulu lulus SLTA di tahun 1974 belum lagi punya punya Facebook dan aplagi WA. Ketika saat tiga tahun lagi akan lulus saya menyiapkan sebuah buku tebal bergaris ukuran 3/4 quarto buku itu saya gunakan untuk memuat lagu lagu yang saya sukai. tentu saja dihiasi juga dengan kata kata mutiara yang demikian populer dimana sebagai remaja pada saat itu selalu saja berburu kata kata mutiara, tidak jarang kami mau berlama lama berdiori tegak di lapak penjual koran dan majalah , pada terbitan baru selalu saja ada selipan kata kata mutiaranya. Untrung penjual koran itu tidak menunjukkan rasa bencinya kepada prilaku kami karena secara diam diam mencatat kata kata mutiara terbaru itu Dan tidak jarang untuk menuntaskan sebuah catatan agar lengkap saya hingga tiga kali berkunjung, karena setiap berkunjung penjual majalah itu hanya mengeluarkan satu eksemplar saja yang boleh kami baca, seperti yang satu eksemplar itu dikorbankan untuk menjadi lusuh karena basah keringat di tangan kami. Saya hanya ingin menyampak sebuah kata mutiara yang rupanya dikutip dari sebuah hadits jika benci dan jika seang jangan terlalu senang kepada seseorang, siapa tahu yang kita benciu itulah yang akan menyelamatkan kita dan danyang terlalu kita senangi itu justeru mencelakakan.
Kata kata itu sangat melekat di hati saya. Kata mutiara yang sangat pantas disampaikan kepada kami anak anak remaja. justeru masih sangat pantas ditujukan kepada orang oranmg tua zaman now, mereka adalah rezim penguasa. dan yang kuasa sekarang ini adalah kelompok oligarki. yang naga naganya oligarki pebisnis. Para pebisnis itu ingin sekali mentukan siap siapa yang akan menjadi Penguasa di Negeri Kita Tercinta ini, mereka akan sangat membenci kepada siapapun yang menghalangi hasrat mereka. Dan orang yang paling mengganggu pada saat ini adalah Habib Riziq, seorang cucu Rasulullah SAW.
Banyak orang berebut untuk ambil bagian dalam memupuk kebencian itu. Selaku rakyat jelata kita tak mungkin akan mengetahui dan memahami sampai ke masalah yang detail, jadi kita tak ingin ikut ikutan tentang dalih dalih hukum yang dihiaskan dalam pembicaraan. Selaku anak orang miskin yang sering nebeng membaca majalah dilapak koran di Pasar Tengah Tanjungkarang mengingatkan saya akan nasehat sebuah kata mutiara yang dikutip dari hadits Rasul yang kebetulan Kakek Habib Riziq itu.
Kita hanya ingin mengingatkan kepada Saudara kita utamanya seagama (Islam) Jika menyukai jangan terlalu menyukai, dan jika membenci jangan terlalu membenci, apalagi kebencian kita kepada Habi Riziq Syihab itu hanya sekedar ikut ikutan, apalagi hanya sekedar untuk mencicipi legitnya dana milik oligarky. Lalu kita imbuhi dengan berbagai dalil yang dengan dalil dalil itu hanya akan menambah kebencian kita kepada Sang Habibana itu. Jangan sekali kali jamngan, karena kita akan kehilangan akal sehat akibat rasa benci dan rasa cinta yang berlebihan.
Sukarno jatuh karena sempat membenci Islam dan ulama ulama Islam, Soeharto jatuh karena sempat membenci agama Islam serta ulama ulama Islam. Jika jokowi tyak mampu menyetop rasa benci rejim kepada Habibana Riziq itu maka walaupun tak mungkin bisa di jatuhkan di tengah jalan, tetapi bisa saja akan terjatuh secara lebih menyakitkan.. Jika kata kata mutiara ternyata benar adanya. Bisa bisa yang kita benci itu justeriu sebenarnya akan menyelamatkan kita, sementara yang kita puja puja dan kita ikuti segala titah dan sarannya, akan menyengsarakan kita.
Ketahuilah BAHWA HANYA ALLAH YANG TAHU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar