foto

foto

Senin, 14 Maret 2022

RATOK RANG TUO - dan sebuah pembelajaran

UMUMNYA KITA TELAH KELIRU BESAR MEMENEJ USIA


LAGU INI saya dapatkan adalah postingan dari Erna anggota Grup Alumni SDN 1 Pagelaran Kab Pringsewu dan nama saya terselip diantara puluhan nama anggota Grup WA yang satu ini, Dia memposting lagu Minang yang berjudul Ratok Rang Tuo, menggambarkan bagaimana keluhan seseorang yang berusia Lansia, usia Lansia ini akan diketemukan atau didapatkan okleh mereka yang berumur panjang. di mana WHO ternyata memilih memperpanjang usia Lansia hingga lebih tinggi, sesuai pengamatan yang dilakukan di berbagai belahan dunia222. tetapi karena saya memang merasa sudah tua maka saya memiliki keyakinan akan ada hubungannya dengan lirik lagu ini, sehingga saya mencoba mencermati liriknya dan ternyata sebagaian besar dari konten lirik lagu ini sangat berhubungan dengan kondisi  saya. 

Saya mencoba menelusuri kata demi kata, walaupun baynak juga  kata kata yang saya masih meragukan kebenaran arti dari kata itu yang bisa saya pahami secara benar, tetapi dari kata kata yang saya baca  maka saya berkesimpulan memahami garis besar dari bahasa Minang yang merupakan bagian dari Bahasa Melayu ini. Dari sana saya mendapatkan pembelajaran betapa pentingnya analisa usia bagi anak muda, sehingga tak mengalami kekeliruan mengelola usia, seperti apa yang yang kita lakukan selama ini. Sebatas generasi saya dan kita umumnya kita gagal memahami tahapan penggunaan usia dari Allah Swt.


Jika kita mengacu kepada usia Rasululloh  SAW. maka pada usia 40 permasalahan kita harus sudah selesai, karena kita harus mengisi hisup kita hanya dengan ibadah  dan berbagai aktivitas sosial yang mendatangkan kebaikan serta tegaknya kebenaran. Ketika pada usia 60 saya masih beraktivitas dan mendapatkan bayaran di atas gaji PNS pada umumnya  lalu ada sejumlah orang dalam berbagai kesempatan menyatakan kekagumannya kepada saya lantaran saya masih bekerja di usia tergolong lamsia. 

Hati ini meringis karena saya tahu bahwa analisa terpecaya mengatakan ketika usia kita menginjak usia 4o tahun masalah dngan diri kita sudah seselasai artinya kita tak disibukkan dengan mencari sesuap nasi untuk makan dan sejumlah uang untuk memelihara kesehatan dan keerluan lainnya, karena masalah kita selesai. Dan analisa yang ekstrim mengatakan bahwa diusia 35 kita harus sudah memiliki kemampuan menundukkan dunia, artinya produk yang kita buat memang ditunggu masyarakat dunia, keluarha kita terpelihara dari penghasilan yang masuk cevara rutin itu saja lagi. Itulah sebabnua ketika dalam usia 60 saya masih bekerja sekedar mengharap gaji pada saat itu saya tak berhak menyandang kebanggaan karena sejatinya saya adalah contoh manusia gagal. Dik Doang adalah contoh manusia yang telah menundukkan dunia sekitar usia 30 taun, kehadirannya selalu ditunggu oleh 4-5 negara dalam waktu bersamaan. (silakan telusuri di google)

Rasulullah SAW meninggalkan dunia perniagaan setelah usia 40 tahun, setelah menerima Perintah melaksanakan dakwah. Diusia lanak kanak 9 tahun beliau menjadi pengembbala, yang bertuas memberikan makan dan minum gembalanya serta dalam hitungan yang sama ketika keluar dan masuk dan serta mengamankan dari gangguan manusia dan binatang selama di luar kandang. Pada usia muda dipercayai mengelola sebuah perniagaan, dan menghasilkan untung yang luar biasa, sehingga berhak menerima gajih besar, dan pada suatu saat kekayaannya menyamai kekayaan si pemilik perusahaan. 

Dalam perjalanan perniagaan yang dimpinnya itu dalam satu round perjalkanan niaga itu membutuhkan waktu dua bulan, untuk mengunjungi tiga negara,  berangkat sarat dengan dagangan dan pulangpun sarat dengan dagangan. yaitu sesuatu yang dibutuhkan oleh penduduk setempat. Beliau yang menyandang gelar Al Amin itu alhirnya terkenal sebagai Saudagar besar dan lebih banyak lagi kekayaan beliau  ketika beliau dan pemilik perniagaan itu mencapai kesepakatan  untuk melaksanakan perkawinan. Dan pada saat  Muhammad SAW mendapatkan tugas  Kerasulannya  beliau adalah tercatat sebagai orang terkaya di Makkah. 

Yang pantas kita catat adalah bawa Rasulullah Muhammad SAW memang tlah dibenani tugas dan tanggung jawab sebagai penggembala, tugas itu tidaklag gampang yaitu bertugas ketika mengeluarkan dari kandang ketahuan jumlah hitungannya, dalam menuju padang rumput semua tetapdalam satu kapiulah bergerombol dalam huitungan utuh, demikian juga ketika menuju sumur umum. Ini sebuah perjalanan yang tidah gampang karena akan selalu mendapatkan ancaman baik dari manusia atau binatang. Dan ketika  menuju perjalanan pulang kafilah juga dalam keadaan hitungan yang tetap utuh, dan ketika masuk ke kandang kembali dalam hitungan yang utuh. Tanggung jawan dipertunjukkan oleh Muhammad SAW sebagai suatu prestasi yang sangat menakjubkan.  

Apakah kita di sini memiliki kemampuan untuk dalam usia 40 tahun mampu menyelesaikan permasalahannya dan hanya memanfaatkan sisaa hidupnya untuk dakwah dan kegiatan sosial yang menghadirkan manfaat bangsa dan masyarakjat ?.  Terlalu banyak para pengamat yang mengatakan sangat mampu dan sangat berpeluang, asalkan kita bisa mengatasi masalah korupsi yang semakin sadis dan terang terangan ini, para pakar telah merancang agar anak anak siswa lebih diarahkan untuk masuk SMK dan selanjutnya masuk lapangan kerja, kemampuan kerja diajarkan di SMO dan tugas Pemerintah mendorong terbentuknya lapangan kerja diberbagai lini di semua daerah. 

Tetapi menggiring siswa yang tak memilih kuliah untuk ke SMK gagal dilakukan dan siswa menumpuk di SMA, dan mereka yang tak memiliki bakat kuliahpun berjejer jejer kuliah hingga S3 dan S3, sementara kemampuan mereka untuk menulispun sangat rendah, apa gunanya mereka kuliah S3 jika sangat malas dan tak memiliki kemauan untuk menulis. Waktu mereka selama bertahun tahun hanya dihabiskan untuk kuliah saja dan lulus, tampa menggandrungi satu disiplin ilmu apapun. Dan lebih parah lagi sudah mencapai S3 tetapi tak mau mengembangkan ilmunya. Karena mereka sangat ketergantungan dengan status Pegawai Negeri.  Sebetulnya ada kelompok yang tak memiliki ketergantungannya dengan status pegwai negeri, yaitu mereka yang memilih Pesantrean dalam menuntut ilmu.  Tetapi tetap saja rasanya Pemerintah herus  merasa berkewajiban mengembangkan lapangan kerja bagi rakyatnya.

Situasi akan lebih parah lagi Pemerintah seperti tak mampu mengembangkan lapangan kerja, dan lebih suka dengan tenaga kerja asing umpamanya. Korupsi nepotisme dan semacamnya lesain tidak mengembangkan lapangan kerja, situasi seperti ini mngakibatkan kemiskinan meraja lela. situasi seperti   ini telah berlangsung dari periode ke periode.  Ini ditandai dengan mereka yang terjerembab dalam dunia kemiskinan smakin nyata. Kesulitan demi kesulitan itulah yang melahirkan sebuah lagu minang yang kita eksploitir di atas yaitu lagu  Ratok Rang Tuo, ratapan ini akan selalu didendangkan oleh orang yang pada saat usia 4o tahun belum jua sslesai  dengan masalah pribadinya. 

Kertika usia kita sudah 40 tahun, 50 tahun  dan bahkan 60 tahun belum lagi menyelesaikan permasalahannya, dia belum lagi memiliki dana yang bisa menjamin kehidupannya sehingga di hari tuanya dia memi memiliki peluang untuk bergelut dalam bidang dakwah serta beraktivitas sosial yang mendatangka  kemanfaatan bagi ummat manusia, maka nasib seperti apa yang menimpa kita sekarang ini akan membuat kita menyesal dan merintih  di hari tua kita. 

Pernah dicapai di masa Kekhalifahan Islam dahulu, orang orang kaya di situ kesulitan membagikan sedekahnya, karena msyarakat menolak mendapatkan bagian dari sedekah itu karena erka bukan orang miskin. Ketercapaian itu bisa di capai karena pada saat itu Pemerintah Kekhalifahan menerapkan keadilan bagi bersama, sehinggo mereka yang tergolong miskin bisa tertutupi  kebutuhan dari dana yang dimiliki oleh Pemerintah sehingga masyarajat yag kaya pada saat itu kehilangan peluang untuk membagikan sedekahnya, dan itu terjadi dalam sejumlah Periode Kekhalifahan yang pernah berdaulat pada saat itu. Benar benar mereka pada saat itu tak tertarik dengan semisal lagu Ratok Rang Tuo karena mereka yang berusia lansia sangat terjamin kehidupannya. 

Wallohu a'lam bishowab. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar