foto

foto

Jumat, 05 Februari 2021

BANYAKNYA ULAMA YANG MENINGGAL BERARTI PERINGATAN BAGI KITA YANG TINGGAL

                   MENINGGALNYA ULAMA DALAM WAKTU
YANG HAMPIR BERSAMAAN  BAGI KITA   MEMILIKI MAKNA PELAJARAN YANG MENDALAM 


BARANGKALI BERITA  yang paling mengejutkan adalah  ketika dikabarkan bahwa sudah belasan Kiyai di lingkungan NU meninggalkan karena terpapar Corona. Meninggalnya mereka  rupanya tak tertcium media termasuk juga medsos yang gemar menyiarkan pemberitaan pemneritaan seksi, berita ini baru diketahui khalayak ketika ada seorang tokoh menyatakan rasa belasungkawa mendalam atas kepergian para Kiyai dari NU itu. Ternyata berita kepergian para Kiyai untuk selamanya itu  bertam lagi dan bertambah lagi, belakangan baru meninggalnya kiyai itu menjadi berita yang sensitif, karena kepergian para Ulama dalam waktu yang hamir bersamaan itu adalah merupakan pertanda sebuah teguran kepada ummat. manusia. 


Bagi siapa saja diantara kita yang sempat memiliki kedekatan yang dengan beberapa ulama dalam waktu yang bersamaan maka kita akan merasakan benar bahwa antara satu ulama dengan ulama lain itu ternyata memiliki spesialisasi  keahlian yang berbeda antara satu dengan yang lain, tetapi masing masing kelebihan itu memiliki makna yang saling mengisi. Sehingga kita dalam yang juga memiliki pemikiran pemikiran dan membutuhkan referensi dalam berfikir, maka kita akan mengetahui betul untuk berfikir tentang ini (sesuatu) maka kita harus mendekati ulama yang ini (seseorang) dan ketika membutuh infoa yang mendalam tentang lain hal, maka kita akan lebih tepat bertanya kepada ulama yang lain lagi. Bukankah kita tahu sebuah pristiwa yang memiliki kekhususan juga membutuhkan pengetahuan dan keahlian yang semakin spesialk. Kita juga akan dibuat tercengang karena keanekaragama spesialisasi diantara para ulama itu terjadi melalui berbagai respon yang duseriusi para ulama, dan pada saat itu para ulama menemukan kekhususannya masing masing. Dan karena itu poula maka manakala ada seorang ulama yang meninggal maka kita mengalami kehilangan yang amat sangat, karena spesialisasi masing masing ulama itu terjadi dalam proses panjang. Panjang sekali. 

Jangan kaget dengan sikap para ulama itu, pernah terjadi ketika seorang hamba bertanya tentang sesuatu terkait dengan dalil, huykum serta manafaat dari sesuatu yang ditanyakan itu. Ulama besar dan mumpuni yang telah mengkhatamkan berbagai kitab kitab yang ditulis oleh Ulama yang terkenal juga sebagai seseorang yang 'abid (ahli ibadah). Ternyata pertanyaan yang sekilas terasa ringan itu ternyata tak spontan dijawabnya, ulama itu membutuhkan waktu sampai sebulan lebih untuk menjawabnya. Pada saatnya ulama itu mencari sipenanya, untuk menjelaskan mengenai dalil yang menjadi alasan, cara melaksanakannya, serta nabfaat yang an dirasakan bagi yang melaksanakannya. Dalam satu perjumpaan maka pertanyaan itu di jawabnya tuntas, sehingga sipenaya merasa benar benar faham. Mengapa Ulama yang satu ini membutuhkan waktu yang demikian lama?. Ternyata si penanya menanyakan sesuatu yang belum sempat dilakukan oleh ulama kesihor itu. Maka Ulama itui harus melaksanakannya dan pelaksanaanya membutuhkan biaya, dan iulama itu tak memiliki uang kes sebanyak itu sehingga Ia harus bekerja keras guna mendapatkan uang sebnayk itu. Ulama itu tak mengatakan sesuatu, atau mengajarkan sesuatu yang belum pernah dilakukannya. Allash tidak suka kepada seseorang yang mengajarkan sesuatu yang baik tetapi yang bersangkutan belum pernah melaksanakannya. 

Bagi kita yang tak memiliki kedekatan dengan beberapa ulama sekaligus dalam waktu bersamaan, kita sering terkecoh dengan apa yang dilakukan oleh para ulama. Ada sejumnlah ummat yang manakala mengalami sesuatu yang sangat berat konsultasi dengan ulama, tetapi hal itu memeang sesuatu yang membutuhkan biaya banyak. Di luar dugaan kita ternyata  ulama berkenan juga membantu orang yang kesusahan itu, sehingga kita mengira ulama itu banyak uang. Apalagi dengan demikian entengya uang itu keluar dari sakunya.  "Pakai saja uang ini, selamatkan keluargamu, embalikan uang ini ika engkau telah mendapatkan rejeki, tetapi jika kau tak mampu mengembaliklanggya, janganlah menjadi beban pikiranmu, sudah saya ikhlaskan sebelumnya" itu kata ulama itu dengan segala kasih sayang. Lalu siapa yang tak mengatakan bahwa ulama itu kayaraya.   

Tetapi sebaliknya jangan heran dan terkejut ketika ulam itu meninggal  dan atas kedekatan kita kepada ulama itu dan keluarganya, banyak sekali ulama ulama itu ketika dia telah wafat ternyata saldo tabungannya persis seperti tabungan anak kecil, saldonya ternyata hanya beberapa juta saja. Info yang kita terima itu membuat mata kita terbeliak, kita tak menyangka ternyata uangnya cekak. Itulah resiku dari ulama yang sangat mencintai anak didiknya. Banyak anak didik itu terdiri dari mereka mereka yang sedang membangun fondasi keutuhan keluarganya. Ada diantara mereka yang sulit mencari pekerjaan,  ada yang bekerja dengan penghasilan yang minim, dan bahkan banyak pula yang yang mengalami PHK. Banyak mereka yang menceriterakan prihal kesulitan hidupnya kepada ulama yang didekati mereka sebagai tempat bertanya. Tetapi dilain pihak para ulama itu tak pernah malu dengan kemiskinan mereka. Mereka mengacu kepada apa yang dilakukan oleh Siti Khadijah isteri Rasulullah SAW.  Wanita yang terkenal cantik dan kaya itu ketika meninggal hanya memiliki sebuah pakaian yang sudah banyak tambal sulamnya, kekayaan yang dimikinya telah digunakan untuk mendukung perjuangan Rasulullah. 

Andai seorang Ulama meninggal dunia, kita merasakan kehilangan dan kesedihan yang amat sangat, tetapi ketika banyak ulama yang meninggal dalam waktu yang hampir bersamaan, maka itu adalah merupakan peringatan bagi kita semua, bahwa di lingkungan kita akan lmuncul orang orang orang zalim yang akan lebih menguasai situasi. Dan nanti ketika para ulama bnar benar habis dan disisakan ulama ulama yang sesat, maka itu adalah  pertanda bahwa  kiamat menjelang. 

Wallohia'lam bishowab. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar