foto

foto

Selasa, 02 Februari 2021

(resesensi buku) MEMASUKI DUNIA ANAK ANAK

 Oleh Sariyyul Hikmah (Rakyat Sumbar, 12-13 Mei 2018)


Alona Ingin Menjadi Serangga ilustrasi Google

ANAK ibarat kertas putih yang siap ditulis apa saja oleh orang tuanya, menjadikan baik buruk tergantung didikannya, karena anak cenderung meniru apa yang dilihat di sekitarnya. Kelucuan anak kadang menjadi hiburan tersendiri.

Di zaman sekarang ini, anak sering kali menjadi korban, pelecehan seksual, bully-an teman hingga mengakibatkan kematian dan karena uang anak juga dijadikan objek pencari uang bahkan dibuang.

Di buku ini Mashdar Zainal berusaha memasuki pikiran anak-anak dan mencoba memahami dunia mereka melalui celotehan mereka. Ya, setelah membaca kumpulan cerpen yang berjumlah 14 cerita pendek yang seluruhnya pernah dipublikasikan di media cetak nasional ini berkisar tentang anak, bahkan saya mengira buku ini kumpulan cerita anak. Namun sudut pandang yang digunakan oleh penulis dengan teknik kepenulisan yang khas membuat tulisan ini menjadi karya sastra yang luar biasa.

Dari seluruh cerpen yang ada berhasil mengaduk emosi saya. Seperti cerita yang berjudul Alona Ingin Menjadi Serangga, menceritakan seorang anak yang dihukum mamanya tidur di luar rumah karena terlambat pulang sekolah dan sang mama tidak menerima alasan kalau ia menunggu hujan reda. Semalaman Alona berselimut dingin dengan rasa lapar yang melilit dan hukuman-hukuman fisik selalu ia terima dari mama jika melakukan kesalahan. Saat itu Alona melihat dua serangga besar dan kecil berjalan beriringan seperti saling melindungi. Alona mengibaratkan mama dan dirinya, ia merindukan memiliki mama seperti mama teman-temannya yang menyayangi anaknya. Di akhir cerita Alona menghilang yang ada hanyalah serangga. (hal.6)

Dalam Kamar Mandi, mungkin cerita ini mengingatkan kita pada masa anak-anak bahkan juga masih berlangsung hingga sekarang. Menceritakan seorang anak yang berak di celana, karena ketakutan dimarahi guru dan diejek teman-temannya, ia memilih mengurung diri di dalam kamar mandi. Di sinilah uniknya cerita ini, penulis mencoba memasuki pikiran anak tersebut, bahwa anak itu menyayangkan dirinya yang tak mampu mencuci pakaiannya, andaikata ia bisa mencuci sendiri maka ia bisa mencucinya sekarang, memerasnya hingga kering kemudian memakainya kembali. Dari masalah inilah si anak berjanji untuk belajar mencuci agar saat berak di celana ia tak perlu ketakutan lagi. (hal. 34)

Dekapan Sunyi Ayah, menceritakan seorang anak yang merindukan sosok ayah. Setiap ia bertanya pada ibu bagaimana ayahnya, ibunya selalu menjawab ‘ayah seperti sebuah rumah’. Ibunya berusaha melukiskan bagaimana sosok seorang ayah yang tangguh dan selalu melindungi, dari terik, hujan dan ancaman, hingga akhirnya mereka tak berdaya ketika rumah mereka dirobohkan badai, saat itu si anak merasakan ayah mendekapnya. (hal. 80)

Cerita yang juga tak kalah menyedihkan, Pasar Malam, di mana seorang gadis kecil diperintahkan mamanya untuk tetap berdiri dengan membawa selembar kertas di dekat pagar yang mengitari kincir raksasa. Gadis kecil itu tak menyadari kalau mama membuangnya, yang ia tahu mamanya pergi sebentar untuk membelikannya kembang gula dan gadis kecil itu ingat pesan mama jika ada yang bertanya ‘Mama di mana?’ maka ia boleh memberikan kertas itu pada orang tersebut. (hal. 123)

Dan masih banyak lagi cerita lainnya yang menginspirasi berkaitan dengan kehidupan anak, seperti Kampung Lapar, Dunia Danar, Uban, Eufoni Samawi, Laron, Ulat Bulu dan Kupu-kupu, Petani Dongeng, Katastrofa, Mariposa dan Hikayat Sebatang Pohon Asam, yang dikemas sangat unik.

Membaca buku ini membuat saya juga tenggelam dalam pikiran anak-anak dan giliran pembaca menyelami pikiran mereka yang lugu. (*)

 

JUDUL : Alona Ingin Menjadi Serangga

PENULIS : Mashdar Zainal

PENERBIT : UNSApress

TAHUN TERBIT : November 2015

TEBAL : 145 Halaman 13,5 cm x 20 cm

ISBN : 978-602-71176-5-5

Sumber : Mingguan Kompas, download 3 Feb 2021

1 komentar:

  1. Kami sadari buku ini sudah agak lama diterbitkan, tetapi kami berkeyakinan banyak juga yang sempat membacanya, dan kami lebih yakin lagi sejatinya banyak sekali yang yang harus membacanya, karena kita akan dikejutkan apa saja Pengaruh buruk bagi anak anak kita akibat lock down berla lama dan buku ini merupakan salah satu matarantai yang tak boleh diliwatkan. utamanya bagi para pendidik dan para orang tua. Semoga bermanfaat.

    BalasHapus