MEREKA YANG KRITIS TERANCAM DELIK.
IBA TIBA SAJA PRESIDEN JOKOWI dalam sambutan resminya di acara yang diselenggarakan oleh Pemerintah beliau meminta agar masyarakat tak segan segan memberikan kritik yang sepedas pedasnya kepada Pemerintah, karena memang Pemerintah merasa butuh untuk di kritik. Para penganmat sesungguhnya sangat beralasan untuk meragukan keseriusan permintaan Presiden ini, mungkin karena mereka menganggap Presiden masih memerlukan adanya upaya penyamaan dan penyeragaman sikap. Bukankah masih ada sejumlah yang dianggap kurang sejalan dengan Pmerintah yang terpaksa berurusan dengan pihak penegak hukum. Apakah pidato Prweisden terkait ini akan dijadikan acuan bagi semua dalam bersikap terhadap siap kritis masyarakat. Atau ini hanya sekedar penyusunan atau permulaan dario strategi baru. Bahwa yang dibolehkan adalah kritik kepada Pemerintah kritik terdap tokoh itu akan dilarang. Atau kemana aoarah pembicaraan Presiden, kita masih menunggu bagaimana sikap para pe,mbantunya, apakah mereka memiliki cara sikap yang tetap, atau mereka mengalami perubahan, dan kalaupun ada peruhab harus kita tunggu pula ke mana arah perubahan itu.
Saya teringat ketika dahulu mengikuti pelatihan penulisan kebdayaan, pada masa Orde Baru, salah satu materi ajar yang kami terima adalah tentang bagaimana sejarah itu di tulis,, narasumber adalah salah satu Departemen yang sangat vital. Narasumber mengatakan dalam menulis sejarah ada beberapa pertimbangan, antara lain tulisalah sejarah itu dengan (1) (se) Bagaimana adanya, (2) Bagaimana sebenarnya, (3) Bagaimana sebaiknya. Kami seperti ada pengarahan, apadal tidak, kami bebas se bebas benanya. Tapi kami pada saat itu merasa lebih baik tak usah tanya. Tetapi seusai acara baru banyak dioantara peserta seperti berebut bicara layaknya.
Tetapi dalam segala hal kami memang pada saat itu haruis tahu tentang yang sebenarnya, tetapi harus mendukung yang sebaiknya, jangan terlalu lugu dalam bersikap szebaiknya. Tak ada ada Penguasa yang tak bisa turun. Buktinya Orde Baru yang demikian kuat itu akhirnya tumbang juga. Dan dalam masa Orde Baru ada seorang sahabat saya yang banyak diminta untuk menjadi Penceramah dan juga diminta menjadi Khatib. Namanya aladlah Alm Zubaidi Mastal, Dia menjadi Pengeritik penguasa pada saat itu.
Suatu saat dalam sebuah acara Beliau dpanggil oleh Alm. Buya Masydulhaq, Beliau meminta memanggil Ustd. Zubaidi merndekat, tetapi karena untuk menuju Buya, beliau harus meliwati tempat saya duduk, lalu saya di jawil untuk ikut menghadap Buya, mungkin ada sesuatu yang ingin disampaikan. Ternyata benar. Beliau menegur alm Zubaidi, kata beliau " ... saya tak melarang dan tidak mengarahkan ananda menyampaikan apa dalam Khutbah atau ceramah, hanya satui permintaan saya, setiap kali ada pernyataan, maka ucapkan juga atau bacakan al.Quran atau hadis sebagaui alasannya....., kalaupun ada pihak yang ingin menyelahkan ananda, karena akan berhadapan denga Allah dan Rasulnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar