ALUMNI ITB TAK BOLEH KEHILANGAN OBJEKTIVITAS
SEJAK DAHULU ITB ITU ADALAH KAMPUS BERWIBAWA demikian juga dengan para alumninya, mereka memiliki prestasi yang luar biasa, dahulu pada saat saya kuliah di zaman Orde Baru pernyataan pernyataan dari Dema ITB sangat kami tunggu tunggu karena pernyataan dari Dema ITB tidak kalah dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Kelompok Cipayung yang anggotanya terdiri dari HMI, PMII, IMM, PMKRI, GMKI, GMNI dan lain lain. di mata banyak mahasiswa pernyataan pernyataan dari Dema ITB tidak kalah tajam dengan Perguruan Tinggi lainnya seperti UII, Gama, Unhas dan banyak lagi. Tetapi apa yang dilakukan oleh Alumni ITB GAR yang mempolisikan Din Syamsuddin mendatangkan setempel kepada alumni ITB dengan stempel bertulislam NGAWUR.
Kita sagat Prihatin Alumni ITB dengan kemunculan GAR ini justeru disebut sebut merupakan kelompok Buzer dan ITB diplesetkan dengan Institut Teknologi Buzer. Gelar yang sangat mengecewakan terhadap kelompok yang sangat kami kagumi karena mampu membuat pernyataan jauh lebih cepat dibanding Kelompok Cipayung sekalipun. Karena Kelompok Cipayung membutuhkan waktu untuk mengumpulkan anggota dan mensosialisasikan gagasannya. Sepengetahuan kami ITB memang OK.
Sebagai orang yang telah dididik olwh Para Bapak dan Ibu Guru untuk dijadikan manusia Pancasilais yang myrni dan Konsekuaen maka kita senang saja ketika diketahui bahwa di Kampus ITB telah berdiri sebuah Masjid yang sangat terkenal aktivitasnya, yaitu Masjid Salman. Kita berharap melaluio kagatan Masjiod tersebut akan banyak menghasilkan manusia manusia yang takwa , karena ketakwaan itu sangat dibutuhkan untuk kemajuan Bangsa Indonesia. Agar tidak tertinggal oleh Bangsa Bangsa lain yang justeru belakangan mencapai kemerdekaan, dan mereka berpotensi meninggalkan Indonesia. adalah karena memberikan kebebsan yang longgar dan demokratius bagi Bangsanya.
Dikatakan bahwa GAR ITB yang katanya memiliki 200-an anggota itu, yang intinya hanya 20 orang yang aktif diskusi dan memmutuskan sesuatunya, tetapi diantara mereka justru merasa dicatut namanya. Artinya informasi sangat simpangsiur. Dan Tak objektyif. Mereka terlalu sedikit dibanding banyaknya Alu8mni ITB, sementara di luar sana ada Alumni ITB yang mengeluarkan Beasiswa demikian banyak, dan bahkan menyumbang hingga capaian angka luar biasa, dan itu dari seorang Wanila, alumni yang sibuh bekerja, bukan sedikit orang tetapi sibuk mencari cari kesalkahan orang lain, untuk dipolisikan, lalu ternyata sasaran GAR adalah menyasar ke kelompok teryentu.
Siapa yang dimunculkan dalam GAR itu baru pion pionnya saja, buktinya yang dimunculkan hanya seorang wanita yang tak malu malu bicara secara mencle mencle, dan tak meanggambarkan sikap alumni ITB, tetapi jangan sembarangan mengira dan menganggap mereka kecil dan ecek ecek, besar kemungkinan besar ada tokoh besar di dibalik kekonyolan itu, karena kita sudah menangkap slera mereka, yaitu mencari cari kesalahan orang. dengan dalih Gerakan Anti Radikalisme. Gerakan mereka bisa bahaya dan memecahbelah.
Tentui kita mengharapkan GAR ITB bisa melakukan evaluasi diri, masih terlalu banyak bidang dan partisipasi yang bisa dilakukan oleh para Alumni, sesuatu yang jauh lebih besar manfaatnya. Daripada mengadu sana sini. ITB terlalu besar dan terlkalu baik untuk digunakan sesuatu yang tak bermanfaat bahkan keliru. Kita tentu sangat berharap ITB bisa meningkatkan perannya untuk kemanfaatan masyarakat banyak. karena Alumni besar kemampuannya untuk melakukan sesuatu yang jauh lebih baik.
Wallohiu a'lam bishowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar