UMMAT HARUS MERAPAT KE ULAMA
AKHIR AKHIR INI SEMAKIN JELAS bahwa sering terjadi pertentangan sikap dan pendapat antara Buzer Pemerintah versus ulama. Buzer ada pada posii pendukung Pemerintah, sedangkan posisi ulama sering trjadi perbedaan terutama dalm beberapa hal. tetapi nampaknya ulama mendapat gelar baru antara lain Kadrun, Intoleran, kadang disebut Sumpendek, ada juga disebut Radikal, Antipancasila dan macam macam lagi termasuk diantaranya Politikidentitas. dan namapaknya banyak lagi yang lain. Tetapi nama nama bagi Ulama iti sepertinya akan berputar timbul tenggelam, tetapi nama yang nampaknya akan bertahan lama adalah Kadrun, yaitu singkatan dari Kadal Gurun. Tersebar di grup grup WA bahwa dahulu yang paling seringg memakai kata itu adalah PKI yang ditujukan sebagai nama ejekan kepada ummat Islam oleh PKI. Kita tak tahu sekarang itu untuk semua ummat, apa khusus untuk Ulama saja. Tetapi nampaknya hingga seorangpun tak ada yang mempersoalkan istilah Kadrun itu hingga terseret seret di Kepolisisan. Artinya tak seorang ulamapun mempersoalkannya.
Belum banyak ummat yang memahami benar Apa itu yang disebut Buzer. hanyasaja yang hampir dapat diapami bahwa Buzer itu adalah pihak yang akan serentak marah ketika ada kritik untuk Pemerintah. dan salah satu tokoh Buzer yang berani terang terangan mengakui bahkan bangga adalah bahwa mereka itu adalah kelompok bayaran Penguasa, (nama tak kami sebut). Di lingkuingan Islam maka pihak yang sering mengeritik itu adalah ulama. Keritik ulama itu akan selalu diperkuat dengan dalil dalil baik al Quran dan haddits. Karena merupakan ciri ulama adalah bahwa segala sikap, pikiran, ucapan dan perbuatan harus benar benar berdasarkan al-Quran dan hadits. Ketiudak mampuan ulama merujuk kepada dalil tersebut, maka dengan sendirinya gelar ulama tak akan lagi disematkan kepada yang bersangkutan.
Sebenarnya banyak ulama itu yang kayaraya, dengan bukti manakala ada ummat yang mendatanginya dan menceriterakan bahwa dirinya tertipa sebuah musibah, dan merasa bingung akan berbuat apa untuk menyelamatkan keluarganya. Maka tidak jarang ulama itu akan ikut membantu walaupun dengan meminta tempo. Tetapi nanti kita akan terkejut jika ketika dia meninggal maka sisa sisa tabungannya hanya beberapa juta rupiah saja, seperti tabungan anak anak. Padahal Demi terselenggaranya dakwah Ualama itu tak segan segan jor joran mengheluarkan uangnya. Dan nampak wajah gembisa dan puas ketika beliau mengeluarkan uangnya.
Mungkin karena para ulama ini selalu menutip ngutip Al Quran dan hadits maka mungkin itulah sebabnya maka muncul istilah politik identitas. Tetapi sayang sekali istilah politik identitas itu juga sekaligus digunakan untuk menyebut mereka sebagai kelompok intoleran. Kelompok intoleran itu dikatakan kepada mereka yang tak menerima perbedaan. Artinya kelompok yang selalu memaksakan kehendak. Buzer adalah kelompok yang terbina dan terbiayai, dengan bayaran yang sangat menyenangjan, demuikian pengakuan dari tokoh Buzer yang terkenal itu.
Nampaknya kita membutuhkan klearen terkasit dengan politik identitas dan intoleran jika yang dimaksud adalah ummat Islam yang memiliki keparuhan terhadap ajaran agama berdasarkan dalil al-Quran dan hadits. Lalu doanggap bahaya lalu dilekatkan kepadanya berbagai nama dan dan gelar gelar yang dimaksud menghinakan maka tentu saja itu tidak benar, dan bisa dikatakan 90%-an bohong analisanya. Kecil sekali mereka yang menggunakjan dalil agama dan itu bisa kita telusuri proses tertebentuknya, yang berlatarbelakang peperangan bisnis dan mencark keuntungan yang lalu ditunggani para pihak.
Marilah kita timbang timbang tentu saja dengan mata timbang berdasarkan ajaran Islam, atau setidaknya tadisi Islam yang mudah kita pami, Kita mulai dari tugas Buzer, konon kabarnya tuag utama buzer adalah menyerang orang orang atau pihak yang memberikan kritik kepada Pemerintah khususnya Pusat apa lagi yang dikaitkan langsung dengan Presiden. jika kita melihat bagaimana reaksi reaksi di medsos orang banyak yang memberikan serangan balik manakala pihak yang melancarkan kritik, bisa jadi buzer itu jumlahnya bisa jadi mencapai puluhan ribuan, cirinya mereka banyak menggunakan anonim palsu, atau nama nama yang mereka suka saja, mereka tidak ada aktivitas lain di medsos yang menggunakan akun itu, nampaknya akun itu hanya intuk serangan balik.
Mereka sangat cepat sekali mendapatkan bahan untuk menguliti siapa yang mereka kritik dengan mengangkat berbagai keslahan dan cacat pribadi, yang tidak ada kaitannya dengan materi yang mereka kritikkan. Mereka hanya untuk menjatuhkan nama dan gengsi yang bersangkuta. Benar apa tidak kritiukan itu, walloihui a'lam bishowabb
belum selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar