foto

foto

Selasa, 26 Januari 2021

dr TIFAUZIA: DAN BANYAK PEMIKIRAN YANG MENGEJUTKAN

COVIT 19 DITARIK KE BISNIS KE POLITI   YANG BENAR TARIKLAH KE AGAMA SELAIN KESEHATAN 


BAGI JAMA'AH MASID jangan pernah menganggap covit ini tak perlu diseriusi, ini serius sekali maka  jangan pernah tak mematuhi anjuran protokol kesehatan seperti pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak. Secara pribadi saya sangat menyesalkan sikap takmir masjid yang seperti menganggap remah. Karena posisi kita sangat krusial. Berdasrakan data yang ada jumlah mereka yang terpapar menunjukkan grafik naik. Selain itu yang mengejutkan adalah laporan dari NU bahwa banyak Kiyai terkenal yang meninggal karena covit 19 ini, mereka adalah Kiyai yang aktiv membina jama'ahnya. Dan sejumlah Dai terkenal yang ikut mengkampanyekan dan melaksanakan petuinjuk protikol kesehatan yang terpapar virus corona dan bahkan ada yang meninggal dunia, mungkin yang terbaru adalah Alamrhum Sech Ali Jaber. 

Memang Pemerintah sendiri sejak mula seperti oleng dalam menangani kasus ini, dan sepertinya sempat terkontaminasi masalah bisnis dan politik.Seningga langkah langkah mengani kasus ini terkesan tak menentu arah. Kadang kala demikian tegas dan terkesan berlebihan tetapi pada saat dan kasus di lain waktu dan tempat terkesan melakukan pembiaran. Setidaknya itu yang dilakukan sekedar bukti masalah politik selalu saja merecokinya. 

Tak dapat dipungkiri bahwa kasus ini secara Internasional memang dikendarai ekonmi, ada perang ekonomi disitu, terjadi saling menidakkan atau kasarnya saling menyerang. Tentu latar belakang keuntungan sangat menonjol. Barangkali itu pula mengapa  Presiden Indonesia memilih Ekonom sebagai Menteri Kesehatan. Suatu keputusan yang bukan tampa resiko besar terutama dalam situasi seperti ini. Dalam masalah data saja sudah muncul kontroversi yang sangat menghawatirkan Mungkin sudah diadakan studi yang mendalam akhirnya Menkes lebih memilih angka angka milik KPU ketimbang angka internal kesehatan, tentu saja hal ini banyak kaitannya dengan berbagai hal. Untuk kepentingan dan kebaikan bersama, kita harus yakin bahwa nanti pada saatnya Pemerintah bisa bekerja lebih baik lagi sehingga akan lebih mampu melindungi serta mengurangi segala kesulitan akibat yang pandemi ini. Dan tidak memaksakan sesuatu hanya dalam  rangka pencitraan belaka lalu memaksakan sesuatu yang tak mampu dilakukan oleh mereka yang justeru lebih paham kesehatan, karena itu akan membuat lebih nampaknya Pemerintah memang seperti belum fokus dalam menangani kasus ini. 

Ada statemen yang sangat menarik dari dr. Tifauziah.bahwa manusia memang harus melakukan sesuatu yang  harua afokus dan sifatnya memang rekayasa yang ujung ujungnya nanti akan berbuntut berhasiol atau gagal atau setidaknya kembali membutuhkan  berbagai penyempurnaan dalam rekayasa yang membutuhkan wktu yang panjang serta berulang ulang. Disamping itu maka kita harus sadar bahwa semua makhluk di dunia termasuk virus terjadi atas ijin Allah yang tercipta untuk maksud maksud tertentu. Jadi dalam menangani ini sebenarnya kita harus memahami hal ini secara sadar mendalam dan konsisten agar apa yang kita lakukan walaupun demi kebaikan bersama, tetap saja kita harus selalu berdoa meminta oetunjuk serta kekuatan dari Allah  



Ada satu statemen yang yang sangat saya sukai dati seorang dr. Tifauzia bahwa bahwa rekayasa apapun yang dilakukan dipastikan haeus tunduk kepada kehendak Allah yang mencipta dan maha menguasai. termasuk keberhasilan dalam rekayasa tentang covid 19 ini akamn akan sangat tergantunG kepada idzin Allah SAW. Dengan demikian apapun yang dilakukan oleh Pemerintah bersama Tim Covid ini sangat membutuhkan bantuan doa dari ummat secara keseluruhan., 

Tetapi tentang kemakmuran masjid serta pembinaan jama'ah dan ummat sepertinya sementara ini  kita tak boleh mempercayakan sepenuhnya kepada Pemerintah. Kita membutuhkan kmunikasi yang lebih baik dan dan menjauhkan diri dari kepentingan sesaat, bagi kita bukan hanya kepentingan tetapi lebih lagi adalah keselamatan. Dan tentu saja kacamata yang utamanya adalah kacamata agama. Covit 19 kata Tifauzia  akan mengalami perjalanan panjang, jika selama ini covid diseret ke bisnis, selama ini covid diseret ke politik, lalu berujung orang orang dianggap bodoh, orang orang dianggap berbahaya. Maka sudah saatnya untuk menyelamatkan Bangsa dan Negara. Marilah kita semua merarapat ke ajaran agama kita masing masing. 

Pemerintah seharusnya mendorong dan memfasilitasi merapatnya masing masing masyarakat itu  ke agama masing dalam kehidupan  yang majemuk ini tampa mempoermasalah perbedaan. Semua perbedaan bicarakan saja di li9ngkuop internal. . Doronglah agar masyarakat itu memeiliki kedisiplinan serta kepatuhan kepada ajaram agama. Terkasit masalah covit 19 doronglah agar masing masing pemneluk agama bisa mendapatkan tuntunan sesuai dengan ajaran dan leyakinan yang dianut dalam beragama, apatah lagi masalah covit 19 ini nantinya akan menjadi perjalanan panjang, setelah sedikit demi sdikit segala rahasia terkait penyakit  yang satu ini   semakin dipahami dan teridentivikasi melalui banyaknya mereka yang terpapar, sembuh dan meninggal, yang tentu saja selama ini relatif kita baru melakukan berbagai ujicoba ujicoba dengan berbagai hasil yang tentu saja tidak atau belum sebaik yang diharapkan. 

Berdasarkan kajian para peneliti dan pengamat bahwa kita diperkirakan akan mengalami kesuitan yang amat sangat, ada berbagai kebutuhan pokok yang diperkirakan bakal langka, dan Indonesia  masih banyak yang kebutuhan pokoknya masih mengimport dari luar, maka bila ini benarbenar akan terjadi, maka kita kan menghadapi masalah yang cukup kompleks. Oleh karenanya  maka secepat mungkin keadaan masyarakat agar dibuat lebih kondusif, untuk itu selain Pemerintah dituntut bersikap adil, maka dilain pihak para pemimpin pemimpin agama harus diberdayakan dalam memberikan bimbingan kepada ummat atau setidaknya jama'ah masing masing. 

Wallohuia'lam bishowab. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar