foto

foto

Minggu, 31 Januari 2021

MENGAPA HARUS MENGUTIP SESUATU YANG KONTROVERSI

WALAUPUN KEMENAG ITU MENTERI UNTUK SEMUA AGAMA  TETAPI TIDAKLAH WAJIB MENYUDUTKAN AGAMA ISLAM.


TIDAKLAH TERLALU MENDESAK untuk mengatakan  Kemenag itu untuk semua Agama, apatah lagi Islam tak pernah mengklaim bahwa Menteri Agama itu adalah Menteri untuk Agama Islam saja, apalagi sekedar untuk membuktikan bahwa kondsekuensi sebagai Menteri Agama untuk semua lalu mengutip sesuatu yang kurang sejalan dengan ajaran Islam. Lalu dikatakan justeru ajaran yang dikutip itulah yang lebih diterima oleh secara universal. Itu kira kira kritik para ulama yang ditujukan kepada Kemenag, setelah secara tak sengaja (mungkin) Kemenag menyudutkan ajaran agama Islam. Dalam ajaran Islam Allah itu maha Pengasih dan tak membutuhkan "Rasa Kasih Sayang" dari manusia sebagai makhluknya. Allah itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tak pilih kasih dan pandang sayang. Kalaupun ada Agama lain yang mengajar agar memberikan  rasa kasih sayangnya kepada Tuhan, sepertyi memberikan rasa kasih saynagnya kepada sesama manusia. Itu kita hargai saja keyakinan dan ajaran mereka. Sebagai seorang Muslim juga kita harus tegas mengajarkan sikap sikap kita kepada Allah. Dan harus ditanamkan bahwa Allah berbeda dengan yang baharu dan apalagi Ciptaan Allah sendiri. 

Saya berharap masalah ini jangan diperpanjang, Sistem Teologi Kristen atau Nasrani memang berbeda  oleh karenanya maka hendaknya tak ada pihak pihak yang seperti memaksakan bahwa kedianya adalah sama. Toh penganut Kristen/Katholikpun tahu bahwa sistem theologi yang mereka anut berbeda dengan Islam. Dan mereka tak kecewa dengan perbedaan itu. Kita berharap agar Menteri agama meminta maaf khususnya kepada Ummat Islam dan mengakui bahwa Ilmu dan Pengetahuannya memang masih harus diperbaiki di sana sini. Dan masih sangat membutuhkan belajar lebih banyak tentang Islam. Insya Allah hal ini akan segera reda. Tetapi bila Menteri Agama tiba tiba membela diri atas kjekeliruan itu, maka saya perkirakan Pra Kiyai  akan sangat kecewa dengan sikap itu, dan akan menambah keruh susana, apatah lagi memang ummat Islam seperti ada pihak yang ingin memacahbelahnya, terutama dari sikap politik. 

Sebagai rakyet kecil kita senang senang saja akan terjadi diskusi tetapi bukan perdebatan. Yaitu diskusi yang dalam lingku serta  wadah yang resmi dan ilmiah. Tetapi tentu saja menghindari perdebatan. Islam melarang kita berdebat, karena perdebatan itu sifatnya mencara menang semata. Dan bahkan seseorang yang terjebak dalam perdebatan, maka sudahi saja perdebatan itu,  jika ada yang mengakhiri perdebatan sementara dia memang ada dalam posisi yang benar, maka dia akan dibuitkan rumah di syurga ditempat yang indah (eli). Sedang dia berinisiatif mengakhiri perdebatan, ternyata memang Ia dalam posisi yang keliru, Dia akan ditempatkan rumah di Syurga tetapi ditempat yang kurang indah.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar