foto

foto

Selasa, 05 Januari 2021

SUDUT KECIL MANAJEMEN PENGEMBANGAN MASJID MASJID

 

BELAJAR DARI SEBUAH KEGIATAN KECIL 
YAITU HANYA  MENGEMBANGKAN TERAS MAJID

Fachruddin
SEKEDAR MENGENAL 
mengenal manajemen melalui sudut kecil  di masjid kita yang kini berencana akan mengembangkan teras majid dengan ukuran sekitar plus minus 5 x 14 meter. Sebelum menulis lebih lanjut saya ingin menguraikan ciri dari proses pembangunan Masjid. Berdasarkan hasil penelitian sebuah Tim dalam rangka menyusun sebuah buku kecil  untuk mengelola sebuah sekolah, maka Tim menemukan data bahwa satu satunya Bangunan yang diketemukan hampir disetiap sudut pemukiman yang semakin tua akan semakin mentereng, lengkap dan nyaman serta membanggakan serta tak memiliki rasa ketergantungan dengan dana Pemerintah di Indonesia, maka satu satunya adalah  masjid. Jadi masjid adalah satu satunya bangunan yang akan berubah berkembang terus selama lokasi masih memungkinkan.  


Tulisan ini tidak representatif untuk menjelaskan manajemen pembangunan masjid karena kasus yang dikaji hanya sebuah aktivitas pengembangan teras masjid yang hanya sekitar 5 X 14 meter-(an) namun demikian memang setiap masjid bergerak membangun  diri adalah sebuah pembelajaran yang membuat pihak lain menjadi iri untuk meniru, tetapi pada umumnya tidak bisa. Tidak kurang dari upaya upaya pengembangan manajemen sekolah, dengan

mengacu kepada pembangunan masjid melahirkan petunjuk pengembangan sekolah dengan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah  (MPMBS). itu sangat mungkin dilaksanakan setelah berhasil merabcabg UU Sisdiknas, yang memang dirancang selaras. Tetapi tiba tiba banyak sekali  Peraturan yang dibuat tumpang tindih bahkan UU Sisdiknasnya juga di rubah. 

Mari kita mengenali Bagaimana Masjid bisa berkembang pembangunan dengan baik tampa rasa ketergantungan

dari dana bantuan Pemerintah Pusat maupun daerah. Manajemen pembangunan masjid dimulai dengan cara melibatkan jama'ah seterlibat libatnya. swehingga jam a'ah memiliki kesanggupan untuk menjelaskan kepada tamu atau pihak manapun tentang rencana induk pembangunan  dan pengembangan Masjid. Sampai jama'ah juga memiliki kemampuan untuk menjelaskan prihal keuangan masjid, berapa uang kas yang ada dan siapa saja para penyumbang yang besar, serta rencana penggunaan pemanfaatan uang tersebut, itu diketahui jama'ah secara terbuka. Sehingga manakala kedatangan tamu maka para jama'ah bisa menjelaskan bagaimana masjid ini berkembang. 

Banyak mantan Pejabat di lembana Pemeriuntahan yang cukup terkejut dengan sistem manajemen yang demikian terbuka ini. Dahulu di lembaga Pemerintah  seorang pejabat yang berstatus sebagai Wakil diolok olok dengan istilah bahwa wakil itu berasal dari kata kata awak dan sikil. Artinya seorang wakil itu hanya memiliki tubuh dan kaki saja. tidak memiliki tangan, tidak memiliki mata, tak memiliki mulut, hidung dan juga telinga. Tak boleh melihat, tak boleh bicara, tak boleh berpendapat, dan tak boleh melakukan sesuatu, atau dengan kata lain kehadirannyua tak akan membuat sebuah keputusan itu berpengaruh. Jelas hal tersebut tak ada tempat di lingkungan manajemen pembangunan masjid, di mana pendapat dan kesepakatan jama'ah itu sangat dihargai. Dan tentu saja sangat mempengaruhi kepuitusan dan kesepakatan bersama.

Tim MPMBS semula akan menerapkan manajemen cara masjid, ternyata tak mampu melaksanakannya, karena banyak hal yang hanya diketahui oleh pihak terbatas. Sedang yang lain bukan hanya tak diberi tahu, tetapi memang tak boleh tahu. Termasuk seseorang yang sesungguhnya ada dalam struktur justeru dianggap tak perlu tahu.Itu antara lain kebiasaan di komunitas yang lain.  Berbeda dengan mekanisme di Masjid Di mana  sekalipun dana itu disponsori oleh sponsor tunggal, jika masjid itu merupakan pengembangan maka jama'ah wajib di beritahu. Itulah sebabnya manakala pengembangan akan dimulai maka segala lini akan menjadi bergerak karena masing masing pihak akan mempungsikan dirinya sesuai karakter seperti apa yang ditangkap oleh tim MPMBS. 

Karena masjid memiliki tradisi manajemen seperti itu maka tentu saja, sekecil apapun masjid yang kita bangun atau kita kembangkan, selagi masih menggunakan dana bersama, atau berasal dari sumbangan sumbangan para jama'ah. Maka keterbukaan kepada jama'ah itu maka mutlak dibutuhkan. Dan demikian pula dengan para ta'mir harus mendengarkan  bagaimana pendapat para jama'ah.

Kemungkinan bisa banyak rupa rupa pendapat dari jama'ah, tetapi tentunya pendapat yang layak didengarkan adalah pendapat yang terkait usaha : memakmurkan masjid, mengembangkan fisik dan fasilitas masjid lainnya dan upaya penyelenggaraan macam ragam kegiatan dakwah studi alquran dan studi Islam lainnya. Tentu saja yang harus kita kesampingkan saja, jika seandainya pendapat itu lebih diperuntukkan kepentingan subjektivitas pribadi, demi gengsi pribadi  yang bisa menghambat pengembanganm bangunan masjid serta fasilitas lainnya, bila memang ada. Dengan demikian point yang ingin disanpaikan adalah bahwa selain menghidupkan pendapat dan aspirasi jama'ah, karena tampa aspirasi jama'ah adalah juga ibarat angin yang bisa menaikan layang layang  meliuk liuk naik ke atas.   

Marilah kita jaga suasana kondusif manajemen masjid yang sangat terkenal itu, suasana yang yang musyawarah dan terbuka, tak ada penunjolan personal, semua pendapat perlu didengar, pendapat yang subjektif dan ambisi pribadi dipastikan tidak akan mendapat tempat yang baik dalam memakmurkan masjid, maka jangan sampai para takmir mengalami  kehilangan objektivitas. Disebut takmir karena tugas pokoknya adalah memakmurkan atau meramaikan jama'ah. Jama'ah akan ramai manakala para jama'ah merasa mendapatkan kesempatan dalam berpartisiupasi.  Manajemen di masjid atau manajemen takmir dituntut  trampil mendengarkan pendapat jama'ah,

Marilah kita gali terus wawasan kita tentyang manajemen masjid yang secara diam diam banyak yang mengaguminya,  maka   jangan sampai justeru kita yang menampiknya dengan cara mengacu penerapan manajemen yang kita ambil dari luar masjid. marilah kita lebih menggali dan menerapkan manajemen masjid yang sangat dikagumi oleh oleh pihak lain. Diberbagai contoh menjadi berkembang karena melaksanakan ajaran Islam, sementara banyak Islam yang mundur kerana sperti berusaha keras meninggalkan atau menidakkan ajaran Islam pernyataam ini kutipan andalan dan bebas  dari kitab lama yang sangat terkenal "Li maaza taakhor Muslim"  
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar