KETURUNAN TIONGHOA MEMUJI FPI
BISA JADI ini detik detik terakhir keberadaan FPI di Indonesia, jangankan yang lain, siapapun pihak yang akan menerima kehadiran eks anggota FPI kemungkinan akan berurusan dengan yang berwajib. Pada saat ini Penegah hukum sepertinya telah menutup peluang serapat rapatnya bagi eks anggota FPI, itu jika kita harus mempercayai kebenaran apa yang diucapkan oleh orang orang yang nampaknya memiliki kekuasaan yang besar guna menentukan masa depan bangsa. Tetapi ternyata ada sisi baik yang dilakukan oleh FPI yang sampai saat ini belum ada pihak yang tergerak mengganbtikan peran FPI yang mampu melakukannya tampa sepeserpun memiliki ketergantungan dengan dana yang dikelola Pemerintah. Sayang sekali rasanya bila berbagai kebaikan itu akan terkubur bersama dipadamkannya FPI karena perbedaan sikap politik itu.
Jika rakyat rakyat kecil dan sejumlah keturunan Tionghoa sempat memuji mujikan FPI karena mereka merasakan langsung manfaat gerakan sosial FPI, apalagi FPI sempat mengefakuasi ratusan ribu mayat yang bergelimpangan akibat sunami di Aceh, mereka yang memuji FPI itu munhkin karena kurang memahami politiuk praktis Pemerintah yang sedang berkuasa. Memang harus diakui bahwa sumbangan FPI itu memang baik dan berat, tak banyak yang mampu melakukannya. Tetapi tentu saja itu tak cukup bila dibanding dengan dengan keinginan politik Pemerintah, setidaknya untuk yang sekarang. Maka kita berharap kebaikan itu tidak serta merta terkubur dengan dibubarkannya FPI oleh Pemerintah.
Kita berharap bagaimana agar nilai nilai yang baik dan terpuji yang selama ini dimiliki oleh FPI itu bisa tarwariskan, andaikan saja eks anggota FPI itu sudah tak boleh melakukannya maka sebaiknya ada pihak pihak yang menyiapkan diri untuk mewarisi nilasi nilsai itu, walaupun terpaksa harus menghadirkan ex anggota FPI untuk menjadi narasumbernya, karena hal ini bukan hanya sekedar keterampilan belaka, tetapi yang jauh lebih penting adalah semangat perjuangan lillahi ta'ala. Sehingga sangat tidak cocok diberikan kepada mereka yang sudah terbiasa menjadi tim bayaran, semacam buzer dan atau semacamnya.
Kalau memang ex anggota FPI ini akan disamakan dengan semisal bekas Pengurus PKI di kelas bawah, yang dahulu ketika saya masih tinggal di kampung, eks PKI dikumpulkan dan diberikan pengarahan oleh beberapa pejabat terkait yang ditugaskan. Kalau memang benar nantinya tak ada pihak pihak yang diperbolehkan menampung eks anggota FPI, sementara dilain pihak anggota FPI harus melakukan sholat Jumat. secara berjama'ah. Mereka kekbutuhkan masjid. Jika tak boleh bergabung dengan jama'ah masjid yang lain, maka berarti kita harus menyiapkam masjid bagi mereka dan tentu terletak di lokasi yang tak jauh dari tempat mereka tinggal, jadi tentu harus beberapoa jumlahnya. Dan pembinaan kepada para anggota ex FPI ini harus di bina melalui masjid masjid yang biasa dijadikan tempat mereka berkumpul.
Nantyi kita akan benar benar merasa kehilangan ketika kita membutuhkan tenaga sukarela seperti apa yang biasa menimpa rakyat kecil umpama seperti mereka yang kebanjiran. di tengah malam buta, atau untuk mengevakuasi datusan ribu mayat mayat yang mulai membusuk. Kita hrus melatih ribuan orang untuk mengganti peran peran yang sangat mulya itu. Saya yakin Pemerintah sangat terampil ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar