foto

foto

Rabu, 03 Juni 2020

DI ERA CORONA MAYATPUN JADI REBUTAN

BARU DI ERA CORONA, ini terjadi perebutan antara Rumah Sakit dengan Keluarga Besar Pasien yang meninggal untuk mengurusi jenazah. Terlepas dari kebenaran yang sesungguhnya, karena baik keluarga si pasien maupun pihak Rumah sakit merasa yang benar, Piah keluarga mengaku diiming imingi uang puluhan juta rupiah dengan catatan akan mengurusi jenazah asalkan bersedia dicatat sebagai jenazah akibat virus corona, sedabg pihak keluarga menolak iming iming dan mereka mengambil paksa mayat pasien tersebut, karena tak mau dilibatkan dengan pristiwa suap menyuap justeru di akhir hayatnya. Walaupun keduanya merasa benar, tetapi jia bertentangan antara satu dengan yang lain, maka hampir dapat dipastikan, pasti salah satunya adalah salah. Kita tak mau melibatkan diri diantara kedua pihak yang berseteru itu.
 - -

ENYEBARNYA virus Corona maka di Itali termasuk diantaranya yang sangat parah, khawatir akan dampak buruk maka Italia konon mengeluarkan peraturan bahwa pasien yang terkena virus corona tak diperkenankan didampingi keluarga, dan nanti bila mengalami kematian, maka pihak keluarga hanya akandilakukan pemberitahuan saja, sementara pengurusan jenazah hingga penguburan jenazah diambil laih lembaga dan tenaga yang dipersiapkan, termasuk pihak rumah sakit yang melakukan upaya penyembuhan. Bagaikan Koor pakar kesehatan di Indonesia mengatakan bahwa jenazah pedngidap virus corona rawan penularan kepada ,ereka yang terlibat pengurusannya. Itulah sebabnya masyarakat dilarang mendekatinya. Lalu terdengar kabar yang sangat menyedihkan ada masyarakat  yang secara tegas menolak kedatangan jenazah yang sebelumnya dinyatakan terkena virus corona, muingkin hal ini dikarena informasi yang simapang siur, dari pihak yang berwenang.

Benar saja, belakangan justeru diterima oleh masyarakat luas bahwa  siapapun yang menolak kedatangan jenazah terkena virus corona akan dikenakan ancaman pidana. Kono dengan hukuman kurungan.Yang semula dikatakan bahwa Mayat jenazah yang terkena virus rawan menular belakangan justru dikatakan bahwa swedikitpun tak membahayakan.

Lalu mengapa ada mayat yang semula memang tak disebut sebut terkena virus korona, setidaknya itu keterangan awal yang dipahami oleh keluarga kerabat jenazah. Kita menduga memang informasi yang disampaikan kepada keluarga fasien yang bersangkutan. Jika memang ada dualisme informasi yang diterima keluarga tersebut berrasal dari siapa, toh dari pihak kesehatan juga, Lalu keluarga memang melihat tanda tanda dan gejala lainnya tidak menggambarkan corona.

Lalu dalam waktu bersamaan pihak Rumak Sakit menawarkan uang simpati dalam jumlah yang kurang lazim. Seperti ada sesuatu kepemtimham tertentu yang sedang dikejar oleh pihak Rumah sakit dan para pihak terkait dalam pristiwa ini. Toh kita sudah berkali kali pejabat dan pihak Pemerintah telah menyatakan dan ikut memviralkan, bahwa mayat corona sama sekali tidak berbahaya untuk disentuh oleh siapapun . Lalu mengapa mayat yang satu ini seperti dihalang halangi untuk diurus secara sehormat hormatnya kepada pimpinan mereka yang meninggal dunia ini.

Lalu mengapa dalam waktu bersamaan ada pihak diluar keluarga yang demikian menginginkan mengurusi mayat ini yang satu ini, bahkan siap mengeluarkan sejumlah uang yang tak lazim, apapun alasannya. Barangkali itu pula maka mayat tersebut diwa pulang oleh keluarganya, dengan pekik Laailaaha Illallah .... takbir dan istighfar sepanjang jalan yang diiringi sejumlah ratusan orang baik keluarga maupun masyarakat lainnya. Semoga pristiwa ini menjadi pelajaran yang berharga.

Wallohu a'lam bishowab. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar