Kami sekelas tertawa gembira atas pertanyaan itu, dan kami berharap Sang Dosen terpancing untuyk ikut bergurau agar kami sekelas terkurangi beban berfikir. Tetapi harapan kami menjadi pupous, karena ternyata Sang Dosen menanggapi serius pertanyaan tentang falsafah Beliau justeru menjelaskan bagimana sakit dilihat dari kacamata aagama Islam. Kuliah penuh canda yang kami harapkan menjadi kuliah serius walaupun Pak Dosen nampak sdikit sedikit berusaha mengaitkan dengan konten kuliah pada saat itu.
Judul tulisan ini hanya judul, tetapi ntinya saya berusaha mengingat ingat kembali materi kuliah tentang sakit, Para pemikir Islam nyaris sepakat bahwa seseorang yang pantas disebut dengan cerdas manakala seseorang itu ingat bahwa pada suatu saat iya akan mati, terpisah roh atau nyawa dari jasadnya, Dan itu akan terjadi manakala jatah rezeki baginya dari Allah telah habis. Kita belum meninggal juga karena, jatah rizki kita belum habis. Darimanapun rizki itu berasal, dipastikan akan akan sampai ke kita juga, urusan proses sampainya maka Allah yang akan mengatur.
Yang paling cepat mengingatkan kita bahwa pada suatu saat kita akan mati adalah melalui sakit. pada saat sakit kiota akan banyak beristighfar, banyakl berzikir, banyak mengingat Allah dan banyak mengingat mati. Pada saat kita ingat mati adalah berarti bahwa kita sedang dalam posisi secerdas cerdasnya.
Mungkin sangat mengejutkan kita bahwa tidak kurang dari seorang Habibie yang menemukan teori kretakan pesawat terbang, dan ternyata penemuannya itu benar sekali, sehingga semua perusahaan yang menggunakan pesawat diharuskan membayar kepada Habibi sampai ditemukannya teori baru. Banyak sumber honorarium dari berbagai tempatnya belerja di German tak diambil setidaknya mulai beliau menjadi Menteri di Kabinet Soeharto.
Kata almarhum Nurcholis Majid Habiubie berpotensi menjadi barisan orang terkaya di Indonesia. Sayang keinginan Habibi menanam Sham di Nurtonio tak disetujuan, Keinginan beliau membuat mobil Nasional juga tak disetujui Pemerintah, Dan keinginan beliau membuat TV Islam juga ditolak. Dia hanya diterima menjadi Ketua ICMI. Habibie di hari tuanya, menyesal mengapa Iya dahulu tidak ditakdirkan untuk menjadi ahli agama.
Setelah pada tahun kedua ketika habibi mengambil gelar doktornya, beliau kembali gagal mencapai targetnya sebagai mahasiswa penyandang nilai terbaik, nilainya dikalahkan oleh dua orang mahasiswa lainnya. Pada stu saat Iya menemui dua orang mahasiswa terbaik 1,2 yang keduanya adalah orang Yahudi. Habibi menanyakan apa resep kalian mengalahkan aku, padahal aku lebih giat dalam belajar. Semula kedua orang Yahudi ini ragu, tetapi karena Habibi sepertinya sangat berminat. Kedua orang ini akhirnya sepakat membocorkannya.
Betapa terkejutnya Habibie mendengar jawaban kedua orang Yahudi itu. Kata orang Yahudi itu. Setiap sepertiga malam dalam setiap malamnya, kami bangun segera membersihkan badan, selesai membersihkan badan kami langsung membaca Al-Quran, itulah sebabnya kami sangat mudah dalam belajar, dan sangat mudah dalam membaca dan menulis. Haachhh.... Habibie terbelalak, dia menyesal dan merasa malu karena sebagai orang Islam, sebagai penganut Islam yang taat, tetapi tak rutin baca al Quran. Sejak malam itu sesibuk apapun Habibie dipastikan bangu sepertiga malam sholat sunnat dan membaca al-Quran. Sejak itu Habibie mengungguli nilai dua orang Yahudi yang gemar membaca al-Quran. Orang yahudi memang familiar dengan hrup alpabet al-Quran.
Dua kisah dan pengalaman Habibie ini cukup jelas apa yang saya maksudkan. Tetapi rasanya belum cukup juga jika cerita ringan ini tidak saya ungkap dalam tulisan ini. Seseorang menulis, dan tulisannya viral. Selama iya tinggal di Arab Saudi dengan mengetahui adanya beberapa rumah sakit. Dia heran sekali mengapa Rumah Sakit di Arab Saudi tidak dikunjungi hingga terpaksa mengantri untuk menunggu giliran.
Usut punya usut ternyata penduduk setempat memiliki kebiasaan apabila mengalami sakit, maka yang bersangkutan segera meningkatkah ibadahnya, diawali (1) Sholat sunnat dua rokaat dan meminta kesembuhan, (2) Banyak banyak baca Quran, (3) Bersedekahlah, masih belu sembuh maka (4) perbanyak istighfar, (5) Rajin minum madu asli selain berdoa, (6). Makanlah buah buahan herbal yang tumbuh atas kasih sayang Allah. Cermatilah dari satu tahap ke tahap berikutnya akan ada perubahan demi perubahan, yang mungkin saja tak kita sadari. Bila masih sakit juga, barulah anda ke Rumah sakit atau dokter untuk berobat, dan tahap tahapan yang tadi tetap silaksanakan. Berserah diri kepada Allah. Ketika kita berserah diri kepada Allah, maka itulah saat saat terbaik bagi kita, pada saat berserah diri dan ikhlas dipanggil Allah sekalipun, maka pada saat itulah kita sedang cerdas cerdasbya di mata Allah.
Mari kita lupakan untuk berfilsafat ria, tetapi marilah kita renungi berbagai pristiwa teladan, dengan momen sakit, kita jadikan kesempatan ini untuk mendekatkan diri kepada Allah. Pada hakekatnya sakit belum tentu hukuman, tetapi besar kemungkinan karena Allah sayang kepada kita.
Wallohua'lam bishowab/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar