SEJATINYA CORONA masih ada, meskipun lockdown atau semacamnya telah dinyatakan selesai, seolah kita berhasil mengatsi dan pada saat ini sedang dipersiapkan New Normal, memang dirasakan perlu membakukan berbagai hal, dan itu akan disebut sebagai new normal. Namun pelajaran selama ini hendaknya benar diambil sebagai pembelajaran yang berharga, start kita dalam menangani virus corona diawali dengan start, saling perang pernyaan diantara para pihak yang berkepentingan , ditambah sikap dan pernyataan Pejabat demikian mudahnya berpi9ndah bagaikan burung yang lincah dari satu tangkai ke tangkai lainnya. Belakangan baru kita tahu bahwa untuk wabah kali ini bukan hanya wabah ansich, tetapi ternyata terdapat perang dagang, di mana masyarasakat memang dibuat untuk menjadi takut setajut tajutnya. Karena hanya masyarakat yang takut itu adalah akan berubah menjadi masyarakat patuh.
Belakangan kita baru sadar ada pihak pihak yang sepertimya tak jelas dari pihak mana, yang dalam situasi yang menakutkan itu ada yang berusaha menyudutkan ummat Islam, seolah telah menjadi closter baru berkembangnya virus corona. Dalam hal ini yang sangat mudah kita tangkap dan tampa perlu menyalahkan pihak manapun adalah dari internal kita, dan bahkan bisa dipersempit menjadi internal jama'ah masjid kita sendiri, bahwa keberagaman sikap itu menunjukkan bahwa kita tidak memiliki informasi yan g sama seimbang, dan ketiadaan kepemimpinan pada internal masjid.
Bisa dipahami karena keterbatasan informasi maka masing masing merasa lebih baik diam daripada berdiskusi dengan pengetahuan yang terbatas. Dalam situasi sepertyi itu nampak sekali selain bergerak tampa koordinasi yang baik, maka pengelompokan dan silaturrahmi diikat dengan ikatan rapuh dan longgar. Ikatan kita di Masjid hanya direkat oleh keadaan sama sama belum terkena dampak. Bila ada yang terkena maka bukan tidak mungkin kembali akan melahirkan perbedaan meruncing dan cenderung saling menyalahkan.
Beranjak dari pemikiran ringan tersebut di atas maka kan lebih cepat lebih bagus bila seandainya para pemikir kita berkenan menyusun konsep bagaimana sebaiknya aktivitas kita di masjid dalam era new normal ini. Dengan cara berusaha menggali informasi yang benar benar bisa dipercaya berdasarkan inforasi yang bertanggungjawab. Sikap ini perlu dipertegas mengingat lebih dominannya informasi yang sengaja disebarkan dalam rangka mencapai keuntungan finansia dan politik yang berlatar belakang ekonomi dan keuntungan lainnya.
Sepertinya bocoran konsep herd immunity corona lebih mempersilakan agar kita masing masing memiliki kekuatan imunitas prima, Masing masing kita dituntut kemandirian untuk memiliki optimalitas ketercapaiannya masing masing. Adalah terlalu beresiko secara ekonomis dan bahkan politik bila harus memperturutkan kebutuhan dan kepatutan dalam pembiayaan dan penganggaran. Tentu saja bahwa tak pandang bulu bahwa siappun yang meninggal karena corona, wajib hukumnya dikubur, agar tidak mengundang masalah.
Dalam waktu yang bersamaan pebisnis tingkat dunia sangat membuthkan posisi angka angka dampak virus corona, dan nampaknya merekapun tak tinggal diam berusaha agar statistik yang dipercaya adalkah mendekati posisi yang bisa menguntungkan mereka, dan mereka mengeluarkan biaya besar untuk itu. Sepanjang berjabgkitnya viruis corona ini pranbg angka itu masih berlangsung, walaupun nanti masa panennya justeru datang pasca corona. Ada saja nanti produk baru yang muncul. Dak yakinlah bahwa ada saja pihak pihak yang secara tak terang terangan selalu saja berusaha menyudutkan Islam, bersifat kontimyu dan sistematis.
Tiba tiba saja muncul pihak yang menuduh, menganalisa dan menduga bahwa aktivitas ibadah atau rumah rumah ibadah muncul sebagai kloster baru permbuhan corona justeru akan terjadi pada masa masa landai. Walaupun itu baru tuduhan berdasarkan dugaan semata, tetapi analisis seperti tak pelak sangat menyakitkan hati Disaat kita membutuhkan ummat berjama'ah karena dengan jama'ah kita kita akan mendapatkan barokah. Dan justeru pada saat itu kita mendapatka kesulitan untuk membangun jama'ah.
Pada saat disejumlah negara akan mengikuti WHO untuk menyusun new normal maka sedianya masjid juga memiliki kemampuan untuk menyudun new normal dan mungkin Kenebag bersama MUI akan menyusun new normal di masjid. Sebenarnya bagi masijid masalah kesehatan dan kebersihan bukanlah sesuatu yang baru, apalagi asing. bersih dan sehat baik tempat, badan dan pakaian serta peralatan lainnya adalah sesuatu yang mutlak dalam Islam, bahkan dalam kitab kitab fikih, maka yang memiliki durasi lebih panjang dari yang lain adalah bab toharoh atau kebersihanj Ini menunjukkan betapa Islam sangat memperhatikan kesehatan.
Tidak salahnya para Khatiba membicarakan dan memperkenalkan serta mengingatkan bahwa sesungguhnya Islam memiliki ajaran yang lengkap tentang kesehatan, kota jadikan bahwa ummat Islam adalaj ummat paling pembersih di dunia. Dalam skalka luas ajaran Islam bukan hanya melipuiti dari bersih bersih tempat, bersih badan dan bersih pakayan serta perlengkapan lainnya. Tetapi juga yang sangat penting akan keabsahan itu semua adalah bersih batin serta ke halalan atas sesuatu.Halal zatnya, halal cara mendapatkannya, serta halal juga pemanfaatan dan cara penggunaanya. Rasanya tak ada agama lain yang memiliki ajaran kebersihan lahir batin, selengkap agama Islam. Maka jadikanlah ajaran Islam itu sebagai acuan masyuarakat dunia.
Tentu banyak hal yang harus dibicarakan terkait new normal ini, maka media khuitbah hendaknya dijadikan media dan momen untuk mengkomunikasikan segala sesuatunya oleh khatib kepada jama'ah. Dalam hal ini tyakmir diminta bisa menjadi mitra khatib untuk berdiskusi dan bermitra dalam upaya memantapkan kesamaan serta pemahaman tentang visi missi yang akan dijadikan thema pembicaraan dalam menyelenggarakan khutbah yang merupakan bagian dari sholat jama'ah Jum'at yang diselenggarakan itu.
Wallohua'lam bishowab.
...... sorry belum selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar