foto

foto

Selasa, 22 Desember 2020

PEMBUSUKAN ULAMA MERUGIKAN BANGSA

   

ULAMA MENGHAMBAT MEREKA YANG INGIN MENGUASAI INDONESIA.                  
Fachruddin
JANGAN ADA KESENGAJAAN untuk melakukan pembusukan terhadap ulama apalagi ulama sekalas Habim Riziq Syihab, belaiu memiliki muri sebanyak jutaan orang yang setiap saat mempertunjukkan kepatuhannya kepada Sang Guru sebagai Imam Besar, gelar Imam Besar itu adalah gambaran penghormatan mereka kepada Sang Guru. Semenjak dahulu bangsa Indonesia memiliki sikap yang sopan terhadap ulama,  dan titah ulama pulalah yang mampu menggerak masyarakat utamanya masyarakat Muslim sebagai mayoritas, walaupun hanya berbekal senjata Bambu Runcing mereka maju mengusir penjajah Pemerintah Kolonial Belanda. Pada saat itu ulama yang berada di garis depan adalah ulama semacam Habib Riziq Syihab pada zaman dan era itu. Tak terhitung banyaknya ulama, ustad, Kiyai pimpinan Pondok Pesantren dam ikutan ummat yang gugur  sebagai  syahid pembela Bangsa dan  mengusir penjajah. 

Sebagai generasi Penerus tentu banyak generasi sekarang banyak mewairisi semangat juang para pendahulunya, terlebih mereka yang sempat menemukan dan membaca sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, dan terlebih lagi menemukan kutipan kutipan sejarah yang disamarkan dan bahkan diusahakan oleh pihak pihak tertentu untuk hilang dan tak terbaca oleh generasi penerus. Sangat disayangkan generasi penerus kahilangan kesempatan untuki mengenali siapa dan apa perjuangan para Kiyai mereka. Memang para santri mendapatkan kisah kisah itu dalam bentuk ceritera yang dikisahkan secara turun temurun. 

Tetapi bagi mereka yang tidak sempat menerima pendidikan di Pesantren Pesantren tentu saja tidak menerima penuturan kisah kisah treladan dari para Kiyai mereka, walaupun mereka sempat tinggal di suatu daerah dimana sebenarnya sempat hadir seorang ulama yang  tetapi sayang bukti kehadiran musnah dan tak terselamatkan dan mata rantai penegtahuan dan gagasan gagasan moeal mereka seperti terputus  tentu selain dari hanya beberapa diantaranya. 

Maka wajar saja jika terkadang muncul sejumlah kelompok seolah kurang memahami bagaimana Islam mengajar agar setiap seseorang itu harus ramah terhadap para ulama, sebagaimana dahulu para sahabat sangat ramah kepada Rasul sehingga mengeraskan suara melebihi suara beliau mereka tak sanggup. Sementara di Negeri kita sekarang banyak mereka yang nota bone Penganut Agama lain memiliki kesanggupan untuk mengata ngatai Ulama kita karena perbedaan politik bisa mereka maki maki bagai pesakitan atau pelaku kriminal yang sangat menjijikkan. Bhkan naya nama nama binatang mereka sebut, tetapi juga sesuatu yang sangat tak pantas disebut di muka umum. Salah satu penyebab mereka berani mengucapkan itu adalah karena dari pihak kita sendiri sebagai sesama penganut Islam, juga kadang muncul lontaran yang kurang sopan.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar