foto

foto

Minggu, 06 Desember 2020

SISTEM KEPARTAIAN DAN SISTEM PEMILIHAN KITA BURUK, NEGARA TERANCAM


LETIH JUGA RASANYA, membusungkan dada dan memuji muji Demokrasi, menyesal pula rasanya kita telah menogorbankan demikian banyak orang, harta dan biaya demi membela demokrasi, yang ternyata hasilnya adalah kejahatan yang semakin terang terangan. Ada seorang tokoh yang sangat meyakini bahwa malaikat sekalipun bila diberikan jabatan  di er demokrasi ini , maka malaikat itu akan berubah menjadi iblis.  Astaghfirullah tentu tak ikhlas rasanya Malaikat yang harus kita imani keberadaannya itu dilecehkan oleh seseorang yang termasuk memang sudah kenyang memangku berbagai jabatan. Dua pekan ini kita dikejutkan oleh penangkapan pejabat setingkat  Menteri karena pidana karupsi. Benarkan kata orang itu, Malaikat saja bisa berubah menjadi syaiton apatah lagi manusia. Saya sama sekali tak mendukung pendapat bahwa malaikat akan berubah menjadi Syaitan. 

Masih terbayang dipelupuk mata kita menari nari ria atas kejatuhan Reim Soeharto yang sudah 30 tahun berkuasa itu. Kita mengira bahwa dengan Demokrasi yang kita sanjungagungkan itu maka kebahagiaan telah lama menanti. Demokrasi yang memang beraroma harum itu ternyata menyimpan racun yang merusak. Dalam demokrasi itu sistem pembinaan kepartaian dan sistem Pemilihan kita  juateru mengancam kerusakan yang seperti tak akan terobati. Sejumlah putra outra terbaik sekarang terprosok ke jurang kehinaan. Mereka meringkuk ke dalam bui karena kasus kriminal. 

Harga demokrasi itu ternyata terlalu mahal, sehingga banyak mereka yang bergerak dalam bidang demokrasi yang sudah seringkali nampak lewat mindik mindik dikegelapan hari, sepertinya ada yang disembunyikan yangt tak boleh diliohat oleh siapapun baik kawan, apalagi lawan. Sukses KPU bekerja dikegelapan malam, lalu disusul DPR yang selain berpindah pindah lokasi juga lebih senang bekerja dikegelapan dan kesunyian malam. Mereka semua sukses pencapai tujuan, apalagi sejumlah jejak jejak bekas tapakannya bisa dhapus dengan sempuna, sejumlah draft UU yang beredar sebagai dokumen resmi itu dinyatakan hoax, dan segera muncul maklumat bahasa yang menyimpan atau menyiarkannya akan diancam UU ITE yang menakutkan itu. Prilaku semacam itu diluar dugaan ternyata membutuhkan biaya yang lebih boros. 

Mahalnya sistem politik dan Pemilihan seperti Pilkada, Pilpres dan lain lain itu. mengakibatkan banyak putra putra terbaik kita meringkuk dijeruji besi. Milyaran uang dana Pemeritah dikemplang untuk kepentingan partai dan politik secara luas. Adegan yang terakhir KPK memamerkan 7 koper yang berisikan milyaran rupiah sebagai hasil tangkap tangan. Dahulu di era SBY sebenarnya sudah disepakati Pilpres dan Pilkada dilaksanakan secara tidak langsung. SBY kembali surut ketika sejumlah kelompok yang suka main uang dalam pemilihan berteriak teriak bahwa itu langkah mundur dalam Demokrasi.

Ternyata tak ada niat lain bagi para Oligarki ekonomi ini selain niat cari keuntungan ekonomis dan finansial semata. Mereka sanggupo jorjoran demi untuk keuntungan yang lebih besar. Dan akibat dari itu semua maka perekonomian kita berjalan ditempat, para cukong cukong oligarki ini bisa berbuat sekehendaknya. Kemajuan ekonomi tidak ada, dan rakyatpun susah. 80% tanah sudah di kuasai para oligarki ini. Mereka telah mendirikan kerajaan  bisnis yang demikian gagah, mewah dan kukuh. Akibatnya lapangan kerja susah, jumlah orang terpelajar sangat terbatas, jumlah pemegang ijasah si, s2, kurang, s3 apalagi. Bangsa kita ini ternyata sangat sedikit orang pintarnya, lebih sedikit orang jujurnya, dan lebih sedikit orang beraninya. Kepada mereka penguasa akan lebih tunduk. Apalagi mereka yang rakus kekuasaan.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar